Kelas : 1B Nomor Absen :14 Nama : Mochammad Fikri Nuzulul Huda Lokasi : Kota Malang
PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
VTVM (Vacum Tube Volt Meter) atau biasa disebut Volt Meter Tabung Hampa merupakan alat ukur zaman kuno.HAM yaitu salah satu oraganisasi pecinta radio,di Indonesia disebut dengan Orari. Pada rangkaian PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSIONIni sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF,BPF sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF dank e Mixer yang ketiga ini termasuk Converter. Tidak lagi menggunakan frekuensi 455 KHz ,dikarenakan frekuensi tersebut terlalu sempit karena disini menggunakan MHz.Sehingga menggunakan standart yaitu 10,7 MHz.10,7 MHz untuk diterima di Superheterodyne saat demodulator akan menjadi tinggi atau bisa disebut dalam istilah komunikasi yaitu splatter.Selanjutnya,sebelum ke rangkaian Demodulator harus ada rangkaian Mixer,BPF (Band Past Filter) dan Oscilator crystal. Dimana di Mixer ini terjadi proses pencampuran antar frekuensi.Di BPF menjadi 455 KHz kurang dari setengah KHz.Dan pada rangkaian Oscilatornya terdapat X Tal atau oscilator crystal frekuensi frekuensi nya diperoleh dari 10,7 MHz – 455 dan hasilnya 10,245 MHz.Nilai tersebut tettap dan tidak akan berubah dan menggunan oscilator ini dikarenakan kualitasnya yang tinggi dan tidak bergeser geser.dipasaran juga beredan oscilator frekuensi 10,240 MHz .Dikarenkan di pasaran oscilator yang frekuensi 10,245 MHz sulit ditemukan dan akhirnya menggunakan oscilator yang 10.240 MHz yang menggunakan system PLL (Past Lock Loop) system penguncian fasa ikal balik.Oscilator Variable itu linier,sedangkan PLL tidak melainkan lompat lompat sebanyak 10 KHz bisa juga 5 KHz.Radio FM menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz.dan selanjutnya pada rangkaian BPF yang aslinya 455 KHz.Di BPF sendiri mempuyai atau ada Trimer ,trimer sendiri yaitu digunakan untuk mengubah dengan cara di putar putar dan akhirnya diubah frekuensi resonansinya menjadi 450 KHz.Dan akhinya pada Oscilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF yaitu 450 KHz untuk gambar bisa dilihat pada blog.Selanjutnya dihubungkan ke Modulator FM dank e Penguat Audio dan terakhir ke Speaker yang akan mengeluarkan suara. Pada modulator menggunakan FM dari pada AM, dikarenakan FM frekuensinya berubah ubah atau besar kecil sehingga mudah dideteksi oleh perangkat dirangkai disini.Untuk AM sendiri digunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector dan perubahan amplitudonyay pada AM yang bekerja pada frekuensi,sedangkan amplitudonya dari frekuensi suara jauh sama cariernya.Dan ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian tadi
KELAS : 1B NO URUT : 12 NAMA : LUTFI KURNIAWAN LOKASI : KOTA MALANG
• Antena menerima sinyal yang kecil, di kapasitor dipilih, dinperkeuat oleh penguat RF, Supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sempit, Sehingga sinyal kecil bisa diterima • ukuran sensitivity : tegangan yang masuk ke antena diukur dengab volt meter (mikro volt) yang mempunyai impedansi tinggi. • VTVM (vacum tube volt meter) : alat ukur kuno yang bisa mengukur hingga mikrovolt. diukur pada conector input pada antena • yang memilik VTVM biasanya adalah HAM (Hobby Amatir Radio) • semakin tinggi sensitivity, tegangan semakin tinggi, kualitas penerima superheterodyne semakin baik. • dari selectivity, ada kapasitor variable , kapasitor variabel naik maka kapasitansi kecil begitu juga sebaliknya apabila turun kapasitansi nya besar. untuk memutar rutor , as nya diputar , statornya tidak bergerak • selisih selalu selalu 455 , karena 1x saja disebut single conversion. permasalahannya kalau yang diterima f lebih besar , yang diterima dikalikan 10. 455 menjadi terlalu sempit. • akan banyak jaraknya antara titik 1 , dengan titik lainnya itu 1 MHz , jadinya resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensi yang tinggi • Solusinya , frekuensi medium (intermediate) harus lebih tinggi , frekuensi band pass filter juga harus lebih tinggi agar bisa memakai 10,7 MHz • Jika menerima sinyal 90 MHz , Disetelahnya ada frekuensi lain , maka bisa diterima juga (SPLAITER) mencampur 10,7 MHz dengan rangkaian osilator kembali ini terjadi di mixer nantinya , pada rangkaian ditambahkan mixer kembali dan BPF, namun bernilai 455 KHz di osilator , maka 10,7 MHz - 455 KHz = 10,245 MHz nilai ini tidak berubah-ubah , simbolnya kapasitor biasa • phase look loop : 10,240 •88 MHz : 108 MHz menggunakan modulasi fm pada BPF 455 KHz , di trim menjadi 450 KHz • AM : perubahan amplitudo , yang bekerja pada frekuensi 88 MHz - 108 MHz , sedangkan yang dihasilkan frekuensi terlalu jauh. • FM : akan mudah terbuka ketika digeser kanan ataupun kiri
Kelas : 1B No Absen : 13 Nama : Milinda Helma Safitri Lokasi : Kabupaten Probolinggo Lanjutan super heterodyne pada pertemuan kemarin terdapat sebuah rangkaian. Yang di mana antena menerima sinyal yang kecil, di kapasitor dipilih, diperkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima. ukuran dari sensitivity, yaitu Tegangan yang masuk ke antena diukur dengan voltmeter (mV) Yang mempunyai impedansi tinggi. NTVM => Alat ukur kuno yang bisa mengukur hingga microvolt. Singkatan dari NTVM sendiri adalah Vacum Tube Volt Meter, diukurkan pada konektor input antena, biasanya HAM (Hobi amati radio) Yang mempunyai VTVM. Sekarang yaitu mengenai Super heterodyne double conversion. Semakin tinggi sensitivity, tegangan semakin tinggi, kualitas penerima super heterodyne semakin baik. dari sisi selectivity ada kapasitor variabel, pada kapasitor variabel, naik => kapasitansi kecil, turun => kapasitansi besar. untuk memutar rutor, as nya di putar, stator tidak bergerak. Selisih nya adalah selalu 455 Khz, karena satu kali saja, disebut single conversion. Permasalahannya kalau yang diterima f >, yang diterima dikalikan 10, 455 menjadi terlalu sempit. Untuk memperkuat sinyal pada RF tinggi (katakanlah beberapa GHz) mahal dibandingkan dengan melakukan amplifikasi pada frekuensi yang lebih rendah. Beberapa dB gain RF biasanya cukup untuk memproses sinyal hingga ke level IF. Bandwidth filter input harus sedemikian rupa sehingga kurang dari jarak saluran (biasanya kurang dari bandwidth output) sehingga lebih mudah untuk diterapkan. Penguat IF biasanya di mana sebagian besar penguatan sinyal dilakukan dengan biaya yang relatif rendah dan kompleksitas yang rendah (dibandingkan dengan mencoba melakukan itu pada frekuensi yang lebih tinggi). Filter mencegah pendarahan dan menetapkan bandwidth sinyal ke bandwidth informasi. Akan banyak jaraknya, antara titik 1 dengan titik lainnya itu 1 MHz. Jadinya resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455, terlalu kecil pada frekuensi yang tinggi. Solusinya, frekuensi medium (Intermediate) harus lebih tinggi. Frekuensi Band Pass Filter juga harus lebih tinggi agar bisa memakai 10,7 MHz. Jika menerima signal 90 MHz, di sebelahnya ada frekuensi lain, maka bisa diterima juga (SPLAITER). Mencampur 10,7 MHz dengan rangkaian osilator kembali ini terjadi di mixer. Nantinya pada rangakaian ditambahkan mixer kembali dan BPF, namun bernilai 455 KHz = 10.245 MHz.nilai ini tidak berubah-ubah, simbolnya kapasitor Kristal, seperti kapasitor biasa. Phase lock loop => 10.240 MHz. 88 MHz => 108 MHz (menggunakan sistem modulasi FM). Pada BPF 455 KHz, di trim menjadi 450 KHz. Karena ditemukan teknologi PLL, maka yang harusnya 455 Khz menjadi 450 KHz. AM => perubahan amplitude, yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz, sedangkan yang dihasilkan frekuensi terlalu jauh. FM => akan mudah terbaca ketika digeser kanan ataupun kiri.
Kelas : 1B JTD No absen : 09 Nama : Dwiki Raditya K Lokasi : Kota Malang PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION Radio penerima FM superheterodyne merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan (Adjacent Channel Selectivity) dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagian intermediate frekuensi (IF), karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun dipilih stasiun yang berbeda. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram blok dari radio penerima FM superheterodyne. Sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF,BPF sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF dank e Mixer yang ketiga ini termasuk Converter. Prinsip Kerja Bagian Tuner (Penala) Radio Penerima FM Superheterodyne Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Voltmeter elektronik digunakan untuk mengukur tegangan langsung, RMS dan tegangan puncak sistem. Tabung vakum memiliki banyak keunggulan seperti memiliki impedansi masukan yang tinggi, rentang frekuensi yang lebar dan sensitivitas yang tinggi. Keuntungan paling signifikan dari VTVM adalah dapat menarik arus yang sangat sedikit dibandingkan dengan meter lainnya. Di VTVM, sinyal pengukuran langsung dipasok ke tabung vakum meteran. Tabung vakum memperkuat sinyal dan meneruskannya ke meteran defleksi. HAM yaitu salah satu oraganisasi pecinta radio,di Indonesia disebut dengan Orari. FM adalah metode untuk menyampaikan informasi melalui gelombang pembawa dengan memvariasikanfrekuensi, hal ini berbeda dengan system modulasi amplitudo (AM) dimana system AM amplitude dari gelombang pembawa yang bervariasi sedangkan frekuensi tetap constant. Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Pembahasan hari ini yakni melanjutkan tentang Rangkaian Penerima Radio Super Heterodyne. Dimulai dari antena yang menerima sinyal sangat kecil, lalu di kapasitor diseleksi atau dipilih mana sinyal yang paling besar,barulah disitu diperkuat oleh penguat radio frekuensi, Supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sempit, sehingga sinyal yang kecil ataupun sangat kecil bisa diterima dan ditangkap oleh rangkaian ini. Cara untuk mengukur Sesitivitas atau Sensitivity yaitu dilihat dari tegangan yang masuk ke antena dan diukur menggunakan voltmeter yang bisa mengukur hingga satuan mikroVolt dan mempunyai impedansi yang tinggi. Voltmeter yang bisa hingga mikroVolt ini adalah Voltmeter khusus,saat ini sudah jarang ditemukan,biasanya dapat ditemukan di sekelompok orang yang hobby mengoleksi dan disebut HAM. Yakni Hobby Amati Radio, disini biasanya ditemukan alat-alat yang sudah jarang ditemukan seperti alat ini. Alat Khusus ini disebut VTVM yaitu singkatan dari Vacum Tube Volt Meter. VTVM ini diukurkan pada connector input antena yang nantinya bisa diketahui tegangannya dalam satuan mikro Volt. Yang perlu diingat jika semakin tinggi sensitivity nya, maka semakin tinggi pula tegangannya, kualitas rangkaian penerima radio Super Heterodyne akan semakin baik. Jika kita melihat dari sisi selectivity,terdapat kapasitor variabel. Kapasitor variabel ini ada dua, dimana berbentuk seperti garis garis yang melengkung. Lalu memiliki dua bagian yang dinamakan Rutor dan Strator. As digunaka untuk memutar Rutor, sedangkan Strator nya tidak bergerak atau tetap. Jika pada kapasitor variabel itu naik, maka kapasitansinya semakin kecil. Sebaliknya, jika turun kapasitansi yang dihasilkan akan semakin besar. Selisih antar Band Pass Filter dan Osilator selalu 455KHz. Pada saat AM, kita menggunakan rangkaian mixer hanya satu, maka disebut Single Conversion. Memiliki masalah jika yang diterima oleh rangkaian ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi, maka 455KHz ini akan menjadi sempit sekali. Semisal pada contoh disebutkan 80MHz hingga 120MHz. Jika kita membuat garis garis maka setiap garis berjarak 1MHz, sedangkan 455Khz tidak sampai setengah dari 1MHz. Maka akan menyulitkan dan banyak yang akan tertangkap sinyalnya. Resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan akan semakin sulit untuk di seleksi karena frekuensi yang kecil yakni 455KHz. Itu menyulitkan karena terlalu kecil untuk frekuensi yang tinggi. Maka solusinya frekuensi medium atau intermediet harus lebih tinggi, pada frekuensi Band Pass Filter juga harus lebih tinggi, agar bisa terpakai maka menggunakan 10,7 MHz. Rangkaian ini sama dengan rangkaian penerima radio AM, yang membedakan pada rangkaian FM memiliki double converter. Jadi, misal menerima sinyal 90 MHz, disebelahnya ada frekuensi lain, maka bisa diterima juga yang disebut SPLATTER. Dua rangkaian ini mencampur 10,7 MHz dengan rangkaian osilator kembali.
kelas : 1B NO : 04 Nama : Amalia Nabila Lokasi : kediri
Penerima radio FM superheterodyne double conversion. Pada rangkaian penerima radio FM superheterodyne double conversion sama seperti single conversion teteapi mempunyai perbedaan. Menggunakan frekuensi 88mHz-108mHz dimana frekuensi pada antenna yaitu 90mHz. Antenna menerima sinyal yang kecil, di kapasitor dipilih, diperkuat oleh Rangkaian RF menerima sinyal kecil kemudian dipilih dengan kapasitor sehingga frekuensi diperkuat rangkaian RF sehingga sinyal-sinyal kecil dengan bandwith sempit bisa ditangkap oleh rangkaian. Tegangan dari antenna yang masuk penala merupakan ukuran untuk sensitivity. Yang digunakan untuk mengukur adalah voltmeter khusus dengan impedansi yang tinggi bukan multimeter biasa. Alat ukur jaman dahulu yang sekarang sudah jarang digunakan adalah VTVM ( vacum tube voltmeter). Semakin tinggi sensitivity artinya tegangan semakin tinggi kualitas dari pada penerima superheterodyne semakin baik. Dari sisi selectivity, ada kapasitor variabel. Pada kapasitor variabel jika nilai kapasitansinya kecil maka akan naik sedangkan jika nila kapasitansinya besar maka akan turun. Untuk memutar rutor, as nya diputar, stator tidak bergerak. Jika semakin naik, maka kapasitansinya akan semakin semakin kecil, dan sebaliknya, jika diputar turun, maka kapasitansinya akan semakin besar. Semakin luas permukaan yang berhadap-hadapan nila kapasitansinya besar. Pada frekuensi resonansi anatara band pass filter dan oscillator selisihnya adalah 455. Karena satu kalinya saja maka disebut single conversation. Permasalahannya jika yang diterima frekuensi lebih, yang diterima dikalikan 10. Pada frekuensi 455 terlalu sempit. Antenna bandwith harus sangat luas. Pada gambar terdapat 40 garis satu garisnya yaitu 1mHz antara 80-120. Antara resonansi di oscillator dan rangkaian penala itu berdekatan maka tidak bisa diseleksi karena 455 terlalu kecil dengan frekuensi tinggi. Solusi yaitu frekuensi intermediate harus lebih tinggi. Band pass filter harus lebih tinggi. Demodulatornya adalah demodulator FM. Bandwith lebar akan masuk ke penerima untuk mengatasi itu sebelum demodulator akan ada di mixer. Nantinya, pada rangkaian ditambahkan mixer Kembali dan band pass filter, namun bernilai 455kHz. Mixer mencampur 10,7 mHz dengan rangkaian oscillator lagi. oscilator ke variabel oscillator fix karena sudah pasti 10,7 mHz dan 455 kHz, menggunakan oscillator kristal karena kualitas tinggi tidak bergeser-geser. Karena ditemukan teknologi phase lock loop, pada phase lock look terdapat 10,240. maka yang seharusnya 455 kHz menjadi 450 kHz. Pada frekuensi 88mHz-108mHz terdapat pada modulasi FM. Pada modulasi AM perubahan amplitude yang bekerja pada frekuensi suara terlalu jauh antara frekuensi suara dan carrier. Pada frekuesni 30 mHz kebawah menggunakan modulasi AM. Metode phase lock loop dan diskriminan untuk memisahkan frekuensi informasi dan carrier. Pada rangkaian FM akan mudah terbaca Ketika digeser kanan ataupun kiri. Maka jika pada AM yang terjadi adalah perubahan amplitudo.
Kelas : 1B No.Absen : 17 Nama : Muhammad Fauzan Ardika Akbar Lokasi : Jombang PENERIMA FM SUPERHETERODYN (DOUBLLE CONVERSION) Pada gambar tersebut sinyal yang diterima 90 MHz karena pada rangkaian penerima FM superheterodyne ini menerima sinyal frekuensi kecil. Lalu masuk ke rangkaian pelana dimana pada rangkaian ini terdapat alat ukur tegangan yang memiliki impedansi tinggi sehingga dapat mengukur hingga microvolt. Alat ukur yang bisa adalah alat ukur kuno yaitu VTVM (Vacum Tube Volt Meter). Pada rangkaian ini dilihat dari sensitifitasnya, semakin tinggi tegangan dalam microvolt maka sensitivitas makin tinggi sehingga kualitas dari penerima superheterodyne ini makin baik. Lalu diperkuat dengan rangkaian RF. Osilator meresonansikan frekuensi sehingga dapat masuk pada rangkaian selanjutnya yang kemudian masuk ke Band Pass Filter yang memiliki frekuensi 10,7 MHz setelah mengalami mixer atau pencampuran. Berbeda dengan penerima AM yaitu setelah Band Pass Filter yang 10,7 MHz masuk kedalam mixer lagi. Dimana osilator yang digunakan adalah osilator krital yang memiliki frekuensi 10,245 MHz. Osilator Kristal dipasaran juga diedarkan dengan frekuensi 10,240 MHz, jika menggunakan osilator Kristal tersebut maka Band Pass Filter setelahnya menggunakan frekuensi 455 KHz. Diperolehnya nilai 10,245 MHz adalah dari 10,7 MHz dikurangi dengan 455 KHz. Setelah melalui mixer kedua masuk ke BPF yang memiliki frekuensi 455 KHz. Sinyal yang telah di mixer kedua masuk ke Band Pass Filter lalu masuk ke Demodulator FM, dimana di deteksi modulasinya. Setelah melewati rangkaian Band Pass Filter, dikuatkan kembali di penguat audio yakni AF. Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga penerima radio bisa menerima namun meluber. Osilator Kristal yang memiliki frekuensi 10,240 MHz digunakan untuk variable osilator PLL (Phase Lock Loop) system penguncian fasa ikal balik. Oscilator Variable itu linier,sedangkan PLL tidak melainkan lompat lompat sebanyak 10 KHz bisa juga 5 KHz.Radio FM menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz.dan selanjutnya pada rangkaian Band Pass Filter yang aslinya 455 KHz.Di Band Pass Filter sendiri mempuyai atau ada Trimer ,trimer sendiri yaitu digunakan untuk mengubah dengan cara di putar putar dan akhirnya diubah frekuensi resonansinya menjadi 450 KHz. Untuk AM sendiri digunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector dan perubahan amplitudonyay pada AM yang bekerja pada frekuensi,sedangkan amplitudonya dari frekuensi suara jauh sama cariernya.Dan ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian di atas. Adapun organisasi yang mengumpulkan orang-orang yang hobi di bidang radio disingkat HAM. Dan ada juga ORARI yaitu organisasi pecinta radio di Indonesia.
Kelas : 1B JTD Absen :10 Nama : Haidar Rafid Ramadhan Lokasi : Pandaan ,Kab.Pasuruan
Penerima Radio SuperHeterodyne Double Connversion (FM) merupakan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah itu untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah karena bagian yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun pada stasiun yang berbeda. Splatter -> jika menerima sinyal 90 Mhz dan terdapat pemancar lagi 9,2 Hz yang bisa diterima.Penyebab dari spletter sendiri dari pemancar yang bandwidthnya terlalu lebar, untuk mengatasinya yaitu setelah blok/rangkaian Band Pass filter yang terdapat mixer tambahan lagi • Pada penerima FM ini ada yang untuk mengukur sensivity kemudian ditrimmernya sampai dengan yang besar frekuensinya yang nantinya bisa mengukr microvolt. Semakin tinggi sensivitynya maka tegangan mikrovoltnya juga semakin tinggi dan kualitas penerima superheterodyne nya akan semakin baik. • Terdapat juga alat pengukur frekuensi terdahulu yaitu VTVM -> Vacum Tube Voltmeter atau bisa disebut juga voltmeter tabung hampa.
• Semakin banyak ruas yang berhadapan maka kapasitansinya semakin besar ,begitu pula semakin sedikit ruasnya maka semakin kecil pula kapasitansinya. • AM : perubahan pada amplitudo , pada frekuensi 88 MHz - 108 MHz , sedangkan yang dihasilkan terlalu jauh. • FM : mudah terbuka ketika digeser kanan ataupun kiri
Rangkaian Oscilator terdapat X Tal atau oscilator crystal frekuensi yang diperoleh dari 10,7 MHz – 455 dan hasilnya 10,245 MHz.Nilai tersebut tetap dan tidak akan berubah dan menggunan oscilator ini dikarenakan kualitasnya yang tinggi dan tidak bergeser geser. dipasaran juga beredan oscilator frekuensi 10,240 MHz .Dikarenkan di pasaran oscilator yang frekuensi 10,245 MHz sulit ditemukan ,yang akhirnya menggunakan oscilator yang 10.240 MHz dengan system PLL (Past Lock Loop) system penguncian fasa ikal balik.Oscilator Variable : linier,sedangkan PLL : tidak memungkinkan lompat lompat sebanyak 10 KHz bisa juga 5 KHz
Di BPF mempuyai atau ada Trimer ,digunakan untuk mengubah dengan cara di putar putar dan akhirnya diubah frekuensi resonansinya menjadi 450 KHz.Dan akhinya pada Oscilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF yaitu 450 KHz untuk gambar bisa dilihat pada blog. Selanjutnya dihubungkan ke Modulator FM dank E Penguat Audio dan yang terakhir ke Speaker yang akan mengeluarkan suara. Pada modulator menggunakan FM dari pada AM, dikarenakan FM frekuensinya berubah ubah atau besar kecil sehingga frekuensi tersebut mudah dideteksi oleh perangkat .Untuk AM menggunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector ,sedangkan amplitudonya berselisih pada cariernya. Ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian tadi
Untuk pembahasan kali ini tentang Rangkaian Penerima Radio Super Heterodyne Antenna menerima sinyal yang kecil dan akan dipilih oleh kapasitor di perkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sangat sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima, dan untuk ukuran sensifitynya menjadi tegangan yang masuk ke antenadiukur dengan voltmeter (mV) yang mempunyai impedansi tinggi, vacuum tube volt meter yaitu alat ukur kuno yang bisa mengatur hingga microvolt, diukurkan pada conector input antenna, biasanya HAM (hobby amatir meradio) yang mempunyai VTVM dan semakin tinggi sensivity, tegangan akan semakin tinggi dari selectivity ada kapasitor variable, pada kapasitor variable akan naik ke kapasitansinya menjadi kecil lalu turun menjadi kapasitansi besar untuk memutar rutor as nya diputar staker nya tidak bergerak silisihnya akan selalu 455 karena 1 kali saja disebut single conversionper. masalahnya ada jika yang diterima f yang diterima akan dikalikan 10, 455 menjadi terlalu sempit, dan Panjang gelombang 80mhz ke 120mhz dan daei peristiwa tersebut akan banyak jaringan antara titik 1 dengan titrik lainya itu 1mhz jadi resonansinya di osilatornya dan rangkaian pada panal semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensi yang menjadi tinggi, dan untuk solusinya yaitu frekuensi medium atau intrermadiete harus lebih tinggi frekuensi band pass filter jangan harus menjadi semakin tinggi, agar bisa memakai 10,7 Mhz, Pada saat AM, kita menggunakan rangkaian mixer hanya satu, maka disebut Single Conversion. Memiliki masalah jika yang diterima oleh rangkaian ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi, maka 455KHz ini akan menjadi sempit sekali. Semisal pada contoh disebutkan 80MHz hingga 120MHz. Jika kita membuat garis garis maka setiap garis berjarak 1MHz, sedangkan 455Khz tidak sampai setengah dari 1MHz. Maka akan menyulitkan dan banyak yang akan tertangkap sinyalnya. dan diagram blok nya bisa dijelaskan antenna kemudian ke band pas filter lalu menjadi RF kemudian di MIXER untuk menjadi 10,7mhz lalu dimodulatrkan FM menuju ke penguat radio keluar menjadi suara di speaker, dan jika menerima sinyal 90Mhz, dan disebelahnya ada frek lain, maka akan bisa diterima juga (SPLAITER), dan mencampur 10,7Mhz dengan rangkaian osilator Kembali ini terjadi di mixer dan nantinya pada rangkaian ditambahkan mixer kembali dan BPF namun bernilai 455KHz di osilator maka 10,7 MHz – 455KHz = 10,245 MHz nilai ini tidak berubah ubah simbolnya kapasitor kristal seperti kapasitor biasa phase look pada loop akan menjadi 10,240 MHz pada BFF 455KHz ditrim menjadi 450KHz karena ditemukan teknologi pll maka hasilnya 455KHz menjadi 450KHz dan di AM kan menjadikan perubahan amplitude yang berkerja pada frekuensi 88MHz-108MHz sedangkan ynang dihasilkan frekuensi terlalu jauh, FM akan mudah terbaca Ketika digeser kanan ataupun kiri
Kelas : 1B No : 06 Nama: Anisa Davina Salsabilla Lokasi : Kota Malang Penerima radio fm Super heterodyne Antena menerima sinyal yang kecil di kapasitor dipilih di perkeuat oleh penguat RF Supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sempit Sehingga sinyal kecil bisa diterima Radio penerima yang digunakan sampai sekarng disebut super heterodyne Diharapkan yang mempunyai sensityvitas yang tinggi dengan itu bisa membuat rangkaian RF Menerima sinyal kecil sekali kemudian dipilih oleh kapasitor lalu dapatkan frekuensi dan diperkuat oleh penguat RF sinyal sinyal kecil diperkuat oleh penguat RF sehingga dapat diterima oleh rangkaian tersebut Tegangan mempengaruhi sensitivity diukur menggunakan voltmeter yang bisa mengukur mikrovolt Syaratnya impedansinya tinggi VTVM adalah vacum tube volt meter atau voltmeter tabung hampa dikaitkan di input antena Diukur berupa mikro volt HAM adalah hobi amati radio,organisasi pecinta radio kalau di Indonesia namanya ORARI Semakin tinggi sensitivity maka tegangan semakin tinggi maka akan semakin baik kualitas penerima superheterodyne Maka tidak bisa diseleksi karena terlalu kecil frekuensinya yang dimaksud adalah Vhf( Very high frekuensi ) 30 - 300MHz solusinya yaitu frekuensi intermediet atau IF harus lebih tingi atau frekuensi band pass filter harus lebih tingi Jadi standar yang digunakan 10,7MHz Membuat yang memungkinkan menerima frekeuensi tinggi Band pass filter jangan 455 karena terlalu kecil tidak dapat menemukan high frekeunsi Maka harus yang dari pabrik yang standart yang dapat menerima yaitu frekuensi 10,7MHz Antena 90Mhz dan band pass filter dibuat 10,7MHz,10,7MHz untuk diterima di Rangkaian penerima superheterodyne digabung dengan demodulator 0,7 terlalu tinggi akhirnya terjadi splatter atau mbleber Untuk mengatasi splatter sebelum demodulator dikasih nixer lagi gunanya mencampur 10,7MHz dengan osilator lagi dan di band pass filter bukan lagi 10,7MHz melainkan 455KHz itu sudah fiks Phae Lock Loop adalah,misalnya ada frekuensi 10,249MHz untuk menjadi 10KHz adalah 2 pangkat 8 Maka akan melompat lompat setelah 10KHz selama 8Kali Osilator krystal 10,245MHz ada tapi sekarang jarang dijual,Dan yang banyak digunakan yang 10,240MHz Demodulatornya FM dan modulasinya juga FM Kalau yang berubah ubah frekuensi maka dapat diseleksi pada FM Pergeseran Frekuensi dari 88-108MHz Pada saat memakai headphone lebih jelas karena frekuensi lebih luas dan powernya kecil Telekomunikasi yang diperhatikan adalah filter dan komponen komponen Demodulator yang digunakan adalah demodulator FM Metode nya diskriminator dan metode PLL Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88mhz – 108mhz sedangkan yang dihasilkan frek suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri.
Kelas : 1B JTD No Urut Absen : 23 Nama : Zaenaldo Pratikawa Prastianto Lokasi : Kabupaten Kediri
Radio penerima FM superheterodyne (Double Conversion) merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan (Adjacent Channel Selectivity) dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagian intermediate frekuensi (IF), karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun dipilih stasiun yang berbeda.
Bagian bagian blok diagram radio penerima FM superheterodyne: 1. Antena penerima (Receiving Antena) : berfungsi menangkap gelombang elektromagnetik termodulasi yang bersal dari antena pemancar radio. 2. Penguat RF (RF Amplifier) : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke bagian Mixer (pencampur). 3. Oscilator lokal (Local Oscilator) : berfungsi untuk mebangkitkan gelombang frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF (10,7 MHz lebih tinggi dari RF). Dimana hasilnya akan diteruskan ke bagian Mixer. 4. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari pencampuran sinyal pada mixer adalah Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz. 5. Penguat IF (IF Amplifier) : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok limiter. 6. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata). 7. AGC Detector (Automatic Gain Control / Pengendali Penguatan Otomatis) : berfungsi unutk mengatur tegangan output limiter secara otomatis agar tetap stabil. 8. Discriminator (Detektor FM) : berfungsi untuk membuang frekuensi termodulasi dan mengambil isyarat informasi untuk diteruskan ke penguat audio dengan cara mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio). 9. De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar. 10. Penguat Audio (Audio Amplifier) : berfungsi untuk menguatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan ke suatu pengeras suara. 11. Speaker (pengeras suara) : berfungsi untuk mengubah sinyal atau getaran listrik dengan frekuensi audio (AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Frekuensi lain yang besarnya sama dengan frekuensi kerja ditambah dua kali IF disebut image frequency. Misalnya frekuensi yang dikehendaki 3.855 Kc dan IF 455 Kc, maka image frequency adalah 4.755Kc. Bila signal ini ikut masuk dan bercampur dengan Local Oscillator 4.310 Kc akan menghasilkan frekuensi 455 Kc lain, yang ikut masuk juga ke IF amplifier. Salah satu jalan untuk meniadakan gangguan image frekuensi adalah dengan double conversion superheterodyne. Konversi pertama dilakukan dengan memilih frekuensi yang cukup tinggi, setelah itu baru dikonversi ke 455 Kc.
NAMA :TIYA DIAH ANGESTI KLS :1B ABSEN :22 LOKASI :KEDIRI
Untuk pembahasan kali ini tentang Rangkaian Penerima Radio Super Heterodyne Antenna menerima sinyal yang kecil dan akan dipilih oleh kapasitor di perkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sangat sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima, dan untuk ukuran sensifitynya menjadi tegangan yang masuk ke antenadiukur dengan voltmeter (mV) yang mempunyai impedansi tinggi, vacuum tube volt meter yaitu alat ukur kuno yang bisa mengatur hingga microvolt, diukurkan pada conector input antenna, biasanya HAM (hobby amatir meradio) yang mempunyai VTVM dan semakin tinggi sensivity, tegangan akan semakin tinggi dari selectivity ada kapasitor variable, pada kapasitor variable akan naik ke kapasitansinya menjadi kecil lalu turun menjadi kapasitansi besar untuk memutar rutor as nya diputar staker nya tidak bergerak silisihnya akan selalu 455 karena 1 kali saja disebut single conversionper. masalahnya ada jika yang diterima f yang diterima akan dikalikan 10, 455 menjadi terlalu sempit, dan Panjang gelombang 80mhz ke 120mhz dan daei peristiwa tersebut akan banyak jaringan antara titik 1 dengan titrik lainya itu 1mhz jadi resonansinya di osilatornya dan rangkaian pada panal semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensi yang menjadi tinggi, dan untuk solusinya yaitu frekuensi medium atau intrermadiete harus lebih tinggi frekuensi band pass filter jangan harus menjadi semakin tinggi, agar bisa memakai 10,7 Mhz, Pada saat AM, kita menggunakan rangkaian mixer hanya satu, maka disebut Single Conversion. Memiliki masalah jika yang diterima oleh rangkaian ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi, maka 455KHz ini akan menjadi sempit sekali. Semisal pada contoh disebutkan 80MHz hingga 120MHz. Jika kita membuat garis garis maka setiap garis berjarak 1MHz, sedangkan 455Khz tidak sampai setengah dari 1MHz. Maka akan menyulitkan dan banyak yang akan tertangkap sinyalnya. dan diagram blok nya bisa dijelaskan antenna kemudian ke band pas filter lalu menjadi RF kemudian di MIXER untuk menjadi 10,7mhz lalu dimodulatrkan FM menuju ke penguat radio keluar menjadi suara di speaker, dan jika menerima sinyal 90Mhz, dan disebelahnya ada frek lain, maka akan bisa diterima juga (SPLAITER), dan mencampur 10,7Mhz dengan rangkaian osilator Kembali ini terjadi di mixer dan nantinya pada rangkaian ditambahkan mixer kembali dan BPF namun bernilai 455KHz di osilator maka 10,7 MHz – 455KHz = 10,245 MHz nilai ini tidak berubah ubah simbolnya kapasitor kristal seperti kapasitor biasa phase look pada loop akan menjadi 10,240 MHz pada BFF 455KHz ditrim menjadi 450KHz karena ditemukan teknologi pll maka hasilnya 455KHz menjadi 450KHz dan di AM kan menjadikan perubahan amplitude yang berkerja pada frekuensi 88MHz-108MHz sedangkan ynang dihasilkan frekuensi terlalu jauh, FM akan mudah terbaca Ketika digeser kanan ataupun kiri
Kelas : 1B Absen : 16 Nama : Muhammad Burhanudin Lokasi : Kota Malang
Penerima FM Superheterodyne Double Conversion
Radio Penerima Superheterodyne umumnya terdiri dari antenna penerima, rangkaian penala, penguat RF, Mixer, Variable Osilator, rangkaian BPF, Demodulator, Penguat Audio dan Speaker. Antena digunakan untuk menerima sinyal radio. Rangkaian penala digunakan untuk memilih sinyal tertentu dari semua sinyal yang ditangkap antenna. Penguat RF berfungsi untuk menguatkan sinyal yang telah dipilih oleh rangkaian penala. Variabel Osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal dengan frekuensi tertentu untuk kemudian digabungkan dengan sinyal yang dikuatkan oleh penguat RF. Mixer digunakan untuk menggabungkan sinyal dari penguat RF dan Variable Osilator. Frekuensi dari sinyal keluaran Mixer adalah selisih frekuensi sinyal penguat RF dan frekuensi sinyal Variable Osilator. Rangkaian BPF digunakan untuk melewatkan sinyal dengan frekuensi tertentu. Demodulator digunakan untuk memisahkan sinyal carrier/pembawa dengan sinyal informasi yang berupa suara. Speaker digunakan mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara sehingga bisa didengar manusia.
Bagian Penguat RF, Mixer, dan Variable Osilator disebut blok converter. Berdasarkan jumlah converter, radio penerima superheterodyne dibagi menjadi Radio Penerima Superheterodyne Single Conversion dan Radio Penerima Superheterodyne Double Conversion. Penerima Superheterodyne Single Conversion biasanya digunakan pada Radio Penerima AM, sedangkan penerima Superheterodyne Double Conversion biasanya digunakan pada Radio Penerima FM.
Pada Converter, Mixer digunakan untuk menggabungkan sinyal RF dengan sinyal Osilator, keluarannya berupa sinyal dengan frekuensi selisih frekuensi sinyal RF dan frekuensi sinyal Osilator. Converter pertama pada Penerima FM Superheterodyne Double Conversion menghasilkan sinyal IF (Intermediate Frequency) 10,7 MHz. Artinya frekuensi sinyal pada Penguat RF dan frekuensi sinyal pada Variable Osilator memiliki selisih 10,7 MHz. kemudian sinyal tersebut dikirim ke rangkaian Band Pass Filter yang melewatkan frekuensi di sekitar 10,7 MHz. Converter kedua menghasilkan sinyal dengan frekuensi 450 KHz atau 455 KHz tergantung frekuensi osilator. Jika frekuensi sinyal yang dihasilkan osilator adalah 10,245 MHz, sinyal yang dihasilkan Converter berfrekuensi 455 KHz. Jika frekuensi sinyal yang dihasilkan osilator adalah 10,240 MHz sinyal yang dihasilkan Converter berfrekuensi 450 KHz.
Pada Penerima FM Superheterodyne Double Conversion, Variabel kapasitor digunakan untuk mengubah-ubah Band Pass Filter pada Rangkaian Penala dan Variabel Osilator (Osilator Converter pertama). Sedangkan Osilator pada Converter Kedua menggunakan kristal. Osilator Kristal 10,240 MHz menggunakan sistem PLL (Phase Lock Loop) atau sistem penguncian ikal balik. Osilator yang menggunakan variabel kapasitor frekuensi resonansinya diubah secara linear, sedangkan osilator yang menggunakan kristal, frekuensi resonansinya diubah secara step per step atau lompat lompat. Jarak per lompatannya biasanya 10 KHz atau 5 KHz.
Radio FM biasanya menggunakan frekuensi di sekitar 88 MHz – 108 MHz. Pada rangkaian BPF juga terdapat trimmer untuk memangkas frekuensi 455 KHz menjadi 450 KHz. Cara menggunakan Trimmer adalah dengan diputar-putar. Sinyal radio dengan frekuensi 30 MHz dan dibawahnya lebih baik menggunakan AM karena frekuensi tersebut masih dapat dideteksi oleh Detector. Metode Demodulator FM ada 2, yaitu Diskriminator dan Phase Lock Loop.
Kelas 1B Absen 21 Nama : Tapta Arif Saputra Lokasi Kota Malang
Radio penerima AM superheterodyne merupakan pengembangan teknologi dari radio penerima jenis Tuned Radio Frequency (TRF). Radio penerima AM superheterodyne dibuat untuk memperbaiki tingkat selektivitas saluran siaran AM (chanel AM) yang berdampingan (adjacent channel selectivity) yaitu dengan menitik beratkan proses selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (intermediate frekuensi / IF). radio penerima AM superheterodyne berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi AM dari pemancar radio AM dan melakukan proses demodulasi terhadap sinyal tersebut sehingga diperoleh kembali sinyal informasi (AF) dari pemancar AM tersebut. Gelombang elektromagnetik dari pemancar AM pertama kali diterima oleh antena penerima radio AM superheterodyne, dan kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari semua sinyal yang dapat diterima oleh antena oleh bagian tuner (Penguat RF, Oscilator Lokal dan Mixer) sehingga diperoleh sinyal IF. Sinyal yang IF tersebut kemudian diperkuat sampai pada suatu tingkat yang dapat digunakan oleh bagian selanjutnya. Proses selanjutnya adalah demodulasi sinyal radio yaitu proses pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier / sinyal pembawa yang dilakukan di demodulator AM atau detektor AM sehingga diperoleh sinya informasi (AF). Sinyal informasi (AF) ini kemudian dikuatkan sehingga dapat menggerakan speaker pada radio penerima AM superheterodyne dan sinyal informasi tersebut dapat direproduksi kembali dalam bentuk gelombang suara yang dapat didengan manusia. rangkain Penerima Radio Super Heterodyne Antenna menerima sinyal yang kecil dan akan dipilih oleh kapasitor di perkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sangat sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima, dan untuk ukuran sensifitynya menjadi tegangan yang masuk ke antenadiukur dengan voltmeter (mV) yang mempunyai impedansi tinggi, vacuum tube volt meter yaitu alat ukur kuno yang bisa mengatur hingga microvolt, diukurkan pada conector input antenna, biasanya HAM (hobby amatir meradio) yang mempunyai VTVM dan semakin tinggi sensivity, tegangan akan semakin tinggi dari selectivity ada kapasitor variable, pada kapasitor variable akan naik ke kapasitansinya menjadi kecil lalu turun menjadi kapasitansi besar untuk memutar rutor as nya diputar staker nya tidak bergerak silisihnya akan selalu 455 karena 1 kali saja disebut single conversionper. masalahnya ada jika yang diterima f yang diterima akan dikalikan 10, 455 menjadi terlalu sempit, dan Panjang gelombang 80mhz ke 120mhz dan daei peristiwa tersebut akan banyak jaringan antara titik 1 dengan titrik lainya itu 1mhz jadi resonansinya di osilatornya dan rangkaian pada panal semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensi yang menjadi tinggi, dan untuk solusinya yaitu frekuensi medium atau intrermadiete harus lebih tinggi frekuensi band pass filter jangan harus menjadi semakin tinggi, agar bisa memakai 10,7 Mhz, Pada saat AM, kita menggunakan rangkaian mixer hanya satu, maka disebut Single Conversion. Memiliki masalah jika yang diterima oleh rangkaian ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi, maka 455KHz ini akan menjadi sempit sekali
Kelas : 1B Nomor Urut Absen : 03 Nama : Aliefian Ericko Putra Lokasi : Kota Pasuruan
Pada rangkaian Penerima Radio Fm Superheterodyne Double Conversion sama dengan single conversion tetapi memiliki beberapa perbedaan. Superheterodyne Double Conversion menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz, dimana di frekeunsi yang di antena yaitu 90 MHz. VTVM (Vacum Tube Volt Meter) : alat ukur kuno yang bisa mengukur hingga mikrovolt. diukur pada conector input pada antena Antena penerima (Receiving Antena) : berfungsi menangkap gelombang elektromagnetik termodulasi yang bersal dari antena pemancar radio. Penguat RF (RF Amplifier) : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke bagian Mixer (pencampur). Variable Oscilator : berfungsi untuk mebangkitkan gelombang frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF (10,7 MHz lebih tinggi dari RF). Dimana hasilnya akan diteruskan ke bagian Mixer. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari pencampuran sinyal pada mixer adalah Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz. Penguat IF (IF Amplifier) : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok limiter. Limiter (pembatas) : berfungsi untuk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata). AGC Detector (Automatic Gain Control / Pengendali Penguatan Otomatis) : berfungsi unutk mengatur tegangan output limiter secara otomatis agar tetap stabil. Discriminator (Detektor FM) : berfungsi untuk membuang frekuensi termodulasi dan mengambil isyarat informasi untuk diteruskan ke penguat audio dengan cara mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio). De Modulator : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar. Penguat Audio (Audio Amplifier) : berfungsi untuk menguatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan ke suatu pengeras suara. Speaker (pengeras suara) : berfungsi untuk mengubah sinyal atau getaran listrik dengan frekuensi audio (AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Prinsip kerja penala radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan variabel oscilator dimana oscilator akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Radio FM biasanya menggunakan frekuensi di sekitar 88 MHz – 108 MHz. Pada rangkaian BPF juga terdapat trimmer untuk memangkas frekuensi 455 KHz menjadi 450 KHz.
Kelas: 1B No. Absen: 02 Nama: Ahya Taufiq Akbar Lokasi: Kota Malang
Rangkaian Penerima Radio Super Heterodyne.
Rangkaian Uper Heterodyne adalah rangkaian penerima sinyal radio yang mana mempunyai beberapa tahapan, tahapan tahapan tersebut akan mempengaruhi hasil keluaran dari rangkaian tersebut, terdapat single process dan juga double process yang mana single process sudah dibahas pada pertemuan kemarin.
Pada rangkaian Superheterodyne, rangkaiannya akan semakin bagus apabila mempunyai sensitifity yang tinggi, Khususnya pada ranikaian Osilator dan BPF nya, di kedua blok tersebut terdapat masing masing sebuah kapasitor variable yang dapat di ubah nilainya, Pada kapasitor ini terdapat Rotor dan Stator yang dapat mengatur hasil keluaran dari kapasitor tersebut.
Pada Rangkaian Superheterodyne, terkadang terdapat suatu frequensi bayangan, hal ini biasa terjadi apabila terdapat suatu pemancar yang mempunyai bandwith frequensi yang terlalu luas, sehingga suaranya masih dapat didengar meskipun berada di frequensi yang lain, maka dari itu pada rangkaian Superheterodyne terdapat double Conversion, yang mana frequensi IF nya akan lebih tinggi lagi untuk menyesuaikan, dikarenakan maslah ini, akan timbul masalah seperti Splatter, Splatter adalah gangguan yang terjadi pada peralatan elektronika yang disebabkan oleh pancaran RFI dari sebuah pemancar radio, dapat berupa gelombang bias ataupun noise yang lain.
Pada Rangkaian Double Conversion Biasanya menggunakan Frequensi VHF atau Very High Frequension (88 MHz sampai 108 MHz) yang modulasinya menggunakan FM, Pada rangkaian Double Conversion terdapat beberapa rangkaian tambahan seperti oscillator tambahan dengan kapasitor crystal dan BPF dengan frequensi 255 KHz ataupun 250 KHz, Pada oscillator ke 2 terkadang juga terdiri dari 10.245 KHz atau 10.240KHz, Maka dari itu BPF setelahnya terkadang juga 255 KHz ataupun 250 KHz, hal ini terjadi dikarenakan mencari perangkat kapasitor yang 10.245 KHz terkadang sulit sehingga pada Band Pass Filternya juga di ganti menjadi 255 KHz ataupun 250 KHz.
Kapasitor Kristal dipilih pada oscillator yang kedua dikarenakan kapasitor kristal mempunyai keluaran yang bagus dan lebih stabil daripada kapasitor jenis lain, sehingga hasilnya tidak akan berubah. Sebenarnya kapasitor dengan frequensi 10.240 MHz digunakan untuk keperluan lain, seperti PLL atau Phase Lock Loop, Phase Lock Loop adalah Penguncian Fase dengan cara menggunakan metode pengulangan. Dikarenakan adanya ketidak sesuaian dengan Kapasitor di oscillator, maka BPF harus disesuaikan lagi agar selisihnya tetap 40 dengan cara memutar sekrup yang ada di tengah BPF agar Frequensinya menjadi 255 KHz atau Ke Frequensi yang lain agar selisihnya tetap 40 dengan keluaran dari kapasitor rangkaian sebelumnya.
Speaker hanya bisa mengeluarkan frequensi sebesar 15.000 KHz saja, Semakin kecil daya nyam aka suara yang dihasilkan oleh speaker akan semakin bagus, hal ini dapat terjadi dikarenakan frequensi semakin kecil dayanya maka frequensi yang akan dihasilkan oleh suatu speaker akan semakin luas. Inilah kenapa suara yang dihasilkan oleh headshet terasa lebih bagus dan jernih.
Kelas : 1B Absen : 20 Nama : Salwa Maulida Zahri Lokasi : Kota Malang
Antena menerima sinyal sinyal yang bandwitch nya kecil lalu dikuatan oleh rangkaian RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwicth yang sempit bisa diterima. Yang menjadi ukuran sensitivity adalah tegangan yang masuk pada rangkaian penala. Mengukur sensitivity diukur menggunakan Voltmeter dalam satuan mV (mikro volt). Dengan mengukur menggunakan voltmeter ada syarat khusus yaitu mempunyai impedansi tinggi dan dapat diukur dalam mikro volt. Perangkat alat kuno yang masih digunakan sampai sekarang adalah VTVM (Vacum Tube Volt Meter)/ Volt Meter Tabung Hampa. Ini diukurkan pada input antenna dari penerima antenna, tetapi jarang ada yang punya. Biasannya HAM ( Hobby Amatir Radio), kalau di Indonesia namanya ORARI. Semakin tinggi sensitivity artinya tegangan dalam mikro volt semakin tinggi maka sensitivity nya dan kualitas penerima semakin baik. Dari sisi selectivity terdapat kapasitor variable AS yang diputar bersama sama tetapi stator tidak bergerak. Selisih BPF dan Oscilator selalu selisih 455 KHz. Yang lemah tidak dipilih (frekuensi bayangan). Kemudian dicampur antara 2 frekuensi tersebut di mixer lalu di BPF satu kali saja mangkannnya disebut single conversation Lalu ke demodulator terakhir ke penguat audio.. Permasalahannya kalau yang diterima frkuensi besar maka 10. 455 MHz menjadi terlalu sempit. Akan ada banyak jarak antara 1 titik ke titik lainnya adalah 1 MHz . jadinya resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensii tinggi. VHF antara 30 MHz – 300 MHz. Solusinya Frekuensi Intermedieat (IF) pada BPF harus lebih tinggi agar bisa memakai standar yang digunakan adalah 10,7 MHz.
Penerima Radio FM Superheterydone Double Conversion Pada rangkaian ini ada standar khusus yaitu 88 MHz – 108 MHz. rangkaian penala masih ada, demodulatornya adalah FM lalu ke penguat audio. Dari atena 90 MHz dan BPF 10,7 MHz. dipasaran ada 10,7 dan 455 MHz. Pada 10,7 terlalu tinggi untuk dimasukkan ke demodulator sehingga disebut SPLATTER. Jadi, jika penerima 90 MHz dan 95 MHz bisa diterima semua karena lebar. Jadi suara yang dihasilkan kacau. Jadi kita harus merapikan. Penyebabnya dari pemancar karena memiliki badwitch yang lebar. Untuk mengatasi itu sebelum demodulator ada mixer lagi mencampur 10,7 dengan rangkaian osilator lagi. Kemudian ada BPF lagi tapi frekuensinya bukan 10,7 tetapi 455 KHz. Jika osilator pertama adalah variable dan osilator selanjutnya adalah fix artinya nilai nya tidaak berubah ubah. Meggunakan osilator krystal agar frekuensi tinggi dan tidak berdeser geser. Dijual di pasaran osilator krystal 10,245. Tetapi di pasaran banyak beredar osilator krystal 10,240 MHz untuk keperluan yang berbeda.
Pada demodulator terdapat metode discriminator dan metode PLL (Phase Loock Loop) untuk memisahkan frekuensi informasi karena pergetaran frekuensi dan frekuensi carrier. Dari perubahan tersebut suaranya diperkuat dan dikeluarkan di speaker.
Nama : Luthfi Dionata Nim : 2141160061 Kelas : 1C Absen : 13 Lokasi : Malang
Penerima Superheterodyne Radio penerima yang digunakan sampai sekarng disebut super heterodyne.Diharapkan mempunyai sensityvitas yang tinggi dengan itu bisa membuat rangkaian RF. Menerima sinyal kecil sekali,kemudian dipilih oleh kapasitor lalu dapatkan frekuensi,dan diperkuat oleh penguat RF.sinyal sinyal kecil diperkuat oleh penguat RF sehingga dapat diterima oleh rangkaian tersebut. Tegangan mempengaruhi sensitivity,diukur menggunakan voltmeter yang bisa mengukur mikrovolt.Syaratnya impedansinya tinggi. VTVM adalah vacum tube volt meter atau voltmeter tabung hampa dikaitkan di input antena,Diukur berupa mikro volt. HAM adalah hobi amati radio,organisasi pecinta radio kalau di Indonesia namanya ORARI. Semakin tinggi sensitivity maka tegangan semakin tinggi maka akan semakin baik kualitas penerima superheterodyne. Frekuensi resonansi antara band pass filter dan osilator selalu selisih 455. Permasalahan kalau yang diterima adalah frekuensi yang lebih tinggi.Antena bandwithnya luas sekali karena yang diterima ukurannya mega Hz. Antara 80-120MHz ada 40 garis.Resonansi antara rangkaian penala dan osilator berdekatan.Maka tidak bisa diseleksi karena terlalu kecil frekuensinya yang dimaksud adalah Vhf(Very high frekuensi). 30-300MHz,solusinya yaitu frekuensi intermediet atau IF harus lebih tingi atau frekuensi band pass filter harus lebih tingi.Jadi standar yang digunakan 10,7MHz. Membuat yang memungkinkan menerima frekeuensi tinggi.Band pass filter jangan 455 karena terlalu kecil tidak dapat menemukan high frekeunsi.Maka harus yang dari pabrik yang standart yang dapat menerima yaitu frekuensi 10,7MHz. Antena 90Mhz dan band pass filter dibuat 10,7MHz,10,7MHz untuk diterima di Rangkaian penerima superheterodyne digabung dengan demodulator.!0,7 terlalu tinggi akhirnya terjadi splatter atau mbleber. Untuk mengatasi splatter sebelum demodulator dikasih nixer lagi gunanya mencampur 10,7MHz dengan osilator lagi dan di band pass filter bukan lagi 10,7MHz melainkan 455KHz itu sudah fiks. Phae Lock Loop adalah,misalnya ada frekuensi 10,249MHz untuk menjadi 10KHz adalah 2 pangkat 8.Maka akan melompat lompat setelah 10KHz selama 8Kali. Osilator krystal 10,245MHz ada tapi sekarang jarang dijual,Dan yang banyak digunakan yang 10,240MHz. Demodulatornya FM,dan modulasinya juga FM. Kalau yang berubah ubah frekuensi maka dapat diseleksi pada FM. Pergeseran Frekuensi dari 88-108MHz. Pada saat memakai headphone lebih jelas karena frekuensi lebih luas dan powernya kecil. Telekomunikasi yang diperhatikan adalah filter dan komponen komponen.Demodulator yang digunakan adalah demodulator FM.Metode nya diskriminator dan metode PLL.Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier .Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio. TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz. Resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan akan semakin sulit untuk di seleksi karena frekuensi yang kecil yakni 455KHz. Itu menyulitkan karena terlalu kecil untuk frekuensi yang tinggi. Maka solusinya frekuensi medium atau intermediet harus lebih tinggi, pada frekuensi Band Pass Filter juga harus lebih tinggi, agar bisa terpakai maka menggunakan 10,7 MHz. Rangkaian ini sama dengan rangkaian penerima radio AM, yang membedakan pada rangkaian FM memiliki double converter. Jadi, misal menerima sinyal 90 MHz, disebelahnya ada frekuensi lain, maka bisa diterima juga yang disebut SPLATTER. Dua rangkaian ini mencampur 10,7 MHz dengan rangkaian osilator Kembali.
Kelas : 1B No. Absen : 18 Nama : Rafiyan Dicky Kurniawan Lokasi : Kota Malang Penerima radio FM Superheterodyne double conversion. Penerima sinyal pada antenna kecil. Kemudian sinyal tersebut dipilih oleh kapasitor. Yang menjadi ukuran sensitivity adalah tegangan voltmeter dengan skala mikrovolt untuk mengukur sensitivity dengan impedansi tinggi. VTVM atau yang disebut Vacuum Tube Volt Meter atau bisa disebut dengan voltmeter tabung hampa, dihubungkannya pada output antena. Ada organisasi untuk pencinta radio yaitu HAM biasa disebut dengan Hobi Amatir Mengradio. Kapasitor variabel pada as diputar bersama-sama. Nilai pada as bisa naik dan turun, jika nilainya naik kapasitansinya kecil. Pada bagian as ada rotor yang bisa diputar, dan ada stator yang bergerak selang-seling atau berhadapan dengan rotor dan antara rotor dan stator tidak menempel. Jika luas berhadapan besar, nilai kapasitansinya juga besar. Frekuensi IF harus lebih tinggi atau frekuensi pada BPF tinggi jadi tidak bisa dipakai untuk standar 455, jadi standar yang digunakan adalah 10,7 MHz. Frekuensi VHF diantara 30-300 MHz, panjang gelombang antara 10m-1m. Frekuensi pada BPF 10,7 MHz terlalu tinggi dan yang akan terjadi dalam komunikasi adalah splatter atau mbleber sinyalnya. Untuk menangani masalah tersebut sebelum demodulator ada mixer dengan osilator. Kemudian pada rangkaian BPF frekuensi 455 KHz. Jika ada kapasitor variabel maka nilai frekuensi pada osilator sudah fix, karena pada BPF 10,7 – 455 = 10,245 MHz frekuensi pada osilator. Komponen Kristal hampir mirip dengan kapasitor tetapi ada perbedaan pada diantara lempengnya. Kristal biasa dijual pada pasaran dengan frekuensi 10,245 MHz. Tetapi pada pasaran beredar Kristal yang frekuensinya 10,240 MHz dan frekuensi ini digunakan untuk keperluan yang berbeda. System variabel osilator menggunakan system PLL biasa disebut Phase Lock Loop atau fase penguncian ikal balik, system tersebut dibuat untuk variabel osilator yang menggunakan Kristal. Frekuensi tersebut akan melompat-lompat setiap 10 KHz. Kemudian 10 KHz dikalikan antara frekuensi 80 – 120 MHz. Jika frekuensi pada radio penerima FM 88- 108 MHz. Pada komponen tersebut ada putaran yang digunakan untuk merubah frekuensi. Jika pada komponen PLL pakai 240 maka pada rangkaian BPF menggunakan frekuensi 450 KHz. Demodulator yang digunakan adalah demodulator FM. Jika menggunakan AM maka yang muncul adalah perubahan amplitudo, dan yang bekerja pada frekuensi 88-108 MHz. Frekuensi FM adalah yang digunakan, karena frekuensi carrier berubah terhadap frekuensi suara sehingga mudah dideteksi, jika yang berubah frekuensinya. Pada frekuensi HF tinggi atau rendah atau medium yaitu frekuensi 30 kebawah lebih baik menggunakan AM karena perubahan carrier masih bisa dideteksi. Jika frekuensi yang digunakan diatas 30 perubahan amplitude pendek dan perubahannya cepat. Rata-rata frekuensi yang digunakan penerima radio FM superheterodyne double conversion adalah 88-108 MHz dan sudah standarnya dan tidak boleh keluar dari frekuensi tersebut. Metode yang digunakan ada 2 yaitu, metode diskriminator dan metode PLL, metode tersebut digunakan untuk memisahkan frekuensi informasi karena pergeseran informasi dan frekuensi carrier.
Kelas : 1C JTD Absen : 15 Nama : Muhammad Ibnu Atho’illah Lokasi : Kabupaten Pasuruan
Radio penerima AM superheterodyne Double Heterodyne Meskipun radio superhet konversi tunggal dapat bekerja dengan sangat baik, mungkin ada masalah, terutama dengan penolakan gambar. • Frekuensi tinggi IF: Untuk frekuensi menengah mana pun dalam radio superhet, respons gambar muncul pada frekuensi yang sama dengan dua kali frekuensi IF yang menjauh dari yang diinginkan. Membuat IF setinggi mungkin memungkinkan respons gambar berada sejauh mungkin dari sinyal yang diinginkan, membuat pemfilteran RF untuk menghilangkan respons yang tidak diinginkan menjadi lebih mudah, dan tingkat penolakan yang jauh lebih baik dapat diperoleh. • IF frekuensi rendah: Keuntungan memilih IF frekuensi yang lebih rendah adalah bahwa filter yang menyediakan penolakan saluran yang berdekatan lebih rendah frekuensinya. Penggunaan IF frekuensi rendah memungkinkan kinerja menjadi tinggi, sekaligus menjaga biaya tetap rendah.
Konsep dasar penerima superheterodyne ganda Konsep dasar di balik penerima radio superhet ganda adalah penggunaan frekuensi menengah tinggi untuk mencapai tingkat penolakan gambar yang tinggi yang diperlukan, dan frekuensi menengah rendah lebih lanjut untuk memberikan tingkat kinerja yang diperlukan untuk selektivitas saluran yang berdekatan. Biasanya penerima akan mengubah sinyal yang masuk ke frekuensi menengah pertama yang relatif tinggi, tahap IF. Ini bahkan mungkin di atas frekuensi yang masuk. Tahap IF pertama frekuensi tinggi ini memungkinkan tercapainya tingkat penolakan gambar yang tinggi. Karena frekuensi gambar terletak pada frekuensi dua kali lipat IF dari sinyal utama atau sinyal yang diinginkan, semakin tinggi IF, semakin jauh gambar dan semakin mudah untuk ditolak di ujung depan. Setelah sinyal melewati tahap IF pertama pada frekuensi yang lebih tinggi, kemudian dilewatkan melalui mixer kedua untuk mengubahnya menjadi frekuensi menengah yang lebih rendah di mana penyaringan pita sempit dilakukan sehingga sinyal saluran yang berdekatan dapat dihilangkan. Meskipun konsep dasar untuk penerima radio superheterodyne ganda yang melibatkan dua tahap konversi frekuensi mungkin tetap sama, ada sejumlah "gaya" berbeda yang dapat diadopsi: • Osilator pertama frekuensi tetap: Format desain RF untuk penerima superheterodyne konversi ganda ini populer sebelum zaman synthesizer frekuensi dan osilator lokal yang sangat stabil lainnya. Selain memberikan penolakan gambar tingkat tinggi, konsep ini memberikan tingkat stabilitas frekuensi yang jauh lebih baik untuk penerima saat itu. Namun, itu memang membutuhkan sejumlah besar pita yang diaktifkan dan untuk cakupan berkelanjutan dari 1 hingga 30 MHz dengan masing-masing pita 500kHz, jumlah kristal dan pita sangat besar. Saat ini synthesizer frekuensi berarti bahwa format desain sirkuit RF ini jarang dibutuhkan atau digunakan. • Osilator pertama yang disetel: Ini adalah format paling umum untuk desain RF dari penerima superheterodyne konversi ganda. Konversi pertama menggunakan osilator frekuensi variabel yang mengubah sinyal menjadi IF pertama. Meskipun selektivitas kecil umumnya disediakan di IF pertama, seringkali filter yang dikenal sebagai filter atap dapat digunakan untuk menyediakan beberapa penyaringan saluran yang berdekatan. Ini mencegah sinyal saluran yang berdekatan yang sangat kuat dari kelebihan beban tahap selanjutnya dari IF. Namun selektivitas utama masih disediakan dalam tahap IF frekuensi yang lebih rendah. Osilator lokal pertama biasanya akan menjadi beberapa bentuk synthesizer frekuensi karena ini banyak digunakan dan relatif murah dan mudah diimplementasikan. Mereka memiliki stabilitas yang sangat baik dan dapat diprogram melalui fasilitas yang memungkinkan mikroprosesor seperti entri frekuensi keypad, tombol tuning (dikontrol melalui prosesor), pemindaian dan banyak lagi.
Kelas : 1C-JTD No : 17 Nama : Muslimah Nuraini Putri Utami Lokasi : Kabupaten Sukoharjo
Saat menerima sinyal yang kecil dan akan dipilih oleh kapasitor di perkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sangat sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima, dan untuk ukuran sensifitynya menjadi tegangan yang masuk ke antenadiukur dengan voltmeter (mV) yang mempunyai impedansi tinggi, jika frekuensi 3000 ke bawah pakai AM karena perubahan amplitudo masih bida terdeteksi oleh demodulator AM, tapi kalau digunakan diatas 3000 akan sulit terdeteksi oleh demodulator AM, semakin tinggi semakin sulit untuk mendeteksi naik turunnya modulasi. Perubahan sinyal career mudah terdeteksi oleh dimodulator FM, semakin tinggi frekuensi menggunakan FM. Sensitivite adalah kepekaan pada sinyal diukur pada antena masuk ke band pass filter. Teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi lama yaitu VTVM (Vacum Tube Volt Meter) untu mengukur tegangan pada rangkaian penala atau band pass filter, butuh sensitivity yang tinggi untuk menangkap sinyal sinyal yang kecil dan band pass filter harus curam. Sensitivity yang baik adalah tegangannya cukup besar. Selectivity, band pass filter menggunakan 455 KHz dan memiliki selisisih 455 KHz. Jika AS diputar akan membuat kapasitansi berubah-ubah, tetapi jka sinyal yang diterima lebih besar 30 kali maka 455 KHz terlalu kecil dibandingkan frekuensi careernya. Jika jaraknya terlalu dekta dapat mengakibatkan frekuensi bayangan muncul dan membuat selectivity jadi rendah. Pada rangkaian Penerima Radio FM Superheterodyne Double Conversion ini sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF. Frekuensi nya bisa 100,7 MHz atau dibawahnya 79,3 MHz. Jika Frekuensi osilator di 90,000 maka sinyal yang diterima dari antena adalah 90,455 dan 89,545 karena terlalu dekat dan dua-duanya bisa masuk karena rangkaian bandwidth penala yang lebar, mengakibatkan terjadinya frekuensi bayangan muncul. Jadi jika menggunakan osilator frekuensi yang sama dan menggunakan double conversion terdapat beda 20 MHz. Frekuensi 10,7 MHz adalah standar industri. Ada mixer dengan 10,245 MHz dicampur 10,7 MHz dan dengan selisih 455. Teknologi demodulator ada 2 yaitu dapat Menggunkaan PLL (Phase Look Loop) dan Dicriminator. Audio menggunakan AM dan radio menggunakan FM. PLL dengan frekuensi dibagi dulu sampai 10 kilo lalu dikalikan dengan program. Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz sedangkan yang dihasilkan frek suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri.
Kelas:1B Absen:19 Nama:Rifqi Candra Setiawan Lokasi:Kota Batu PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION Radio penerima FM superheterodyne merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan (Adjacent Channel Selectivity) dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagian intermediate frekuensi (IF), karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun dipilih stasiun yang berbeda. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram blok dari radio penerima FM superheterodyne. Sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF,BPF sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF dank e Mixer yang ketiga ini termasuk Converter. Prinsip Kerja Bagian Tuner (Penala) Radio Penerima FM Superheterodyne Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Voltmeter elektronik digunakan untuk mengukur tegangan langsung, RMS dan tegangan puncak sistem. Tabung vakum memiliki banyak keunggulan seperti memiliki impedansi masukan yang tinggi, rentang frekuensi yang lebar dan sensitivitas yang tinggi. Keuntungan paling signifikan dari VTVM adalah dapat menarik arus yang sangat sedikit dibandingkan dengan meter lainnya. Di VTVM, sinyal pengukuran langsung dipasok ke tabung vakum meteran. Tabung vakum memperkuat sinyal dan meneruskannya ke meteran defleksi. HAM yaitu salah satu oraganisasi pecinta radio,di Indonesia disebut dengan Orari. FM adalah metode untuk menyampaikan informasi melalui gelombang pembawa dengan memvariasikanfrekuensi, hal ini berbeda dengan system modulasi amplitudo (AM) dimana system AM amplitude dari gelombang pembawa yang bervariasi sedangkan frekuensi tetap constant. Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Penerima Superheterodyne Radio penerima yang digunakan sampai sekarng disebut super heterodyne.Diharapkan mempunyai sensityvitas yang tinggi dengan itu bisa membuat rangkaian RF. Antena mempunyai bandwith yang cukup lebar,antena seperti bandpass filter. Gelombang suara diperkuat audio frekuensi kemudian bisa didengar telinga bisa AM/FM. Kualitas radio penerima/ kualitas1.selectivity 2.sensitivity Apabila penguatnya tinggi maka sensitivitynya tinggi jika sensitifity tinggi tapi selectifity rendah maka semakin jelek atau tidak bagus. Menerima sinyal kecil sekali,kemudian dipilih oleh kapasitor lalu dapatkan frekuensi,dan diperkuat oleh penguat RF.sinyal sinyal kecil diperkuat oleh penguat RF sehingga dapat diterima oleh rangkaian tersebut. Tegangan mempengaruhi sensitivity,diukur menggunakan voltmeter yang bisa mengukur mikrovolt.Syaratnya impedansinya tinggi. VTVM adalah vacum tube volt meter atau voltmeter tabung hampa dikaitkan di input antena,Diukur berupa mikro volt. HAM adalah hobi amati radio,organisasi pecinta radio kalau di Indonesia namanya ORARI. Semakin tinggi sensitivity maka tegangan semakin tinggi maka akan semakin baik kualitas penerima superheterodyne. Frekuensi resonansi antara band pass filter dan osilator selalu selisih 455. Permasalahan kalau yang diterima adalah frekuensi yang lebih tinggi.Antena bandwithnya luas sekali karena yang diterima ukurannya mega Hz. Antara 80-120MHz ada 40 garis.Resonansi antara rangkaian penala dan osilator berdekatan.Maka tidak bisa diseleksi karena terlalu kecil frekuensinya yang dimaksud adalah Vhf(Very high frekuensi). 30-300MHz,solusinya yaitu frekuensi intermediet atau IF harus lebih tingi atau frekuensi band pass filter harus lebih tingi.Jadi standar yang digunakan 10,7MHz. Membuat yang memungkinkan menerima frekeuensi tinggi.Band pass filter jangan 455 karena terlalu kecil tidak dapat menemukan high frekeunsi.Maka harus yang dari pabrik yang standart yang dapat menerima yaitu frekuensi 10,7MHz. Antena 90Mhz dan band pass filter dibuat 10,7MHz,10,7MHz untuk diterima di Rangkaian penerima superheterodyne digabung dengan demodulator.!0,7 terlalu tinggi akhirnya terjadi splatter atau mbleber. Untuk mengatasi splatter sebelum demodulator dikasih nixer lagi gunanya mencampur 10,7MHz dengan osilator lagi dan di band pass filter bukan lagi 10,7MHz melainkan 455KHz itu sudah fiks. Phae Lock Loop adalah,misalnya ada frekuensi 10,249MHz untuk menjadi 10KHz adalah 2 pangkat 8.Maka akan melompat lompat setelah 10KHz selama 8Kali. Osilator krystal 10,245MHz ada tapi sekarang jarang dijual,Dan yang banyak digunakan yang 10,240MHz. Apabila hanya sekali maka disebut single conversion. Demodulatornya FM,dan modulasinya juga FM. Kalau yang berubah ubah frekuensi maka dapat diseleksi pada FM. Pergeseran Frekuensi dari 88-108MHz. Pada saat memakai headphone lebih jelas karena frekuensi lebih luas dan powernya kecil. Telekomunikasi yang diperhatikan adalah filter dan komponen komponen.Demodulator yang digunakan adalah demodulator FM.Metode nya diskriminator dan metode PLL.Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier .Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio. TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz.
Kelas : 1C Absen : 04 Nama : Aldiansyah Rizqi Putra Iswanto Lokasi : Kab Malang
Penerima FM Superheterodyne adalah evolusi teknologi penerima untuk meningkatkan selektivitas saluran yang berdekatan dengan menempatkan sebagian besar selektivitas frekuensi pada tingkat frekuensi menengah (IF) setelah konversi frekuensi pertama. Jauh lebih mudah untuk mencapai selektivitas ini untuk bagian frekuensi menengah (IF), karena penerima FM lainnya selalu mematuhi frekuensi penyetelan di atas IF (10,7 MHz) dan tidak berubah bahkan ketika stasiun lain dipilih.
Sama seperti single transform kemarin, tetapi dengan beberapa perbedaan. Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz dengan frekuensi antena 90 MHz. Rangkaian tuning terhubung ke osilator variabel dan BPF, dan BPF itu sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF, dll. Mixer ketiga ini termasuk konverter. FM Superheterodyne Receiver Tuner Prinsip Kerja Bagian FM Superheterodyne Receiver Prinsip Kerja pada bagian Amplifier dan Local Oscillator, dimana local oscillator menghasilkan frekuensi 10,7 MHz diatas frekuensi RF yang diterima. Prinsip penyetelan (tuning) radio FM superheterodyne adalah penguat RF dan osilator lokal, yang menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi daripada frekuensi RF yang diterima. Voltmeter elektronik digunakan untuk mengukur DC, RMS, dan tegangan puncak suatu sistem. Tabung menawarkan banyak keuntungan seperti impedansi input tinggi, rentang frekuensi lebar, dan sensitivitas tinggi. Keuntungan utama dari VTVM adalah dapat menarik arus yang sangat sedikit dibandingkan dengan meter lainnya. Dalam VTVM, sinyal pengukuran diumpankan langsung ke tabung vakum meteran. Tabung vakum memperkuat sinyal dan mengirimkannya ke deflektor. HAM adalah salah satu organisasi amatir radio dan di Indonesia disebut Orari. FM berbeda dari sistem Amplitude Modulation (AM) dalam amplitudo gelombang pembawa bervariasi tetapi frekuensi tetap konstan dalam sistem AM, di mana informasi ditransmisikan melalui pembawa dengan mengubah frekuensi. Dengan modulasi frekuensi, sinyal modulasi atau sinyal data mengubah frekuensi sinyal pembawa. Nilai frekuensi pembawa sinyal berbanding lurus dengan amplitudo sinyal modulasi.
Dalam hal selektivitas - kapasitor variabel. Dalam kapasitor variabel, itu meningkat ketika nilai kapasitansi kecil dan menurun ketika kapasitansi besar. Untuk memutar pemotong, poros berputar dan stator tidak bergerak. Ketika meningkat, kapasitas berkurang, dan sebaliknya, ketika berputar ke bawah, kapasitas meningkat. Semakin besar luas permukaan, berlawanan dengan nilai, semakin besar kapasitasnya. Terdapat perbedaan 455 derajat antara bandpass filter dan osilator pada frekuensi resonansi yang hanya satu kali, sehingga disebut single talk. Masalahnya adalah jika frekuensi terima tinggi, frekuensi terima dikalikan dengan 10. Pada 455, itu terlalu sempit. Bandwidth antena harus sangat lebar. Pada Gambar 40, satu baris adalah antara 80120 dan 1 MHz. Karena resonansi osilator dan sirkuit tuning berdekatan, 455 terlalu kecil untuk dipilih frekuensi tingginya. Solusinya adalah IF harus lebih tinggi. Filter bandpass harus lebih tinggi
Kelas : 1C Absen : 21 Nama : Sesilia Galuh Hanindhasari Lokasi : Kota Blitar
Superheterodyne Double Conversion menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz, dimana di frekeunsi yang di antena yaitu 90 MHz.Penguat RF berfungsi untuk menguatkan sinyal yang telah dipilih oleh rangkaian penala. Variabel Osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal dengan frekuensi tertentu untuk kemudian digabungkan dengan sinyal yang dikuatkan oleh penguat RF. Mixer digunakan untuk menggabungkan sinyal dari penguat RF dan Variable Osilator. Frekuensi dari sinyal keluaran Mixer adalah selisih frekuensi sinyal penguat RF dan frekuensi sinyal Variable Osilator. Rangkaian BPF digunakan untuk melewatkan sinyal dengan frekuensi tertentu. Demodulator digunakan untuk memisahkan sinyal carrier/pembawa dengan sinyal informasi yang berupa suara.Speaker digunakan mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara sehingga bisa didengar manusia.Pada rangkaian ini dilihat dari sensitifitasnya, semakin tinggi tegangan dalam mikro volt maka sensitivitas makin tinggi sehingga kualitas dari penerima superheterodyne ini makin baik, diperkuat dengan rangkaian RF. Osilator meresonansikan frekuensi sehingga dapat masuk pada rangkaian selanjutnya yang kemudian masuk ke BPF yang memiliki frekuensi 10,7 MHz setelah mengalami mixer atau pencampuran. Berbeda dengan penerima AM yaitu setelah BPF 10,7 MHz masuk kedalam mixer lagi. Osilator yang digunakan adalah osilator krital yang memiliki frekuensi 10,245 MHz. Osilator Kristal dipasaran juga diedarkan dengan frekuensi 10,240 MHz, jika menggunakan osilator Kristal tersebut maka BPF setelahnya menggunakan frekuensi 455 KHz. Diperolehnya nilai 10,245 MHz adalah dari 10,7 MHz dikurangi dengan 455 KHz. Setelah melalui mixer kedua masuk ke BPF yang memiliki frekuensi 455 KHz. Sinyal yang telah di mixer kedua masuk ke Band Pass Filter lalu masuk ke Demodulator FM, dimana di deteksi modulasinya. Setelah melewati rangkaian Band Pass Filter, dikuatkan kembali di penguat audio yakni AF. Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga penerima radio bisa menerima namun meluber.Radio FM biasanya menggunakan frekuensi di sekitar 88 MHz – 108 MHz. Pada rangkaian BPF juga terdapat trimmer untuk memangkas frekuensi 455 KHz menjadi 450 KHz. Cara menggunakan Trimmer adalah dengan diputar-putar. Sinyal radio dengan frekuensi 30 MHz dan dibawahnya lebih baik menggunakan AM karena frekuensi tersebut masih dapat dideteksi oleh Detector. Metode Demodulator FM ada 2, yaitu Diskriminator dan Phase Lock Loop. Adapun organisasi yang mengumpulkan orang-orang yang hobi di bidang radio disingkat HAM. Dan ada juga ORARI yaitu organisasi pecinta radio di Indonesia.
Kelas : 1C JTD No. Absen : 12 Nama : Khoirunnisa Wahidah Lokasi : Kabupaten Malang
PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION.
Diatasi dengan double conversesion kekurangan dari supehetrodyne inii kurangnya frekuensi dari 3.000 KHZ kebawah kita pake AM karena perubahan amplitude masih bisa dideteksi oleh demodulator am. Tapi kalao diatas 30.000 itu sulit tedeteksi oleh demodulator am karena semakin tinggi lebih sulit terdeteksi dan pada frekuensi diatas 30. 000 tidak bisa terdeteksi. Dan untuk meningkatkan selectivity itu kepekaan dari signal kemampuan untuk penerimaan dari antenal masuk ke antenal filter dan bersatuan mikro volt kemudian bisa untuk menghitung tegangan . Saranya adalah Mikro Volt Meter dengan tegangan paling tinggi dan bekerja lebih tinggi kemudian teknologinya ada biasanya menggunakan Of Am. Yang banyak digunakan yaitu alat ukurnya Vacuum Tube Volt Meter (VTVM) yang digunakan dengan teknologi lama. Sensivity yang digunakan yaitu cukup besar atau tinggi. Selectivity bpf digunakan 455 untuk menyeleksi signal kalau dirubah harus ber CC 455 harus sama adengan rangkaian penala. Kalau tidak di seleksi akan menghasilkan frekuensi yang berbeda dan membuat selectivity makin rendah. Misalnya digunakan untuk menerima frekuensi radio fm dari 88 MHZ -108 MHZ pemancar siaran dan mencarian komunikasi 2 meter. Pada setiap pemancarannya harus disetakan izin untuk melakukan experimen tersebut. misalnya pada rangkaian osc 90 mhz dengan osilator 100,7 mhz dan 79,3 mhz dan dapat dilihat dari rangkaian bpf (band pass filter) kalau langsung dismbungkan ke rangkaian pada osc tesebut maka akan menghasilkan 90,455 mhz dan 89,545 semua bisa langsung diterima. Misalya pada rangkaian osc 90,000 mhz akan mengasilkan 100,7 Mhz dan 79,3 mhz , dan jika yang digunakan 455 khz akan menghasilkan 90,455 dan 89,545.
1. Single conversion yang diterima di antena adalah yang diterima 90,455 dan 89,545 2. Double conversion yag diterima antena adalah 100,7 mhz dan 79,3 mhz.
Kemudian mengakibatkan frekkuensi bayangan karena dua dua nya rangkaian tersebut diterima . Jadi pada rangkaian tesebut diseleksi menggunakan 10,7 mhz akan menghasilkan 100,7 mhz . 10,7 merupakan standar. Selanjutnya akan diturunkan Kembali rangkaian nya dengan mixer pencampuran. Dan menggunakan rangkaian cristal dan bandwithnya sempit. Kemudian dipisahkan dengan Demodulator FM. Demodulator FM ini ada 2 macam yaitu ( PLL) Phase Look Loop dan teknologi lama yaitu Discriminator untuk memisahkan dan bergeser-geser beberapa kilo. Yaitu pendeteksinya adalah discriminator itu tadi dan memisahkan pada signal cariernya. Kenapa menggunakan PLL ? secara besar cara kerjanya frekuensi 10.240 ini di bagi 2 sampai 10 kali akan menghasilkan 10 Mhz . dan pada rangkaian tersbut harus di uji masing masing komponen resonansi tersebut. Untuk memisahkan informasi dan cariernya dapat diubah menjadi Radio TV mengguakan conversion FM superheterodyne yang menggunakan 5Mhz-9Mhz AM perubahan amplitude dan menghasilkan frekuensi suara tersebut.
Nama : Muhammad Alaamul Farras Fajri Jamil Nim : 2141160067 Kelas : 1C Absen : 14 Lokasi : Kota Malang Rangkaian superheterodyne adalah rangkaian penerima sinyal radio, memiliki beberapa tahapan yang mempengaruhi keluaran rangkaian, ada proses tunggal dan proses ganda.Bagian Penguat RF, Mixer, & Variable Osilator diklaim blok converter. Berdasarkan jumlah converter, radio penerima superheterodyne dibagi sebagai Radio Penerima Superheterodyne Single Conversion & Radio Penerima Superheterodyne Double Conversion. Penerima Superheterodyne Single Conversion umumnya dipakai dalam Radio Penerima AM, sedangkan penerima Superheterodyne Double Conversion umumnya dipakai dalam Radio Penerima FM.. Pada rangkaian superheterodyne, jika sensitivitasnya tinggi maka rangkaian akan lebih baik terutama pada rangkaian osilator dan BPF, pada kedua blok tersebut masing-masing blok memiliki kapasitor variabel yang dapat berubah-ubah nilainya, pada kapasitor ini terdapat rotor dan stator untuk mengatur keluaran kapasitor. Pada rangkaian superheterodyne, kadang muncul frekuensi bayangan, biasanya terjadi ketika bandwidth frekuensi pemancar terlalu lebar, meskipun suara berada pada frekuensi lain, masih dapat didengar. Penerima radio FM frekuensi ganda superheterodyne Ada standar khusus di sirkuit ini, yaitu 88 MHz-108 MHz. Rangkaian penyetelan masih ada, demodulatornya adalah FM, dan kemudian penguat audionya. Dari antena 90 MHz dan BPF 10,7 MHz. Ada 10,7 dan 455 MHz di pasaran. Pada 10.7, terlalu tinggi untuk masuk ke dalam demodulator, sehingga disebut SPLATTER. Jadi, jika penerima 90 MHz dan 95 MHz dapat diterima, itu semua karena lebarnya. Sehingga suara yang dihasilkan semrawut. Jadi kita harus bersih-bersih. Alasan peluncur adalah karena memiliki berbagai penyihir jahat. Untuk mengatasi masalah ini sebelum demodulator, ada mixer yang kembali mencampur 10.7 dengan rangkaian osilator. Lalu ada BPF lagi tapi frekuensinya bukan 10,7 tapi 455 KHz. Jika osilator pertama variabel dan osilator berikutnya tetap, berarti nilainya tidak akan berubah. Gunakan osilator kristal untuk membuat frekuensi tinggi tanpa geser offset. Osilator kristal 10245 tersedia secara komersial. Rangkaian osilator berisi X Tal atau osilator kristal yang diperoleh frekuensi 10,7 MHz - 455 dan hasilnya adalah 10,245 MHz. Nilai ini tetap dan tidak berubah dan osilator ini digunakan dan tidak berubah karena kualitasnya yang tinggi. Ada juga osilator 10,240 MHz di pasaran. Hal ini dikarenakan osilator 10.245 MHz sulit ditemukan di pasaran yang pada akhirnya menggunakan osilator 10.240 MHz dengan sistem kontrol PLL (past lock loop), sistem kontrol fase loop terbalik. Variable oscillator : linier, sedangkan PLL : tidak boleh melompat ke 10 KHz boleh juga 5 KHz diubah menjadi 450 KHz Dan terakhir osilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF 450 KHz sehingga gambar di blog juga terlihat.Kemudian dihubungkan ke modulator FM dan penguat audio E, dan terakhir ke speaker yang mengeluarkan suara. Modulator menggunakan FM bukan AM karena frekuensi FM berubah atau kecil sehingga perangkat dapat dengan mudah mendeteksi frekuensi. AM menggunakan frekuensi 30 ke bawah karena masih dapat dideteksi oleh detektor saat amplitudonya lepas dari carrier. Ada 2 metode yaitu metode deskriminator dan metode PLL, yang digunakan pada rangkaian ini.
PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION VTVM (Vacum Tube Volt Meter) atau biasa disebut Volt Meter Tabung Hampa atau Tabung Elektron merupakan alat ukur zaman kuno. Banyak orang yang masih menggunakan teknologi lama ini. Alat ini digunakan untuk mengukur tegangan pada rangkaian penala, agar bisa menerima sinyal-sinyal kecil agar bisa dikuatkan pada rangkaian RF. Pada rangkaian penerima radio FM superheterodyne double conversion ini sama seperti single conversion tetapi mempuyai beberapa perbedaan.Bedanya yaitu pada double conversion terdapat dua mixer dan dua osilator sedangkan pada single conversion menggunakan mixer dan osilator masing-masing satu dan terdapat juga BPF (Band Pass Filter) dua pada double conversion. Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz. Pada penerima radio FM superheterodyne double conversion digunakan untuk frekuensi diatas 30MHz. Bisa digunakan untuk 30MHz kebawah tetapi menggunakan teknologi yang berbeda. Frekuensi pada superheterodyne double conversion menggunakan frekuensi 88MHz sampai 108MHz pada siaran FM. Siaran FM dengan komunikasi FM berbeda, contoh komunikasi FM yaitu pada radio amatir atau orari yang dimana 2meter ben sama dengan 150MHz. Jika ingin menggunakan frekuensi maka harus ada izinnya terlebih dahulu. Pada gambar diatas jika pada variabel osilator menggunakan frekuensi sebesar 90MHz maka pada antena terdapat dua kemungkinan sinyal yang muncul, yaitu 100,7MHz dan 79,3MHz. Setelah di converter antara rangkaian penala dengan variabel osilator, maka tahap selanjutnya yaitu menggunakan BPF (Band Pass Filter) sebesar 10,7MHz. Menggunakan 10,7 MHz karena sudah termasuk ketentuan standar produksi. Jika pada rangkaian double conversion langsung menggunakan BPF (Band Pass Filter) 455KHz, maka frekuensi bayangan akan muncul. Oleh karena itu menggunakan BPF (Band Pass Fikter) 10,7MHz terlebih dahulu, agar frekuensi bayangan tidak muncul. Setelah pada BPF 10,7MHz diturunkan lagi dengan mixer, mixer disini menggunakan osilator kristal sebesar 10,245MHz agar pada BPF (Band Pass Filter) mendapatkan frekuensi sebesar 455KHz. Pada rangkaian variabel osilator dan demodulator menggunakan PLL (Phase Lock Loop) atau Discriminator. Pada demodulator ini merupakan bagian pemisahan antara sinyal karir dengan informasinya. Selanjutnya informasi dikuatkan oleh penguat audio dan di keluarkan melalui spraker. Dipasaran banyak yang menjual osilator kristal dengan tipe 10.245MHz dan 10.240MHz. Pada rangkaian diatas menggunakan osilator kristal 10.245MHz, namun osilator kristal 10.240MHz juga bisa digunakan dengan cara dicula ulang atau ditala ulang. 10.240MHz digunakan untuk PLL, karena cara kerja PLL 10.240 harus dibagi dua sampai 10 kali dan hasil akhirnya yaitu 10KHz. 10KHz tersebut dapat dikalikan dengan rangkaian digital yang diinginkan.
Kelas : 1C No Absen : 18 Nama : Rendi Nofitasari Robiansah Lokasi : Kabupaten Malang Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion Pada Superheterodyne Single Convertion hanya dapat menerima ferekuensi maksimal 30000 Khz atau lebih rendah Digunakan untuk gelombang AM dan perubahan amplitude dideteksi oleh demodulasi AM Jika FM, Frekuensi berubah dan mengubah sinyal carrier pada pemancar yang mudah dideteksi oleh demodulator FM. Disini Memiliki fungsi untuk meningkatkan sensitivity (kemampuan penerimaan atau kepekaan) yang diukur pada input dari antenna ke BPF dan tegangan juga diukur dengan satuan microvolt, selain mengukur sensitivity dan tegangan juga mengukur impedansi dimana syaratnya adalah jika impedansi tinggi maka tegangan harus rendah. VTVM (Vacum Tube Volt Meter) merupakan alat ukur kuno yang bisa mengukur tegangan (V) hingga microvolt dan digunakan untuk mengukur teganggan input yang ada pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal maka akan didapat nilai teganggan yang tinggi, tetapi jika tidak terdapat sinyal makan tidak ada nilai teganggannya. Dimana rangkaian penala harus memiliki Gain yang tinggi dna bandwith yang sempit untuk mmengantisipasi adanya frekuensi bayangan yang dapat megganggu output pada loudspeaker. FM disini memiliki nilai frekuensi yang tinggi, dan sebaliknya AM memliki frekuensi yang rendah. Tetapi Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion disiini juga bisa digunakan untuk frekuensi rendah dengan single setting. Dimana range dari siaran Radio FM adalah 88 MHz sampai 108 MHz. Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion disini dihubungkan dengan 2 Oscilator yaitu Oscilator Variable (dapat mengubah nilai sesuai kebutuan) dan Oscilator Cristal (nilai paten dan tidak bisa berubah-ubah). Dimana nilai dari Oscilator Cristal yang sering dijual di pasaran adalah 10.240 MHz dan 10.245 MHz. Sebagai contoh, pada penerima radio superheterodynr double convertion jika oscillator memiliki frekuensi 90 MHz dan BPF 10,7 MHz dan BPF 455 KHz maka frekuensi yang dapat diterima antenna adalah 100 ,7 MHz atau 79,3 MHz. Maka frekuensi yang diterima adalah 100 ,7 MHz karena penerima ini hanya meneriima frekuensi yang tinggi sehingga frekuensi rendah tidak bisa masuk dan tidak berpotensi menyebabkan adanya frekuensi bayangan. Dan jika selisih antar frekuensi tersebut sangat jauh maka tidak berpotensi adanya frekuensi bayangan, tetapi jika pada single convertion memiliki selisih frekuensi yang dekat sehinggan menimbulkan adannya frekuensi bayangan walaupun sangat kecil. Padapenerima double convertion ini mixer kedua disambungkan lagi dengan oscilator cristal bernilai 10.240 MHz yang bertujuan agar pada BPF yang kedua dapat bernilai 455 KHz lalu frekuensi tersebut akan masuk pada demodulator FM untuk dipisahkan antara Carriernya dan informasinya sebelum masuk pada penguat akhir atau penguat AF. Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga pemerima radio bisa menerima namun meluber. Oscilator cristal yang memiliki frekuensi 10.240 MHz digunakan untuk variable Oscilator PLL (Phase Lock Loop) yang artinya system penguncian fasa ikal balik. PLL bekerja dengan membagi frekuensi 10.240 MHz dengan 2 sebanyak 10 kali sehingga menghasilkan nilai 10 KHz.
Kelas : 1C Absen : 06 Nama : Bafian Atha Fiddin Lokasi : Kota Malang Salah satu kekurangan pemancar superheterodyne single conversion yaitu pada fungsi high frekuensi untuk rangkaian Am yaitu semakin tinggi frekuensi semakin sulit demodulator AM menerima karena semakin tinggi semakin sulit dideteksi. Karena itu lebih disarankan memakai demodulator FM. Alat ukur untuk mengukur mikro volt jarang ditemukan dan biasanya yang memiliki orang orang industri dan orang yang hobi. Mikro volt dengan impedansi tinggi biasanya menggunakan modulasi AM. teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi yang lama yaitu VTUM ( Vacum Tube Volt Meter) banyak lembaga-lembaga yang masih menggunakannya untuk mengukur tegangan pada rangkaian penala pada BPFharus mampu menerima sinyal kecil agar melanjut nya melanjutkan ke RF. Selectivity pada BPF digunakan 455 mhz Untuk menjangkau ke rangkaian penala pada pada vhf terdapat 80 mhz sampai 120 mhz terdapat selisih 40 mhz yang terjadi akan muncul frekuensi bayangan solusi untuk itu adalah superheterodyne double conversion. Penerima radio FM superheterodyne double conversion ring pemancar siaran standarnya adalah 88 mhz sampai 180 108 mhz misalnya ada sinyal 90 mhz pada rangkaian ini tidak langsung 455khz, tetapi harus melewati 10,7 mhz pada BPF frekuensi pada osilator nya yaitu 100,7 mhz dan 793 mhz pada double conversion. Kita menerima sinyal 100,7 mhz dan 79,3 mhz memiliki selisih lebih dari 20 mhz sehingga salah satu yang diseleksi maka 100,77 sehingga tidak muncul frekuensi bayangan Kenapa pada BPF 10,7 mhz karena sudah menjadi standar produksi kalau tidak menggunakan standar produksi maka merek lain tidak akan muncul. Pada BPF 10,7 mhz kemudian masuk ke mixer diturunkan oleh 10,245 mhz kemudian masuk agar menjadi sinyal 455 khz pada BPF selanjutnya pada rangkaian ini terdapat teknologi lama yaitu phase lock loop atau diskriminator. pada sinyal 10,7 dan 455 sering terjadi pergeseran sehingga pada demodulator FM di pisahkan karirnya agar lebih stabil cara kerja phase lock loop contohnya ketika ada sinyal 10,240 dibagi oleh 2 pangkat 10 dan hasilnya adalah 10 khz. Audio menggunakan AM dan radio menggunakan FM. PLL dengan frekuensi dibagi dulu sampai 10 kilo lalu dikalikan dengan program. Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz sedangkan yang dihasilkan frek suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri. Pada rangkaian tersbut harus di uji masing masing komponen resonansi tersebut. Untuk memisahkan informasi dan cariernya dapat diubah menjadi Radio TV mengguakan conversion FM superheterodyne yang menggunakan 5Mhz-9Mhz AM perubahan amplitude dan menghasilkan frekuensi suara tersebut.
Kelas : 1C No Absen : 11 Nama : Haikal Humam NIM : 2141160094 Lokasi : Kota Malang
Pada penerima Superheterodyne Single Conversion, salah satu kekurangannya yaitu berkaitan dengan frekuensi pada penerimaan AM ini digunakan pada high frekuensi 3000 KHz -30.000 KHz / dibawahnya dengan sistem modulasi AM. untuk VHF digunakan pada 30.000 KHz keatas. 30.000 KHz kebawah menggunakan AM dan 30.000 KHz keatas pakai FM. menggunakan AM karena penggunaan amplitudo mudah dideteksi oleh demodulator AM, naik turunnya mudah dideteksi Demodulator AM. diatas 30.000 sulit dideteksi/semakin tinggi semakin sulit. Karena itu digunakan FM, dengan frekuensi yang berubah-ubah mengubah sinyal carrier dari pemancar sehingga mudah terdeteksi oleh demodulator FM, karena itu semakin tinggi modulasinya menggunakan FM. Selain itu juga untuk meningkatkan sensitivity /kemampuan penerimaan dan kepekaan terhadap sinyal (mikroVolt)
Syaratnya adalah impedansinya tinggi dan tegangannya rendah (mikroVolt). Yang banyak digunakan adalah teknologi yang lama yaitu VTVM (vacum tube volt meter). Voltmeter yang digunakan dengan teknologi tabung elektron. Butuh sensitivity supaya bisa menerima sinyal kecil yang nantinya akan dikuatkan. Gainnya tinggi, bandwidthnya sempit. sinyal kecil yang berdekatan bisa dipilih. Sensitivity yang baik adalah tegangan yang diukur cukup besar. Selectivity, BPF menggunakan 455 KHz untuk menyeleksi sinyal, harus berselisih 455 KHz dengan rangkaian penala. Jika sinyal yang diterima lebih besar , maka 455 lebih kecil dari sinyal carriernya. Kalau terlalu kecil, jaraknya terlalu dekat. sehingga sangat memungkinkan munculnya frekuensi bayangan, membuat selectivity menjadi rendah.
maka solusinya : dengan menggunakan Superheterodyne Double Conversion
Double conversion untuk frekuensi VHF(30MHz keatas). Digunakan untuk menerima radio FM(88MHz-108MHz) pemancar siaran FM.
misal 90MHz dengan oscilator, BPF nya diberi 10,7MHz, maka frekuensi dari oscilatornya bisa 100,7MHz atau dibawahnya yaitu 79,3MHz. frekuensi oscilator di 90,000 MHz maka sinyal yang diterima di antena yaitu 100,7 MHz dan 79,3 MHz. Jika yang digunakan 455 KHz maka sinyalnya 90,455 MHz dan 89,545 MHz jaraknya dekat.dua"nya bisa masuk diterima, beresiko keluar frekuensi bayangannya. jika single conversion sinyal yang diterima 90,455 MHz dan 89,545 MHz kemudian jika double conversion maka 100,7MHz dan 79,3 MHz, terpaut lebih dari 20,5 MHz dari frekuensi bayangan. Selanjutnya diturunkan kembali frekuensinya sehingga diberi mixer, dicampur dengan 10,245 MHz supaya fix tidak bergeser, menggunakan kristal. Bandwidthnya sangat sempit, gainnya sangat tinggi. Kemudian dimasukkan Demodulator FM dipisahkan carrier dan modulasinya, kemudian dikuatkan oleh penguat radio dan dikeluarkan oleh loudspeaker.
Demodulator FM dan variabel oscilator menggunakan teknologi PLL (Phase Look Loop). Pada Oscilator menggunakan kristral sehinggal lebih stabil. Teknologi tersebut juga bisa digunakan untuk Demodulator FM. Selain itu ada juga teknologi discriminator untuk memisahkan frekuensi carrier yang bergeser-geser.
Pada rangkaian PLL terdapat variabel control oscilator yaitu oscilator yang dikontrol oleh tegangan yang menghasilkan perbedaan phase/frekuensi yang dimanfaatkan oleh discriminator untuk dimodulator FM sehingga dihasilkan sinyal audio yang diperkuat kemudian ke speaker. Pada televisi audionya menggunakan FM, dan videonya menggunakan AM.
Kelas : 1C Absen : 07 Nama : Cahya Yovi Marwadah Lokasi : Kota Malang Kemampuan untuk penerimaan. Salah satu kekurangan pemancar superheterodyne single conversion yaitu pada fungsi high frekuensi untuk rangkaian Am yaitu semakin tinggi frekuensi semakin sulit demodulator AM menerima karena semakin tinggi semakin sulit dideteksi. Sensitifty/kepekaan pada sinyal dikirim pada input antena pada band pass filter. Sensitivity satuannya micro volt. Mengukur tagangan pada mikrofon dan mengukur impedansi. Alat ukur itu jarang ada di pasaran, karena yang memiliki biasanya industry dan orang hobby radio dan perguruan tinggi tertentu dan lembaga penelitian. Micro volt meter dengan impedansi sangat tinggi, kemudian tekhnologinya sudah ada dan memungkinkan, biasanya menggunakan fm. Yang banyak digunakan adalah tekhnologi yang lama yaitu vtvm, kerana cukup andal untuk mengukur tegangan input dari pada pengukur pada rangkain penala. Membutuhkan sensitivity tinggi agar dapat menerima/ menangkap sinyal kecil agar bisa di kuatkan. Sinyal kecil yang berdekatan bisa dipilih, sensitifty yang baik adalah tegangan yang di terima cukup besar. Selektivity, digunakan selisih harus 455khz. Kapasitor yang satu untu rangkaian penala dan yang satu pada oscilator. As di putar menyebabkan kapasitansi berubah, frekuensi resonansi berbeda 455khz. Jika terlalu kecil dan jarak terlalu dekat misal 200.000khz-455khz maka reangenyalebar. Jika dempet maka akan muncul frekuansi bayangan. Misal 159khz 455khz maka akan muncul frekuensi bayangan karena banwitch tinggi dan selectivity rendah. Solusinya untuk itu superheterodyn doble konversion. Doble koversion untuk frekuensi 30mhz ke atas, digunakan untuk menerima radio fm misal 88mhz-100mhz. Misal 90mhz dengan oscilator, band paa filternya pertama diberi 10,7mhz, oscilator bisa 100,7 mhz atau dibawahnya yaiutu 79,3mhz ini frekuensi pada oscillator. Jika langsung 455 maka sinyal yang akan di terima di antena kemungkinan 90,455 atau 89,545. Jika terlalu dekat keduanya bisa masuk di terima, ketika manggunakan dobel koversion bedanya sekiat 25mhz, jadi selisihnya jauh. Mengapa 10,7 karena merupakan standart produksi. Frekuensi ditutrunkan lagi, di beri mixer pencampuran di campur dengan 10,245 maka selisihnya 455. Bpf 10,7, bpf fiks 455, PLL fix 10,240mhz. Kemudian demodulator fm dipisahkan antara carier dan modulasinya, informasi di kelouarkan oleh penguat radio, kemdian keluarlah suaranya. Phase lock loop menggunakan kristal. Bukan variable kapasitor, teknologi ini dapat di gunakan untuk demodulator fm. Selain PLL, teknologi lama yang digunakan adalah deskriminator. Memisahkan frekuensi yang bergeser geser. Di detreksi oleh demodulator fm dan dipisahkan informasi dan cariernya. Di pasaran ada dijual kristalnya untuk di radio fm dan di sistem televisi, karena tv untuk audio menggunakan fm, videonya menggunakan am, dua tekhnologi di gunakan dalam satu televisi, tatapi seandainya tidak menemukan 20,245. Ada yang 10,240. Namaun harus di tunning ulang. Misal 10, 240 maka menggunakan 450. FM. PLL dengan frekuensi dibagi dulu sampai 10 kilo lalu dikalikan dengan program. Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz sedangkan yang dihasilkan frek suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri.
Kelas : 1C Nama : Rio Rakha Pragat Absen : 19 NIM : 2141160040 Lokasi : Kab. Bojonegoro
VTVM (Vacum Tube Volt Meter) atau biasa disebut Volt Meter Tabung Hampa merupakan alat ukur zaman kuno.HAM yaitu salah satu oraganisasi pecinta radio,di Indonesia disebut dengan Orari. Pada rangkaian PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSIONIni sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF,BPF sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF dank e Mixer yang ketiga ini termasuk Converter. Tidak lagi menggunakan frekuensi 455 KHz ,dikarenakan frekuensi tersebut terlalu sempit karena disini menggunakan MHz.Sehingga menggunakan standart yaitu 10,7 MHz.10,7 MHz untuk diterima di Superheterodyne saat demodulator akan menjadi tinggi atau bisa disebut dalam istilah komunikasi yaitu splatter.Selanjutnya,sebelum ke rangkaian Demodulator harus ada rangkaian Mixer,BPF (Band Past Filter) dan Oscilator crystal. Dimana di Mixer ini terjadi proses pencampuran antar frekuensi.Di BPF menjadi 455 KHz kurang dari setengah KHz.Dan pada rangkaian Oscilatornya terdapat X Tal atau oscilator crystal frekuensi frekuensi nya diperoleh dari 10,7 MHz – 455 dan hasilnya 10,245 MHz.Nilai tersebut tettap dan tidak akan berubah dan menggunan oscilator ini dikarenakan kualitasnya yang tinggi dan tidak bergeser geser.dipasaran juga beredan oscilator frekuensi 10,240 MHz .Dikarenkan di pasaran oscilator yang frekuensi 10,245 MHz sulit ditemukan dan akhirnya menggunakan oscilator yang 10.240 MHz yang menggunakan system PLL (Past Lock Loop) system penguncian fasa ikal balik.Oscilator Variable itu linier,sedangkan PLL tidak melainkan lompat lompat sebanyak 10 KHz bisa juga 5 KHz.Radio FM menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz.dan selanjutnya pada rangkaian BPF yang aslinya 455 KHz.Di BPF sendiri mempuyai atau ada Trimer ,trimer sendiri yaitu digunakan untuk mengubah dengan cara di putar putar dan akhirnya diubah frekuensi resonansinya menjadi 450 KHz.Dan akhinya pada Oscilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF yaitu 450 KHz untuk gambar bisa dilihat pada blog.Selanjutnya dihubungkan ke Modulator FM dank e Penguat Audio dan terakhir ke Speaker yang akan mengeluarkan suara. Pada modulator menggunakan FM dari pada AM, dikarenakan FM frekuensinya berubah ubah atau besar kecil sehingga mudah dideteksi oleh perangkat dirangkai disini.Untuk AM sendiri digunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector dan perubahan amplitudonyay pada AM yang bekerja pada frekuensi,sedangkan amplitudonya dari frekuensi suara jauh sama cariernya.Dan ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian tadi
Kelas : 1C No. Absen : 09 Nama : Dhea Adrika Zahro Asyhari Lokasi : Malang
Rangkaian superheterodyne adalah rangkaian penerima sinyal radio, memiliki beberapa tahapan yang mempengaruhi keluaran rangkaian, ada proses tunggal dan proses ganda. Pada Superheterodyne Single Convertion hanya dapat menerima ferekuensi maksimal 30000 Khz atau lebih rendah Digunakan untuk gelombang AM dan perubahan amplitude dideteksi oleh demodulasi AM. Penerima Superheterodyne Single Conversion umumnya dipakai dalam Radio Penerima AM, sedangkan penerima Superheterodyne Double Conversion umumnya dipakai dalam Radio Penerima FM.. Pada rangkaian superheterodyne, jika sensitivitasnya tinggi maka rangkaian akan lebih baik terutama pada rangkaian osilator dan BPF, pada kedua blok tersebut masing-masing blok memiliki kapasitor variabel yang dapat berubah-ubah nilainya, pada kapasitor ini terdapat rotor dan stator untuk mengatur keluaran kapasitor. Pada rangkaian superheterodyne, kadang muncul frekuensi bayangan, biasanya terjadi ketika bandwidth frekuensi pemancar terlalu lebar, meskipun suara berada pada frekuensi lain, masih dapat didengar. Ada standar khusus di sirkuit ini, yaitu 88 MHz-108 MHz. Rangkaian penyetelan masih ada, demodulatornya adalah FM, dan kemudian penguat audionya. Dari antena 90 MHz dan BPF 10,7 MHz. Ada 10,7 dan 455 MHz di pasaran. Pada 10.7, terlalu tinggi untuk masuk ke dalam demodulator, sehingga disebut splatter. Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga pemerima radio bisa menerima namun meluber. Jadi, jika penerima 90 MHz dan 95 MHz dapat diterima, itu semua karena lebarnya. Sehingga suara yang dihasilkan semrawut. Jadi kita harus bersih-bersih. Alasan peluncur adalah karena memiliki berbagai penyihir jahat. Untuk mengatasi masalah ini sebelum demodulator, ada mixer yang kembali mencampur 10.7 dengan rangkaian osilator. Lalu ada BPF lagi tapi frekuensinya bukan 10,7 tapi 455 KHz. Jika osilator pertama variabel dan osilator berikutnya tetap, berarti nilainya tidak akan berubah. Gunakan osilator kristal untuk membuat frekuensi tinggi tanpa geser offset. Osilator kristal 10245 tersedia secara komersial. Rangkaian osilator berisi X Tal atau osilator kristal yang diperoleh frekuensi 10,7 MHz - 455 dan hasilnya adalah 10,245 MHz. Nilai ini tetap dan tidak berubah dan osilator ini digunakan dan tidak berubah karena kualitasnya yang tinggi. Ada juga osilator 10,240 MHz di pasaran. Hal ini dikarenakan osilator 10.245 MHz sulit ditemukan di pasaran yang pada akhirnya menggunakan osilator 10.240 MHz dengan sistem kontrol PLL (past lock loop), sistem kontrol fase loop terbalik. Variable oscillator : linier, sedangkan PLL : tidak boleh melompat ke 10 KHz boleh juga 5 KHz diubah menjadi 450 KHz Dan terakhir osilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF 450 KHz sehingga gambar di blog juga terlihat.Kemudian dihubungkan ke modulator FM dan penguat audio E, dan terakhir ke speaker yang mengeluarkan suara. Modulator menggunakan FM bukan AM karena frekuensi FM berubah atau kecil sehingga perangkat dapat dengan mudah mendeteksi frekuensi. AM menggunakan frekuensi 30 ke bawah karena masih dapat dideteksi oleh detektor saat amplitudonya lepas dari carrier. Ada 2 metode yaitu metode deskriminator dan metode PLL.
Kelas : 1C Absen :10 Nama : Fakhril Muhammad Akhdaan Fadly Lokasi : Kota Probolinggo
Pembahasan hari menjelaskan tentang Penerima radio FM superheterodyne double conversion yang merupakan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah itu untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah karena bagian yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun pada stasiun yang berbeda. Pada rangkaian penerima radio FM superheterodyne double conversion sama seperti single conversion teteapi mempunyai perbedaan. Menggunakan frekuensi 88mHz-108mHz dimana frekuensi pada antenna yaitu 90mHz. Pada gambar tersebut sinyal yang diterima 90 MHz karena pada rangkaian penerima FM superheterodyne ini menerima sinyal frekuensi kecil. Lalu masuk ke rangkaian pelana dimana pada rangkaian ini terdapat alat ukur tegangan yang memiliki impedansi tinggi sehingga dapat mengukur hingga microvolt. Alat ukur yang bisa adalah alat ukur kuno yaitu VTVM (Vacum Tube Volt Meter). Jika menerima sinyal 90 Mhz dan terdapat pemancar lagi 9,2 Hz yang bisa diterima.Penyebab dari spletter sendiri dari pemancar yang bandwidthnya terlalu lebar, untuk mengatasinya yaitu setelah blok/rangkaian Band Pass filter yang terdapat mixer tambahan lagi. Pada penerima FM ini ada yang untuk mengukur sensivity kemudian ditrimmernya sampai dengan yang besar frekuensinya yang nantinya bisa mengukr microvolt. Semakin tinggi sensivitynya maka tegangan mikrovoltnya juga semakin tinggi dan kualitas penerima superheterodyne nya akan semakin baik. Pada Penerima FM Superheterodyne Double Conversion, Variabel kapasitor digunakan untuk mengubah-ubah Band Pass Filter pada Rangkaian Penala dan Variabel Osilator (Osilator Converter pertama). Sedangkan Osilator pada Converter Kedua menggunakan kristal. Untuk AM menggunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector ,sedangkan amplitudonya berselisih pada cariernya. Adapun bagian blok diagram radio penerima FM superheterodyne : 1. Antena penerima (receiving Antena 2. Penguat RF (RF Amplifier) 3. Oscilator local (Local Oscilator) 4. Mixer 5. Penguat IF 6. Limiter 7. AGC Detector (Automatic Gain Control / Pengendali Penguatan Otomatis) 8. Discriminator (Detektor FM) 9. De-emphasis 10. Penguat Audio (Audio Amplifier) 11. Speaker ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian di atas. Di pasaran ada dijual kristalnya untuk di radio fm dan di sistem televisi, karena tv untuk audio menggunakan fm, videonya menggunakan am, dua tekhnologi di gunakan dalam satu televisi. Sinyal radio dengan frekuensi 30 MHz dan dibawahnya lebih baik menggunakan AM karena frekuensi tersebut masih dapat dideteksi oleh Detector. Organisasi yang mengumpulkan orang-orang yang hobi di bidang radio disingkat HAM. Dan ada juga ORARI yaitu organisasi pecinta radio di Indonesia.
Kelas : 1C Absen : 05 Nama : Amir Mahmud NIM : 2141160126 Lokasi : Kab. Madiun Penerima Radio FM Superheterodyne Double Conversion Salah satu kekurangan pemancar superheterodyne single conversion yaitu pada fungsi high frekuensi untuk rangkaian AM yaitu semakin tinggi frekuensi semakin sulit demodulator AM menerima karena semakin tinggi demodulator semakin sulit untuk mendeteksi. Karena itu lebih disarankan memakai demodulator FM. Alat ukur untuk mengukur mikro volt meter jarang ditemukan dan biasanya jika ditemukan yang hanya memiliki orang orang tertentu saja seperti orang orang industri ataupun orang orang komunitas yang hobi dengan radio. Teknologi yang biasa digunakan termsuk teknologi lama yaitu VTVM (Vacoom Tube Volt Meter). VTVM adalah volt meter yang menggunakan tabung vakum untuk memperkuat besaran tegangan AC dan DC. Tabung vakum meningkatkan senseitivitas volt meter karena dapat mendeteksi sinyal dengan kekuatan yang sangat lemah. VTVM merupakan alat ukur yang mengukur tegangan (V) hingga micro volt dan digunakan untuk mengukur tegangan input yang ada pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal maka akan didapat nilai tegangan yang tinggi, tetapi jika tidak ada sinyal maka tidak akan ada nilai tegangannya. Dimana rangkaian penala harus memiliki gain yang tinggi dan bandwith yang sempit untuk mengantisipasi adanya frekuensi bayanagn yang dapat mengganggu output pada loudspeaker. Radio penenrima FM superheterodyne merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan dengan menempatkan bagia terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat tingkat frekuensi antara intermediate frekuensi (IF) setelah frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagan intermediate frekuensi, karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7), dan tidak berubah meskipun dipilih di stasiun yang berbeda. Oscilator meresonasikan frekuensi sehingga dapat masuk pada rangkaian selanjutnya yang kemudian masuk ke BPF yang memiliki frekuensi 10,7 MHz Setelah mengalami mixer atau pencampuran. Frekuensi osilator lokal pada radio penerima FM superheterodyne dapat diubah dari 98,7 MHz samapai 118,7 MHz, sehingga dari pencampuran menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz. Pada rangkaian ini terdapat teknologi lama lagi yaitu phase lock loop (PLL) atau discriminator. Pada sinyal 10,7 dan 455 sering terjadi pergeseran sehingga pada demodulator FM di pisahkan karirnya agar lebih stabil cara kerja phase lock loop contohnya ketika ada sinyal 10,240 dibagi oleh 2 pangkat 10 dan hasilnya adalah 10 KHz. Radio menggunakan FM PLL dengan frekuensi dibagi dahulu sampai 10 kilo lalu dikalikan dengan program. Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carrier perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi radio TV menggunakan double conversion penerima FM superheterodyne. Pada rangkaian tersebut harus diuji pada masing masing komponen resonasi tersebut.
Kelas : 1C Nomor Absen : 20 NIM : 2141160076 Nama : Sabila Vaisha Putri Lokasi : Kab.Malang
PENERIMA FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION Untuk memahami double conversion kita harus memahami terlebih dahulu tentang single conversion. Gelombang radio FM memiliki frekuensi 30.000 keatas, sedangkan AM memiliki frekuensi 30.000 kebawah. Naik turunnya gelombang AM akan mudah terdeteksi oleh modulator AM dan FM akan lebih sulit terdeteksi oleh demodulator AM dikarenakan semakin tinggi frekuensi maka akan semakin sulit terdeteksi. Demodulator AM bekerja untuk naik turunnya sinyal modulasi. Untuk meningkatkan sensitivity atau kemampuan penerimaan kepekaan sinyal diukur pada input antena ke Band Pass Filter. Pada titik masuknya akan dilakukan pengukuran tegangan dengan satuan mikro volt, syarat tegangan mikro adalah memiliki impedansi tinggi serta tegangan yang rendah. Alat pengukur sensitivity biasanya dimiliki oleh industri-industri ataupun para peneliti, yang banyak digunakan biasanya yaitu VTVM ( Vacuum Tube Volt Meter) yaitu volt meter yang menggunakan tabung elektron digunakan oleh banyak lembaga penelitian untuk mengukur input tegangan pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal dengan tegangan tinggi, sensitivity digunakan untuk menangkap sinyal-sinyal kecil yang berdekatan. Band Pass Filter selisih 455 khZ digunakan untuk menyeleksi sinyal. Apabila oscilator diubah maka juga harus memiliki selisih 455 dengan rangkaian penala. Jika lebih besar dari 30.000 maka selisih 455 terlalu kecil dibandingkan dengan frekuensi carrier. Jika terlalu kecil maka akan ada frekuensi bayangan dan membuat selectivity menjadi rendah. Double Conversion digunakan untuk frekuensi VHF 30 MHz sampai dengan 300 MHz, sebagai contoh digunakan untuk radio FM 88-108 MHz. Untuk gelombang radio informasi salah satu contohnya menggunakan radio amatir 2 meter band 150 MHz. Jika memiliki 90 MHz maka oscilator dapat memiliki frekuensi 100,7 MHz atau 79,3 MHz. Bandwidth lebar pada rangkaian penala di frekuensi tinggi dapat mengakibatkan adanya frekuensi bayangan. Band Pass Filter dengan 10,7 (tidak variabel) merupakan standart produksi jika tidak maka tidak dapat digunakan untuk merk lain karena apabila terdapat kerusakan maka akan sulit menemukan komponen penggantinya. Mixer disitu digunakan untuk pencampuran dengan 10,245 (X-Tal) dan memiliki selisih frekuensi 455. Bandwitdh yang sempit dan gain tinggi, kemudian akan masuk demodulator FM untuk dipisahkan antara sinyal carrier dan modulasi lalu dikuatkan dan akan dikeluarkan. Variable Oscilator menggunakan teknologi Phase Lock Loop menggunakan X-Tal agar lebih stabil dapat digunakan untuk demodulator FM, selain Phase Lock Loop juga terdapat discriminator. Dipasaran banyak dijual X-Tal dikarenakan banyak dibutuhkan oleh radio FM dan sistem televisi. Audio pada televisi menggunakan FM, sedangkan gambar atau video pada televisi menggunakan AM. 10,240 dan 10,245 juga terdapat banyak dipasaran karena banyak digunakan untuk Phase Lock Loop. Cara kerja Phase Lock Loop 10,240 adalah dengan terus menerus dibagi 2 hingga mendapat hasil 5 atau 10 KHz, setelah itu 10 KHz akan dikalikan dengan rangkaian digital melalui IC PLL.
Kelas : 1C No. : 22 Nama : Tegar Mardha Anta Wijaya Lokasi : Kota Batu
Penerima AM Superheterodyne (Single Conversion) Memiliki kekurangan berkaitan dengan frekuensi, dimana menggunakan system HF (High Frecuency) yang memiliki kemampuan 3.000 KHz - 30.000 KHz dengan modulasi AM. Sedangkan diatas 30.000 KHz menggunakan system VHF (Very High Frecuency) dengan modulasi FM. Dibawah 3.000 KHz menggunakan AM dikarenakan naik turun amplitude masih dapat dideteksi dengan mudah dengan Demodulator AM, semakin tinggi amplitude akan semakin susah untuk dideteksi. Sedangkan perubahan sinyal carrier mampu dideteksi oleh Demodulator FM, maka semakin tinggi frekuensi menggunakan FM. VTVM (Vacuum Tube Volt Meter) merupakan alat ukur yang paling sering digunakan, menggunakan teknologi lama dengan tabung electron, sinar katoda. VTVM ini mampu mengukur tegangan input BPF / Rangkaian Penala. Membutuhkan sensitivity yang tinggi untuk dapat menerima sinyal yang kecil, dan selectivity harus memiliki selisih 455 KHz. Dalam HF hanya terdapat AM saja tidak ada FM, FM ada pada VHF, sehingga selanjutnya kita membutuhkan Double Conversion untuk menerima FM.
Penerima FM Superheterodyne (Double Conversion) Double Conversion ini untuk frekuensi VHF yaitu 30 MHz lebih, bisa juga untuk 30 MHz kebawah tetapi menggunakan single side band. Range standart nasional siaran FM yaitu 88MHz - 108MHz, frekuensi standart nasional BPF yaitu 10,7 MHz. Sesuai dengan namanya double conversion ini menkonversi 2x, sehingga pada rangkaiannya terdapat 2 converter. Pada single conversion masih terdapat frekuensi bayangan karena menerima semua 2 pemancar dengan bersamaan, sedangkan pada Double Conversion sudah tidak ada frekuensi bayangan karena misal pada antenna pemancar ada 100,7 MHz dan 79,3 MHz selisih terpautnya cukup jauh yaitu lebih dari 20 MHz sehingga tidak diseleksi dan tidak ada frekuensi bayangan. Converter pertama memiliki besar frekuensi 10,7 MHz lalu ke converter kedua dengan ada osilator fix (X Tal) 10,245 MHz maka besar frekuensi selisih 455 KHz, lalu setelah itu lanjut ke demodulator FM untuk dipisahkan carrier dengan modulasi lalu modulasinya, informasinya dikuatkan oleh AF lalu di keluarkan oleh speaker, maka keluarlah suaranya. Demodulator FM ini ada 2 teknologi, yaitu : - Phase Lock Loop (PLL) - Discriminator Pada televisi audionya menggunakan FM, Videonya atau visualnya menggunakan AM, dua-duanya ada terdapat dalam televisi. Phase Lock Loop (PLL) menggunakan 10.240 MHz, secara garis besar cara kerjanya yaitu frekuensi 10.240 MHz dibagi 2^10, sehingga hasil akhir 10 KHz, lalu dikalikan dengan pemrograman digital sesuai dengan kebutuhan. Jadi terdapat 2 jenis PLL (Phase Lock Loop) di pasaran, yaitu dengan frekuensi 10,245 MHz dan 10,240 MHz, perlu diuji dahulu dalam pemroduksian PLL ini di laboratorium dengan alat khusus agar hasilnya sesuai tuning.
kelas : JTD 1C Absen : 03 Nama : Aisa Davita Salsabilla NIM : 2141160053 Lokasi: Kota Malang
Penerima AM Superheterodyne (Single Conversion) Untuk 30.000 KHz ke atas itu untuk FM. Untuk 3.000 KHz itu untuk AM. Naik turunnya gelombang AM akan mudah dideteksi oleh modulator AM lalu FM lebih sulit dideteksi oleh demodulator AM karena semakin tinggi frekuensinya maka akan semakin sulit terdeteksi. Semakin tinggi modulasinya maka menggunakan FM bukan AM. Kepekaan daripada sinyal itu diukur pada antenna lalu masuk ke BPF (Band Pass Filter). Sensitivity itu satuannya microvolt. Mengukur menggunakan voltmeter dengan impedansi yang tinggi. Ukuran dari sensitivity adalah tegangan yang masuk ke antenna diukur dengan voltmeter yang mempunyai impedansi tinggi. Semakin tinggi Sensitivity, lalu tegangan semakin tinggi, maka kualitas penerima Superheterodyne juga semakin baik. Voltmeter lama yang dibuat dengan Teknologi yang lama yaitu VTVM (Vacum Tube Volt Meter) Untuk mengukur tengangan input pada rangkaian penala. Kalua ada sinyal tegangannya tinggi kalua tidak ada sinyal tegangannya rendah. Sensitivity yang baik adalah tegangan yang diukur cukup besar Selectivity, digunakan untuk seleksi sinyal, ada BPF (Band Pass Filter) yang 455 Khz untuk seleksi sinyal lalu berselisih 455 KHz di rangkaian penala. Kalau sinyal yang nantinya diterima lebih besar, maka 455 lebih kecil dari sinyal carrier nya. Kalua terlalu kecil jaraknya, maka memungkinkan akan terjadi munculnya frekuensi bayangan dan itu akan membuat selectivity jadi rendah. Lalu setelah itu akan dimodulasi lalu dikuatkan lalu keluar lewat speaker. Maka solusinya dengan cara Superheterodyne Double Conversion. AM digunakan frekuensi rendah, Fm digunakan frekuensi tinggi. Frekuensi VHF semuanya menggunakan AM tidak ada yang FM. Penerima Radio FM Superheterodyne Double Conversion Frekuensi 88 MHz sampai 108 MHz Double Conversion digunakan untuk frekuensi VHF 30 MHz-300 MHz ke atas. Tetapi Double Conversion bisa digunakan untuk frekuensi 30 MHz ke bawah namun menggunakan teknologi yang berbeda. Misalnya 90 MHz dengan oscillator, diberi BPF 10,7 MHz, maka oscilatornya bisa 100,7 MHz atau dibawahnya yaitu 79,3 MHz. Jika menggunakan 455 langsung maka sinyal yang akan diterima antenna adalh 90,455 atau 89,545 dan oscillator nya adalah 90,000. Bandwidthnya sangat sempit lalu gainnya juga sangat tinngi. Lalu masuk ke di modulasikan di Demodulator FM lalu dipisahkan sinyal carriernya dan modulasinya. Di Demodulator FM ada 2 teknologi, yaitu menggunakan PLL (Phase Locked Loop), variable oscillator juga bisa menggunakan PLL. Ini menggunakan kristal jadi lebih stabil. Selain PLL ada juga Deskriminator, ini digunakan untuk memisahkan frekuens atau frekuensi carrier yang bergeser geser, itu di deteksi oleh demoderator FM kemudian dipisahkan informasi dan carriernya. Pada televise itu audio menggunakan FM, dan videonya atau gambarnya menggunakan AM. Jadi 2 teknologi ini digunakan bersama-sama pada televise.
Kelas : 1C Nomor Absen : 08 NIM : 2141160116 Nama : Daffa Fadhil Arrahman Lokasi : Kab.Malang
PENERIMA FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
Gelombang radio FM mempunyai frekuensi sebesari 30.000 keatas, dibandingakn dengan AM yang memiliki frekuensi sebesar 30.000 kebawah. Naik turunnya gelombang AM akan mempermudah dideteksi oleh modulator AM dan FM akan mempersulit terdeteksi nya demodulator AM dikarenakan semakin tinggi frekuensi maka akan semakin sulit terdeteksi. Demodulator AM bekerja proses pemulihan sinyal pemodulasi dari sinyal termodulasi. Untuk meningkatkan kemampuan penerimaan sinyal yg diukur oleh impt antenna menuju ke band pass filter.. Pada saat sinyal masuk akan dilakukannya pengukuran tegangan dengan menggunakan satuan mikro volt, syarat tegangan mikro adalah memiliki yaitu impedansi tinggi serta tegangan yang rendah. Alat pengukur sensitivity trsebut biasanya dimiliki oleh industry industry besar maupun para peneliti, yang banyak digunakan biasanya yaitu VTVM ( Vacuum Tube Volt Meter) yaitu merupakan volt meter menggunakan tabung elektron dipakai oleh lembaga penelitian untuk mengukur input tegangan pada rangkaian penala.
Band Pass Filter455 khZ digunakan untuk memilah sinyal. Apabila osilator diubah maka juga harus memiliki selisih 455 dengan rangkaian penala. Jika lebih besar dari 30.000 maka selisih 455 terlalu kecil dibandingkan dengan frekuensi carrier. Jika terlalu kecil maka akan ada frekuensi bayangan dan membuat selectivity menjadi rendah. maka keluarlah suaranya. Demodulator FM ini ada 2 teknologi, yaitu :
- Phase Lock Loop (PLL) - Discriminator Pada saat televise mennggunakan audionya menggunakan FM, oatput video akan menggunakan AM, dua-duanya ada terdapat dalam televisi. Phase Lock Loop (PLL) menggunakan 10.240 MHz, secara garis besar cara kerjanya yaitu dengan frekuensi 10.240 MHz lalu dibagi 2^10, sehingga akan menghasil kan hasil akhir sebesar 10 KHz, lalu dikalikan dengan pemrograman digital sesuai dengan kebutuhan yg digunakan. Jadi terdapat 2 jenis PLL (Phase Lock Loop) di pasaran, yaitu dengan frekuensi 10,245 MHz dan 10,240 MHz, perlu diuji dahulu dalam pemroduksian PLL ini di laboratorium dengan alat khusus agar hasilnya sesuai tuningyang dibutuh kan . Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut lalu diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz sedangkan yang akan dihasilkan oleh frekuensi suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri . enggunakan FM bukan AM dikarenakan frekuensi FM berubah atau kecil sehingga perangkat dapat dengan mudah mendeteksi frekuensi. AM menggunakan frekuensi 30 ke bawah karena masih dapat dideteksi oleh detector .
Gelombang radio FM mempunyai frekuensi sebesari 30.000 keatas, dibandingakn dengan AM yang memiliki frekuensi sebesar 30.000 kebawah. Naik turunnya gelombang AM akan mudah terdeteksi oleh modulator AM dan FM akan lebih sulit terdeteksi oleh demodulator AM dikarenakan semakin tinggi frekuensi maka akan semakin sulit terdeteksi. Demodulator AM bekerja untuk naik turunnya sinyal modulasi. Untuk meningkatkan sensitivity atau kemampuan penerimaan kepekaan sinyal diukur pada input antena ke Band Pass Filter. Pada titik masuknya akan dilakukan pengukuran tegangan dengan satuan mikro volt, syarat tegangan mikro adalah memiliki impedansi tinggi serta tegangan yang rendah. Alat pengukur sensitivity biasanya dimiliki oleh industri-industri ataupun para peneliti, yang banyak digunakan biasanya yaitu VTVM ( Vacuum Tube Volt Meter) yaitu volt meter yang menggunakan tabung elektron digunakan oleh banyak lembaga penelitian untuk mengukur input tegangan pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal dengan tegangan tinggi, sensitivity digunakan untuk menangkap sinyal-sinyal kecil yang berdekatan. Band Pass Filter selisih 455 khZ digunakan untuk menyeleksi sinyal. Apabila oscilator diubah maka juga harus memiliki selisih 455 dengan rangkaian penala. Jika lebih besar dari 30.000 maka selisih 455 terlalu kecil dibandingkan dengan frekuensi carrier. Jika terlalu kecil maka akan ada frekuensi bayangan dan membuat selectivity menjadi rendah.
Double Conversion digunakan untuk frekuensi VHF 30 MHz sampai dengan 300 MHz, sebagai contoh digunakan untuk radio FM 88-108 MHz. Untuk gelombang radio informasi salah satu contohnya menggunakan radio amatir 2 meter band 150 MHz. Jika memiliki 90 MHz maka oscilator dapat memiliki frekuensi 100,7 MHz atau 79,3 MHz. Bandwidth lebar pada rangkaian penala di frekuensi tinggi dapat mengakibatkan adanya frekuensi bayangan. Band Pass Filter dengan 10,7 (tidak variabel) merupakan standart produksi jika tidak maka tidak dapat digunakan untuk merk lain karena apabila terdapat kerusakan maka akan sulit menemukan komponen penggantinya. Mixer disitu digunakan untuk pencampuran dengan 10,245 (X-Tal) dan memiliki selisih frekuensi 455. Bandwitdh yang sempit dan gain tinggi, kemudian akan masuk demodulator FM untuk dipisahkan antara sinyal carrier dan modulasi lalu dikuatkan dan akan dikeluarkan.
Variable Oscilator menggunakan teknologi Phase Lock Loop menggunakan X-Tal agar lebih stabil dapat digunakan untuk demodulator FM, selain Phase Lock Loop juga terdapat discriminator. Dipasaran banyak dijual X-Tal dikarenakan banyak dibutuhkan oleh radio FM dan sistem televisi. Audio pada televisi menggunakan FM, sedangkan gambar atau video pada televisi menggunakan AM. 10,240 dan 10,245 juga terdapat banyak dipasaran karena banyak digunakan untuk Phase Lock Loop.
Kelas : 1C No Absen : 02 Nama : Ahmad Ghozali Lokasi : Kota Malang
Superheterodyne Double Convertion hanya dapat menerima ferekuensi maksimal 30000 Khz atau lebih rendah Digunakan untuk gelombang AM dan perubahan amplitude dideteksi oleh demodulasi AM Jika FM, Frekuensi berubah dan mengubah sinyal carrier pada pemancar yang mudah dideteksi oleh demodulator FM. Disini Memiliki fungsi untuk meningkatkan sensitivity (kemampuan penerimaan atau kepekaan) yang diukur pada input dari antenna ke BPF dan tegangan juga diukur dengan satuan microvolt, selain mengukur sensitivity dan tegangan juga mengukur impedansi dimana syaratnya adalah jika impedansi tinggi maka tegangan harus rendah. VTVM (Vacum Tube Volt Meter) merupakan alat ukur kuno yang bisa mengukur tegangan (V) hingga microvolt dan digunakan untuk mengukur teganggan input yang ada pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal maka akan didapat nilai teganggan yang tinggi, tetapi jika tidak terdapat sinyal makan tidak ada nilai teganggannya. Dimana rangkaian penala harus memiliki Gain yang tinggi dna bandwith yang sempit untuk mmengantisipasi adanya frekuensi bayangan yang dapat megganggu output pada loudspeaker. FM disini memiliki nilai frekuensi yang tinggi, dan sebaliknya AM memliki frekuensi yang rendah. Tetapi Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion disiini juga bisa digunakan untuk frekuensi rendah dengan single setting. Dimana range dari siaran Radio FM adalah 88 MHz sampai 108 MHz. Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion disini dihubungkan dengan 2 Oscilator yaitu Oscilator Variable (dapat mengubah nilai sesuai kebutuan) dan Oscilator Cristal (nilai paten dan tidak bisa berubah-ubah). Dimana nilai dari Oscilator Cristal yang sering dijual di pasaran adalah 10.240 MHz dan 10.245 MHz. Sebagai contoh, pada penerima radio superheterodynr double convertion jika oscillator memiliki frekuensi 90 MHz dan BPF 10,7 MHz dan BPF 455 KHz maka frekuensi yang dapat diterima antenna adalah 100 ,7 MHz atau 79,3 MHz. Maka frekuensi yang diterima adalah 100 ,7 MHz karena penerima ini hanya meneriima frekuensi yang tinggi sehingga frekuensi rendah tidak bisa masuk dan tidak berpotensi menyebabkan adanya frekuensi bayangan. Dan jika selisih antar frekuensi tersebut sangat jauh maka tidak berpotensi adanya frekuensi bayangan, tetapi jika pada single convertion memiliki selisih frekuensi yang dekat sehinggan menimbulkan adannya frekuensi bayangan walaupun sangat kecil. Padapenerima double convertion ini mixer kedua disambungkan lagi dengan oscilator cristal bernilai 10.240 MHz yang bertujuan agar pada BPF yang kedua dapat bernilai 455 KHz lalu frekuensi tersebut akan masuk pada demodulator FM untuk dipisahkan antara Carriernya dan informasinya sebelum masuk pada penguat akhir atau penguat AF. Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga pemerima radio bisa menerima namun meluber. Oscilator cristal yang memiliki frekuensi 10.240 MHz digunakan untuk variable Oscilator PLL (Phase Lock Loop) yang artinya system penguncian fasa ikal balik. PLL bekerja dengan membagi frekuensi 10.240 MHz dengan 2 sebanyak 10 kali sehingga menghasilkan nilai 10 KHz.
Kelas : 1B
BalasHapusNomor Absen :14
Nama : Mochammad Fikri Nuzulul Huda
Lokasi : Kota Malang
PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
VTVM (Vacum Tube Volt Meter) atau biasa disebut Volt Meter Tabung Hampa merupakan alat ukur zaman kuno.HAM yaitu salah satu oraganisasi pecinta radio,di Indonesia disebut dengan Orari.
Pada rangkaian PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSIONIni sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF,BPF sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF dank e Mixer yang ketiga ini termasuk Converter. Tidak lagi menggunakan frekuensi 455 KHz ,dikarenakan frekuensi tersebut terlalu sempit karena disini menggunakan MHz.Sehingga menggunakan standart yaitu 10,7 MHz.10,7 MHz untuk diterima di Superheterodyne saat demodulator akan menjadi tinggi atau bisa disebut dalam istilah komunikasi yaitu splatter.Selanjutnya,sebelum ke rangkaian Demodulator harus ada rangkaian Mixer,BPF (Band Past Filter) dan Oscilator crystal. Dimana di Mixer ini terjadi proses pencampuran antar frekuensi.Di BPF menjadi 455 KHz kurang dari setengah KHz.Dan pada rangkaian Oscilatornya terdapat X Tal atau oscilator crystal frekuensi frekuensi nya diperoleh dari 10,7 MHz – 455 dan hasilnya 10,245 MHz.Nilai tersebut tettap dan tidak akan berubah dan menggunan oscilator ini dikarenakan kualitasnya yang tinggi dan tidak bergeser geser.dipasaran juga beredan oscilator frekuensi 10,240 MHz .Dikarenkan di pasaran oscilator yang frekuensi 10,245 MHz sulit ditemukan dan akhirnya menggunakan oscilator yang 10.240 MHz yang menggunakan system PLL (Past Lock Loop) system penguncian fasa ikal balik.Oscilator Variable itu linier,sedangkan PLL tidak melainkan lompat lompat sebanyak 10 KHz bisa juga 5 KHz.Radio FM menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz.dan selanjutnya pada rangkaian BPF yang aslinya 455 KHz.Di BPF sendiri mempuyai atau ada Trimer ,trimer sendiri yaitu digunakan untuk mengubah dengan cara di putar putar dan akhirnya diubah frekuensi resonansinya menjadi 450 KHz.Dan akhinya pada Oscilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF yaitu 450 KHz untuk gambar bisa dilihat pada blog.Selanjutnya dihubungkan ke Modulator FM dank e Penguat Audio dan terakhir ke Speaker yang akan mengeluarkan suara. Pada modulator menggunakan FM dari pada AM, dikarenakan FM frekuensinya berubah ubah atau besar kecil sehingga mudah dideteksi oleh perangkat dirangkai disini.Untuk AM sendiri digunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector dan perubahan amplitudonyay pada AM yang bekerja pada frekuensi,sedangkan amplitudonya dari frekuensi suara jauh sama cariernya.Dan ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian tadi
KELAS : 1B
BalasHapusNO URUT : 12
NAMA : LUTFI KURNIAWAN
LOKASI : KOTA MALANG
• Antena menerima sinyal yang kecil, di kapasitor dipilih, dinperkeuat oleh penguat RF, Supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sempit, Sehingga sinyal kecil bisa diterima
• ukuran sensitivity : tegangan yang masuk ke antena diukur dengab volt meter (mikro volt) yang mempunyai impedansi tinggi.
• VTVM (vacum tube volt meter) : alat ukur kuno yang bisa mengukur hingga mikrovolt. diukur pada conector input pada antena
• yang memilik VTVM biasanya adalah HAM (Hobby Amatir Radio)
• semakin tinggi sensitivity, tegangan semakin tinggi, kualitas penerima superheterodyne semakin baik.
• dari selectivity, ada kapasitor variable , kapasitor variabel naik maka kapasitansi kecil begitu juga sebaliknya apabila turun kapasitansi nya besar.
untuk memutar rutor , as nya diputar , statornya tidak bergerak
• selisih selalu selalu 455 , karena 1x saja disebut single conversion.
permasalahannya kalau yang diterima f lebih besar , yang diterima dikalikan 10. 455 menjadi terlalu sempit.
• akan banyak jaraknya antara titik 1 , dengan titik lainnya itu 1 MHz , jadinya resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensi yang tinggi
• Solusinya , frekuensi medium (intermediate) harus lebih tinggi , frekuensi band pass filter juga harus lebih tinggi agar bisa memakai 10,7 MHz
• Jika menerima sinyal 90 MHz , Disetelahnya ada frekuensi lain , maka bisa diterima juga (SPLAITER)
mencampur 10,7 MHz dengan rangkaian osilator kembali ini terjadi di mixer nantinya , pada rangkaian ditambahkan mixer kembali dan BPF, namun bernilai 455 KHz di osilator , maka 10,7 MHz - 455 KHz = 10,245 MHz
nilai ini tidak berubah-ubah , simbolnya kapasitor biasa
• phase look loop : 10,240
•88 MHz : 108 MHz menggunakan modulasi fm
pada BPF 455 KHz , di trim menjadi 450 KHz
• AM : perubahan amplitudo , yang bekerja pada frekuensi 88 MHz - 108 MHz , sedangkan yang dihasilkan frekuensi terlalu jauh.
• FM : akan mudah terbuka ketika digeser kanan ataupun kiri
Kelas : 1B
BalasHapusNo Absen : 13
Nama : Milinda Helma Safitri
Lokasi : Kabupaten Probolinggo
Lanjutan super heterodyne pada pertemuan kemarin terdapat sebuah rangkaian. Yang di mana antena menerima sinyal yang kecil, di kapasitor dipilih, diperkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima. ukuran dari sensitivity, yaitu Tegangan yang masuk ke antena diukur dengan voltmeter (mV) Yang mempunyai impedansi tinggi.
NTVM => Alat ukur kuno yang bisa mengukur hingga microvolt. Singkatan dari NTVM sendiri adalah Vacum Tube Volt Meter, diukurkan pada konektor input antena, biasanya HAM (Hobi amati radio) Yang mempunyai VTVM.
Sekarang yaitu mengenai Super heterodyne double conversion. Semakin tinggi sensitivity, tegangan semakin tinggi, kualitas penerima super heterodyne semakin baik. dari sisi selectivity ada kapasitor variabel, pada kapasitor variabel, naik => kapasitansi kecil, turun => kapasitansi besar. untuk memutar rutor, as nya di putar, stator tidak bergerak. Selisih nya adalah selalu 455 Khz, karena satu kali saja, disebut single conversion. Permasalahannya kalau yang diterima f >, yang diterima dikalikan 10, 455 menjadi terlalu sempit. Untuk memperkuat sinyal pada RF tinggi (katakanlah beberapa GHz) mahal dibandingkan dengan melakukan amplifikasi pada frekuensi yang lebih rendah. Beberapa dB gain RF biasanya cukup untuk memproses sinyal hingga ke level IF. Bandwidth filter input harus sedemikian rupa sehingga kurang dari jarak saluran (biasanya kurang dari bandwidth output) sehingga lebih mudah untuk diterapkan. Penguat IF biasanya di mana sebagian besar penguatan sinyal dilakukan dengan biaya yang relatif rendah dan kompleksitas yang rendah (dibandingkan dengan mencoba melakukan itu pada frekuensi yang lebih tinggi). Filter mencegah pendarahan dan menetapkan bandwidth sinyal ke bandwidth informasi.
Akan banyak jaraknya, antara titik 1 dengan titik lainnya itu 1 MHz. Jadinya resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455, terlalu kecil pada frekuensi yang tinggi. Solusinya, frekuensi medium (Intermediate) harus lebih tinggi. Frekuensi Band Pass Filter juga harus lebih tinggi agar bisa memakai 10,7 MHz.
Jika menerima signal 90 MHz, di sebelahnya ada frekuensi lain, maka bisa diterima juga (SPLAITER). Mencampur 10,7 MHz dengan rangkaian osilator kembali ini terjadi di mixer. Nantinya pada rangakaian ditambahkan mixer kembali dan BPF, namun bernilai 455 KHz = 10.245 MHz.nilai ini tidak berubah-ubah, simbolnya kapasitor Kristal, seperti kapasitor biasa.
Phase lock loop => 10.240 MHz.
88 MHz => 108 MHz (menggunakan sistem modulasi FM). Pada BPF 455 KHz, di trim menjadi 450 KHz. Karena ditemukan teknologi PLL, maka yang harusnya 455 Khz menjadi 450 KHz. AM => perubahan amplitude, yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz, sedangkan yang dihasilkan frekuensi terlalu jauh. FM => akan mudah terbaca ketika digeser kanan ataupun kiri.
Kelas : 1B JTD
BalasHapusNo absen : 09
Nama : Dwiki Raditya K
Lokasi : Kota Malang
PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
Radio penerima FM superheterodyne merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan (Adjacent Channel Selectivity) dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagian intermediate frekuensi (IF), karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun dipilih stasiun yang berbeda. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram blok dari radio penerima FM superheterodyne. Sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF,BPF sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF dank e Mixer yang ketiga ini termasuk Converter.
Prinsip Kerja Bagian Tuner (Penala) Radio Penerima FM Superheterodyne
Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima.
Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima.
Voltmeter elektronik digunakan untuk mengukur tegangan langsung, RMS dan tegangan puncak sistem.
Tabung vakum memiliki banyak keunggulan seperti memiliki impedansi masukan yang tinggi, rentang frekuensi yang lebar dan sensitivitas yang tinggi.
Keuntungan paling signifikan dari VTVM adalah dapat menarik arus yang sangat sedikit dibandingkan dengan meter lainnya. Di VTVM, sinyal pengukuran langsung dipasok ke tabung vakum meteran. Tabung vakum memperkuat sinyal dan meneruskannya ke meteran defleksi. HAM yaitu salah satu oraganisasi pecinta radio,di Indonesia disebut dengan Orari.
FM adalah metode untuk menyampaikan informasi melalui gelombang pembawa dengan memvariasikanfrekuensi, hal ini berbeda dengan system modulasi amplitudo (AM) dimana system AM amplitude dari gelombang pembawa yang bervariasi sedangkan frekuensi tetap constant. Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Kelas: 1B
BalasHapusNo. Absen: 06
Nama: Audy Maulidira Ananda
Lokasi: Kab. Gresik
Pembahasan hari ini yakni melanjutkan tentang Rangkaian Penerima Radio Super Heterodyne. Dimulai dari antena yang menerima sinyal sangat kecil, lalu di kapasitor diseleksi atau dipilih mana sinyal yang paling besar,barulah disitu diperkuat oleh penguat radio frekuensi, Supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sempit, sehingga sinyal yang kecil ataupun sangat kecil bisa diterima dan ditangkap oleh rangkaian ini. Cara untuk mengukur Sesitivitas atau Sensitivity yaitu dilihat dari tegangan yang masuk ke antena dan diukur menggunakan voltmeter yang bisa mengukur hingga satuan mikroVolt dan mempunyai impedansi yang tinggi. Voltmeter yang bisa hingga mikroVolt ini adalah Voltmeter khusus,saat ini sudah jarang ditemukan,biasanya dapat ditemukan di sekelompok orang yang hobby mengoleksi dan disebut HAM. Yakni Hobby Amati Radio, disini biasanya ditemukan alat-alat yang sudah jarang ditemukan seperti alat ini. Alat Khusus ini disebut VTVM yaitu singkatan dari Vacum Tube Volt Meter. VTVM ini diukurkan pada connector input antena yang nantinya bisa diketahui tegangannya dalam satuan mikro Volt. Yang perlu diingat jika semakin tinggi sensitivity nya, maka semakin tinggi pula tegangannya, kualitas rangkaian penerima radio Super Heterodyne akan semakin baik.
Jika kita melihat dari sisi selectivity,terdapat kapasitor variabel. Kapasitor variabel ini ada dua, dimana berbentuk seperti garis garis yang melengkung. Lalu memiliki dua bagian yang dinamakan Rutor dan Strator. As digunaka untuk memutar Rutor, sedangkan Strator nya tidak bergerak atau tetap. Jika pada kapasitor variabel itu naik, maka kapasitansinya semakin kecil. Sebaliknya, jika turun kapasitansi yang dihasilkan akan semakin besar. Selisih antar Band Pass Filter dan Osilator selalu 455KHz. Pada saat AM, kita menggunakan rangkaian mixer hanya satu, maka disebut Single Conversion. Memiliki masalah jika yang diterima oleh rangkaian ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi, maka 455KHz ini akan menjadi sempit sekali. Semisal pada contoh disebutkan 80MHz hingga 120MHz. Jika kita membuat garis garis maka setiap garis berjarak 1MHz, sedangkan 455Khz tidak sampai setengah dari 1MHz. Maka akan menyulitkan dan banyak yang akan tertangkap sinyalnya.
Resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan akan semakin sulit untuk di seleksi karena frekuensi yang kecil yakni 455KHz. Itu menyulitkan karena terlalu kecil untuk frekuensi yang tinggi. Maka solusinya frekuensi medium atau intermediet harus lebih tinggi, pada frekuensi Band Pass Filter juga harus lebih tinggi, agar bisa terpakai maka menggunakan 10,7 MHz. Rangkaian ini sama dengan rangkaian penerima radio AM, yang membedakan pada rangkaian FM memiliki double converter. Jadi, misal menerima sinyal 90 MHz, disebelahnya ada frekuensi lain, maka bisa diterima juga yang disebut SPLATTER. Dua rangkaian ini mencampur 10,7 MHz dengan rangkaian osilator kembali.
kelas : 1B
BalasHapusNO : 04
Nama : Amalia Nabila
Lokasi : kediri
Penerima radio FM superheterodyne double conversion. Pada rangkaian penerima radio FM superheterodyne double conversion sama seperti single conversion teteapi mempunyai perbedaan. Menggunakan frekuensi 88mHz-108mHz dimana frekuensi pada antenna yaitu 90mHz. Antenna menerima sinyal yang kecil, di kapasitor dipilih, diperkuat oleh Rangkaian RF menerima sinyal kecil kemudian dipilih dengan kapasitor sehingga frekuensi diperkuat rangkaian RF sehingga sinyal-sinyal kecil dengan bandwith sempit bisa ditangkap oleh rangkaian. Tegangan dari antenna yang masuk penala merupakan ukuran untuk sensitivity. Yang digunakan untuk mengukur adalah voltmeter khusus dengan impedansi yang tinggi bukan multimeter biasa. Alat ukur jaman dahulu yang sekarang sudah jarang digunakan adalah VTVM ( vacum tube voltmeter). Semakin tinggi sensitivity artinya tegangan semakin tinggi kualitas dari pada penerima superheterodyne semakin baik.
Dari sisi selectivity, ada kapasitor variabel. Pada kapasitor variabel jika nilai kapasitansinya kecil maka akan naik sedangkan jika nila kapasitansinya besar maka akan turun. Untuk memutar rutor, as nya diputar, stator tidak bergerak. Jika semakin naik, maka kapasitansinya akan semakin semakin kecil, dan sebaliknya, jika diputar turun, maka kapasitansinya akan semakin besar. Semakin luas permukaan yang berhadap-hadapan nila kapasitansinya besar. Pada frekuensi resonansi anatara band pass filter dan oscillator selisihnya adalah 455. Karena satu kalinya saja maka disebut single conversation. Permasalahannya jika yang diterima frekuensi lebih, yang diterima dikalikan 10. Pada frekuensi 455 terlalu sempit.
Antenna bandwith harus sangat luas. Pada gambar terdapat 40 garis satu garisnya yaitu 1mHz antara 80-120. Antara resonansi di oscillator dan rangkaian penala itu berdekatan maka tidak bisa diseleksi karena 455 terlalu kecil dengan frekuensi tinggi. Solusi yaitu frekuensi intermediate harus lebih tinggi. Band pass filter harus lebih tinggi. Demodulatornya adalah demodulator FM.
Bandwith lebar akan masuk ke penerima untuk mengatasi itu sebelum demodulator akan ada di mixer. Nantinya, pada rangkaian ditambahkan mixer Kembali dan band pass filter, namun bernilai 455kHz. Mixer mencampur 10,7 mHz dengan rangkaian oscillator lagi. oscilator ke variabel oscillator fix karena sudah pasti 10,7 mHz dan 455 kHz, menggunakan oscillator kristal karena kualitas tinggi tidak bergeser-geser. Karena ditemukan teknologi phase lock loop, pada phase lock look terdapat 10,240. maka yang seharusnya 455 kHz menjadi 450 kHz. Pada frekuensi 88mHz-108mHz terdapat pada modulasi FM. Pada modulasi AM perubahan amplitude yang bekerja pada frekuensi suara terlalu jauh antara frekuensi suara dan carrier. Pada frekuesni 30 mHz kebawah menggunakan modulasi AM. Metode phase lock loop dan diskriminan untuk memisahkan frekuensi informasi dan carrier. Pada rangkaian FM akan mudah terbaca Ketika digeser kanan ataupun kiri. Maka jika pada AM yang terjadi adalah perubahan amplitudo.
Kelas : 1B
BalasHapusNo.Absen : 17
Nama : Muhammad Fauzan Ardika Akbar
Lokasi : Jombang
PENERIMA FM SUPERHETERODYN (DOUBLLE CONVERSION)
Pada gambar tersebut sinyal yang diterima 90 MHz karena pada rangkaian penerima FM superheterodyne ini menerima sinyal frekuensi kecil. Lalu masuk ke rangkaian pelana dimana pada rangkaian ini terdapat alat ukur tegangan yang memiliki impedansi tinggi sehingga dapat mengukur hingga microvolt. Alat ukur yang bisa adalah alat ukur kuno yaitu VTVM (Vacum Tube Volt Meter). Pada rangkaian ini dilihat dari sensitifitasnya, semakin tinggi tegangan dalam microvolt maka sensitivitas makin tinggi sehingga kualitas dari penerima superheterodyne ini makin baik. Lalu diperkuat dengan rangkaian RF. Osilator meresonansikan frekuensi sehingga dapat masuk pada rangkaian selanjutnya yang kemudian masuk ke Band Pass Filter yang memiliki frekuensi 10,7 MHz setelah mengalami mixer atau pencampuran. Berbeda dengan penerima AM yaitu setelah Band Pass Filter yang 10,7 MHz masuk kedalam mixer lagi. Dimana osilator yang digunakan adalah osilator krital yang memiliki frekuensi 10,245 MHz. Osilator Kristal dipasaran juga diedarkan dengan frekuensi 10,240 MHz, jika menggunakan osilator Kristal tersebut maka Band Pass Filter setelahnya menggunakan frekuensi 455 KHz. Diperolehnya nilai 10,245 MHz adalah dari 10,7 MHz dikurangi dengan 455 KHz. Setelah melalui mixer kedua masuk ke BPF yang memiliki frekuensi 455 KHz. Sinyal yang telah di mixer kedua masuk ke Band Pass Filter lalu masuk ke Demodulator FM, dimana di deteksi modulasinya. Setelah melewati rangkaian Band Pass Filter, dikuatkan kembali di penguat audio yakni AF.
Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga penerima radio bisa menerima namun meluber. Osilator Kristal yang memiliki frekuensi 10,240 MHz digunakan untuk variable osilator PLL (Phase Lock Loop) system penguncian fasa ikal balik. Oscilator Variable itu linier,sedangkan PLL tidak melainkan lompat lompat sebanyak 10 KHz bisa juga 5 KHz.Radio FM menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz.dan selanjutnya pada rangkaian Band Pass Filter yang aslinya 455 KHz.Di Band Pass Filter sendiri mempuyai atau ada Trimer ,trimer sendiri yaitu digunakan untuk mengubah dengan cara di putar putar dan akhirnya diubah frekuensi resonansinya menjadi 450 KHz. Untuk AM sendiri digunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector dan perubahan amplitudonyay pada AM yang bekerja pada frekuensi,sedangkan amplitudonya dari frekuensi suara jauh sama cariernya.Dan ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian di atas. Adapun organisasi yang mengumpulkan orang-orang yang hobi di bidang radio disingkat HAM. Dan ada juga ORARI yaitu organisasi pecinta radio di Indonesia.
Kelas : 1B JTD
BalasHapusAbsen :10
Nama : Haidar Rafid Ramadhan
Lokasi : Pandaan ,Kab.Pasuruan
Penerima Radio SuperHeterodyne Double Connversion (FM)
merupakan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang
berdampingan dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah itu untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah karena bagian yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun pada stasiun yang berbeda.
Splatter -> jika menerima sinyal 90 Mhz dan terdapat pemancar lagi 9,2 Hz yang bisa diterima.Penyebab dari spletter sendiri dari pemancar yang bandwidthnya terlalu lebar, untuk mengatasinya yaitu setelah blok/rangkaian Band Pass filter yang terdapat mixer tambahan lagi
• Pada penerima FM ini ada yang untuk mengukur sensivity kemudian ditrimmernya sampai dengan yang besar frekuensinya yang nantinya bisa mengukr microvolt. Semakin tinggi sensivitynya maka tegangan mikrovoltnya juga semakin tinggi dan kualitas penerima superheterodyne nya akan semakin baik.
• Terdapat juga alat pengukur frekuensi terdahulu yaitu VTVM -> Vacum Tube Voltmeter atau bisa disebut juga voltmeter tabung hampa.
• Semakin banyak ruas yang berhadapan maka kapasitansinya semakin besar ,begitu pula semakin sedikit ruasnya maka semakin kecil pula kapasitansinya.
• AM : perubahan pada amplitudo , pada frekuensi 88 MHz - 108 MHz , sedangkan yang dihasilkan terlalu jauh.
• FM : mudah terbuka ketika digeser kanan ataupun kiri
Rangkaian Oscilator terdapat X Tal atau oscilator crystal frekuensi yang diperoleh dari 10,7 MHz – 455 dan hasilnya 10,245 MHz.Nilai tersebut tetap dan tidak akan berubah dan menggunan oscilator ini dikarenakan kualitasnya yang tinggi dan tidak bergeser geser. dipasaran juga beredan oscilator frekuensi 10,240 MHz .Dikarenkan di pasaran oscilator yang frekuensi 10,245 MHz sulit ditemukan ,yang akhirnya menggunakan oscilator yang 10.240 MHz dengan system PLL (Past Lock Loop) system penguncian fasa ikal balik.Oscilator Variable : linier,sedangkan
PLL : tidak memungkinkan lompat lompat sebanyak 10 KHz bisa juga 5 KHz
Di BPF mempuyai atau ada Trimer ,digunakan untuk mengubah dengan cara di putar putar dan akhirnya diubah frekuensi resonansinya menjadi 450 KHz.Dan akhinya pada Oscilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF yaitu 450 KHz untuk gambar bisa dilihat pada blog. Selanjutnya dihubungkan ke Modulator FM dank E Penguat Audio dan yang terakhir ke Speaker yang akan mengeluarkan suara.
Pada modulator menggunakan FM dari pada AM, dikarenakan FM frekuensinya berubah ubah atau besar kecil sehingga frekuensi tersebut mudah dideteksi oleh perangkat .Untuk AM menggunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector ,sedangkan amplitudonya berselisih pada cariernya.
Ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian tadi
NAMA : TIYA DIAH ANGESTI
BalasHapusKLS : 1B
LOKASI : KEDIRI
Untuk pembahasan kali ini tentang Rangkaian Penerima Radio Super Heterodyne Antenna menerima sinyal yang kecil dan akan dipilih oleh kapasitor di perkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sangat sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima, dan untuk ukuran sensifitynya menjadi tegangan yang masuk ke antenadiukur dengan voltmeter (mV) yang mempunyai impedansi tinggi, vacuum tube volt meter yaitu alat ukur kuno yang bisa mengatur hingga microvolt, diukurkan pada conector input antenna, biasanya HAM (hobby amatir meradio) yang mempunyai VTVM dan semakin tinggi sensivity, tegangan akan semakin tinggi dari selectivity ada kapasitor variable, pada kapasitor variable akan naik ke kapasitansinya menjadi kecil lalu turun menjadi kapasitansi besar untuk memutar rutor as nya diputar staker nya tidak bergerak silisihnya akan selalu 455 karena 1 kali saja disebut single conversionper. masalahnya ada jika yang diterima f yang diterima akan dikalikan 10, 455 menjadi terlalu sempit, dan Panjang gelombang 80mhz ke 120mhz dan daei peristiwa tersebut akan banyak jaringan antara titik 1 dengan titrik lainya itu 1mhz jadi resonansinya di osilatornya dan rangkaian pada panal semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensi yang menjadi tinggi, dan untuk solusinya yaitu frekuensi medium atau intrermadiete harus lebih tinggi frekuensi band pass filter jangan harus menjadi semakin tinggi, agar bisa memakai 10,7 Mhz, Pada saat AM, kita menggunakan rangkaian mixer hanya satu, maka disebut Single Conversion. Memiliki masalah jika yang diterima oleh rangkaian ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi, maka 455KHz ini akan menjadi sempit sekali. Semisal pada contoh disebutkan 80MHz hingga 120MHz. Jika kita membuat garis garis maka setiap garis berjarak 1MHz, sedangkan 455Khz tidak sampai setengah dari 1MHz. Maka akan menyulitkan dan banyak yang akan tertangkap sinyalnya. dan diagram blok nya bisa dijelaskan antenna kemudian ke band pas filter lalu menjadi RF kemudian di MIXER untuk menjadi 10,7mhz lalu dimodulatrkan FM menuju ke penguat radio keluar menjadi suara di speaker, dan jika menerima sinyal 90Mhz, dan disebelahnya ada frek lain, maka akan bisa diterima juga (SPLAITER), dan mencampur 10,7Mhz dengan rangkaian osilator Kembali ini terjadi di mixer dan nantinya pada rangkaian ditambahkan mixer kembali dan BPF namun bernilai 455KHz di osilator maka 10,7 MHz – 455KHz = 10,245 MHz nilai ini tidak berubah ubah simbolnya kapasitor kristal seperti kapasitor biasa phase look pada loop akan menjadi 10,240 MHz pada BFF 455KHz ditrim menjadi 450KHz karena ditemukan teknologi pll maka hasilnya 455KHz menjadi 450KHz dan di AM kan menjadikan perubahan amplitude yang berkerja pada frekuensi 88MHz-108MHz sedangkan ynang dihasilkan frekuensi terlalu jauh, FM akan mudah terbaca Ketika digeser kanan ataupun kiri
Kelas : 1B
BalasHapusNo : 06
Nama: Anisa Davina Salsabilla
Lokasi : Kota Malang
Penerima radio fm Super heterodyne Antena menerima sinyal yang kecil di kapasitor dipilih di perkeuat oleh penguat RF Supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sempit Sehingga sinyal kecil bisa diterima Radio penerima yang digunakan sampai sekarng disebut super heterodyne Diharapkan yang mempunyai sensityvitas yang tinggi dengan itu bisa membuat rangkaian RF Menerima sinyal kecil sekali kemudian dipilih oleh kapasitor lalu dapatkan frekuensi dan diperkuat oleh penguat RF sinyal sinyal kecil diperkuat oleh penguat RF sehingga dapat diterima oleh rangkaian tersebut Tegangan mempengaruhi sensitivity diukur menggunakan voltmeter yang bisa mengukur mikrovolt Syaratnya impedansinya tinggi VTVM adalah vacum tube volt meter atau voltmeter tabung hampa dikaitkan di input antena Diukur berupa mikro volt HAM adalah hobi amati radio,organisasi pecinta radio kalau di Indonesia namanya ORARI Semakin tinggi sensitivity maka tegangan semakin tinggi maka akan semakin baik kualitas penerima superheterodyne Maka tidak bisa diseleksi karena terlalu kecil frekuensinya yang dimaksud adalah Vhf( Very high frekuensi ) 30 - 300MHz solusinya yaitu frekuensi intermediet atau IF harus lebih tingi atau frekuensi band pass filter harus lebih tingi Jadi standar yang digunakan 10,7MHz Membuat yang memungkinkan menerima frekeuensi tinggi Band pass filter jangan 455 karena terlalu kecil tidak dapat menemukan high frekeunsi Maka harus yang dari pabrik yang standart yang dapat menerima yaitu frekuensi 10,7MHz Antena 90Mhz dan band pass filter dibuat 10,7MHz,10,7MHz untuk diterima di Rangkaian penerima superheterodyne digabung dengan demodulator 0,7 terlalu tinggi akhirnya terjadi splatter atau mbleber Untuk mengatasi splatter sebelum demodulator dikasih nixer lagi gunanya mencampur 10,7MHz dengan osilator lagi dan di band pass filter bukan lagi 10,7MHz melainkan 455KHz itu sudah fiks Phae Lock Loop adalah,misalnya ada frekuensi 10,249MHz untuk menjadi 10KHz adalah 2 pangkat 8 Maka akan melompat lompat setelah 10KHz selama 8Kali Osilator krystal 10,245MHz ada tapi sekarang jarang dijual,Dan yang banyak digunakan yang 10,240MHz Demodulatornya FM dan modulasinya juga FM Kalau yang berubah ubah frekuensi maka dapat diseleksi pada FM Pergeseran Frekuensi dari 88-108MHz Pada saat memakai headphone lebih jelas karena frekuensi lebih luas dan powernya kecil Telekomunikasi yang diperhatikan adalah filter dan komponen komponen Demodulator yang digunakan adalah demodulator FM Metode nya diskriminator dan metode PLL Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88mhz – 108mhz sedangkan yang dihasilkan frek suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri.
Kelas : 1B JTD
BalasHapusNo Urut Absen : 23
Nama : Zaenaldo Pratikawa Prastianto
Lokasi : Kabupaten Kediri
Radio penerima FM superheterodyne (Double Conversion) merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan (Adjacent Channel Selectivity) dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagian intermediate frekuensi (IF), karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun dipilih stasiun yang berbeda.
Bagian bagian blok diagram radio penerima FM superheterodyne:
1. Antena penerima (Receiving Antena) : berfungsi menangkap gelombang elektromagnetik termodulasi yang bersal dari antena pemancar radio.
2. Penguat RF (RF Amplifier) : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke bagian Mixer (pencampur).
3. Oscilator lokal (Local Oscilator) : berfungsi untuk mebangkitkan gelombang frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF (10,7 MHz lebih tinggi dari RF). Dimana hasilnya akan diteruskan ke bagian Mixer.
4. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari pencampuran sinyal pada mixer adalah Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz.
5. Penguat IF (IF Amplifier) : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok limiter.
6. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata).
7. AGC Detector (Automatic Gain Control / Pengendali Penguatan Otomatis) : berfungsi unutk mengatur tegangan output limiter secara otomatis agar tetap stabil.
8. Discriminator (Detektor FM) : berfungsi untuk membuang frekuensi termodulasi dan mengambil isyarat informasi untuk diteruskan ke penguat audio dengan cara mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio).
9. De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar.
10. Penguat Audio (Audio Amplifier) : berfungsi untuk menguatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan ke suatu pengeras suara.
11. Speaker (pengeras suara) : berfungsi untuk mengubah sinyal atau getaran listrik dengan frekuensi audio (AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Frekuensi lain yang besarnya sama dengan frekuensi kerja ditambah dua kali IF disebut image frequency. Misalnya frekuensi yang dikehendaki 3.855 Kc dan IF 455 Kc, maka image frequency adalah 4.755Kc. Bila signal ini ikut masuk dan bercampur dengan Local Oscillator 4.310 Kc akan menghasilkan frekuensi 455 Kc lain, yang ikut masuk juga ke IF amplifier.
Salah satu jalan untuk meniadakan gangguan image frekuensi adalah dengan double conversion superheterodyne. Konversi pertama dilakukan dengan memilih frekuensi yang cukup tinggi, setelah itu baru dikonversi ke 455 Kc.
NAMA :TIYA DIAH ANGESTI
BalasHapusKLS :1B
ABSEN :22
LOKASI :KEDIRI
Untuk pembahasan kali ini tentang Rangkaian Penerima Radio Super Heterodyne Antenna menerima sinyal yang kecil dan akan dipilih oleh kapasitor di perkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sangat sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima, dan untuk ukuran sensifitynya menjadi tegangan yang masuk ke antenadiukur dengan voltmeter (mV) yang mempunyai impedansi tinggi, vacuum tube volt meter yaitu alat ukur kuno yang bisa mengatur hingga microvolt, diukurkan pada conector input antenna, biasanya HAM (hobby amatir meradio) yang mempunyai VTVM dan semakin tinggi sensivity, tegangan akan semakin tinggi dari selectivity ada kapasitor variable, pada kapasitor variable akan naik ke kapasitansinya menjadi kecil lalu turun menjadi kapasitansi besar untuk memutar rutor as nya diputar staker nya tidak bergerak silisihnya akan selalu 455 karena 1 kali saja disebut single conversionper. masalahnya ada jika yang diterima f yang diterima akan dikalikan 10, 455 menjadi terlalu sempit, dan Panjang gelombang 80mhz ke 120mhz dan daei peristiwa tersebut akan banyak jaringan antara titik 1 dengan titrik lainya itu 1mhz jadi resonansinya di osilatornya dan rangkaian pada panal semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensi yang menjadi tinggi, dan untuk solusinya yaitu frekuensi medium atau intrermadiete harus lebih tinggi frekuensi band pass filter jangan harus menjadi semakin tinggi, agar bisa memakai 10,7 Mhz, Pada saat AM, kita menggunakan rangkaian mixer hanya satu, maka disebut Single Conversion. Memiliki masalah jika yang diterima oleh rangkaian ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi, maka 455KHz ini akan menjadi sempit sekali. Semisal pada contoh disebutkan 80MHz hingga 120MHz. Jika kita membuat garis garis maka setiap garis berjarak 1MHz, sedangkan 455Khz tidak sampai setengah dari 1MHz. Maka akan menyulitkan dan banyak yang akan tertangkap sinyalnya. dan diagram blok nya bisa dijelaskan antenna kemudian ke band pas filter lalu menjadi RF kemudian di MIXER untuk menjadi 10,7mhz lalu dimodulatrkan FM menuju ke penguat radio keluar menjadi suara di speaker, dan jika menerima sinyal 90Mhz, dan disebelahnya ada frek lain, maka akan bisa diterima juga (SPLAITER), dan mencampur 10,7Mhz dengan rangkaian osilator Kembali ini terjadi di mixer dan nantinya pada rangkaian ditambahkan mixer kembali dan BPF namun bernilai 455KHz di osilator maka 10,7 MHz – 455KHz = 10,245 MHz nilai ini tidak berubah ubah simbolnya kapasitor kristal seperti kapasitor biasa phase look pada loop akan menjadi 10,240 MHz pada BFF 455KHz ditrim menjadi 450KHz karena ditemukan teknologi pll maka hasilnya 455KHz menjadi 450KHz dan di AM kan menjadikan perubahan amplitude yang berkerja pada frekuensi 88MHz-108MHz sedangkan ynang dihasilkan frekuensi terlalu jauh, FM akan mudah terbaca Ketika digeser kanan ataupun kiri
Kelas : 1B
BalasHapusAbsen : 16
Nama : Muhammad Burhanudin
Lokasi : Kota Malang
Penerima FM Superheterodyne Double Conversion
Radio Penerima Superheterodyne umumnya terdiri dari antenna penerima, rangkaian penala, penguat RF, Mixer, Variable Osilator, rangkaian BPF, Demodulator, Penguat Audio dan Speaker. Antena digunakan untuk menerima sinyal radio. Rangkaian penala digunakan untuk memilih sinyal tertentu dari semua sinyal yang ditangkap antenna. Penguat RF berfungsi untuk menguatkan sinyal yang telah dipilih oleh rangkaian penala. Variabel Osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal dengan frekuensi tertentu untuk kemudian digabungkan dengan sinyal yang dikuatkan oleh penguat RF. Mixer digunakan untuk menggabungkan sinyal dari penguat RF dan Variable Osilator. Frekuensi dari sinyal keluaran Mixer adalah selisih frekuensi sinyal penguat RF dan frekuensi sinyal Variable Osilator. Rangkaian BPF digunakan untuk melewatkan sinyal dengan frekuensi tertentu. Demodulator digunakan untuk memisahkan sinyal carrier/pembawa dengan sinyal informasi yang berupa suara. Speaker digunakan mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara sehingga bisa didengar manusia.
Bagian Penguat RF, Mixer, dan Variable Osilator disebut blok converter. Berdasarkan jumlah converter, radio penerima superheterodyne dibagi menjadi Radio Penerima Superheterodyne Single Conversion dan Radio Penerima Superheterodyne Double Conversion. Penerima Superheterodyne Single Conversion biasanya digunakan pada Radio Penerima AM, sedangkan penerima Superheterodyne Double Conversion biasanya digunakan pada Radio Penerima FM.
Pada Converter, Mixer digunakan untuk menggabungkan sinyal RF dengan sinyal Osilator, keluarannya berupa sinyal dengan frekuensi selisih frekuensi sinyal RF dan frekuensi sinyal Osilator. Converter pertama pada Penerima FM Superheterodyne Double Conversion menghasilkan sinyal IF (Intermediate Frequency) 10,7 MHz. Artinya frekuensi sinyal pada Penguat RF dan frekuensi sinyal pada Variable Osilator memiliki selisih 10,7 MHz. kemudian sinyal tersebut dikirim ke rangkaian Band Pass Filter yang melewatkan frekuensi di sekitar 10,7 MHz. Converter kedua menghasilkan sinyal dengan frekuensi 450 KHz atau 455 KHz tergantung frekuensi osilator. Jika frekuensi sinyal yang dihasilkan osilator adalah 10,245 MHz, sinyal yang dihasilkan Converter berfrekuensi 455 KHz. Jika frekuensi sinyal yang dihasilkan osilator adalah 10,240 MHz sinyal yang dihasilkan Converter berfrekuensi 450 KHz.
Pada Penerima FM Superheterodyne Double Conversion, Variabel kapasitor digunakan untuk mengubah-ubah Band Pass Filter pada Rangkaian Penala dan Variabel Osilator (Osilator Converter pertama). Sedangkan Osilator pada Converter Kedua menggunakan kristal. Osilator Kristal 10,240 MHz menggunakan sistem PLL (Phase Lock Loop) atau sistem penguncian ikal balik. Osilator yang menggunakan variabel kapasitor frekuensi resonansinya diubah secara linear, sedangkan osilator yang menggunakan kristal, frekuensi resonansinya diubah secara step per step atau lompat lompat. Jarak per lompatannya biasanya 10 KHz atau 5 KHz.
Radio FM biasanya menggunakan frekuensi di sekitar 88 MHz – 108 MHz. Pada rangkaian BPF juga terdapat trimmer untuk memangkas frekuensi 455 KHz menjadi 450 KHz. Cara menggunakan Trimmer adalah dengan diputar-putar. Sinyal radio dengan frekuensi 30 MHz dan dibawahnya lebih baik menggunakan AM karena frekuensi tersebut masih dapat dideteksi oleh Detector. Metode Demodulator FM ada 2, yaitu Diskriminator dan Phase Lock Loop.
BalasHapusKelas 1B
Absen 21
Nama : Tapta Arif Saputra
Lokasi Kota Malang
Radio penerima AM superheterodyne merupakan pengembangan teknologi dari radio penerima jenis Tuned Radio Frequency (TRF). Radio penerima AM superheterodyne dibuat untuk memperbaiki tingkat
selektivitas saluran siaran AM (chanel AM) yang berdampingan (adjacent channel selectivity) yaitu dengan menitik beratkan proses selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (intermediate frekuensi / IF). radio penerima AM superheterodyne berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi AM dari pemancar radio AM dan melakukan proses demodulasi terhadap sinyal tersebut sehingga diperoleh kembali sinyal informasi (AF) dari pemancar AM tersebut. Gelombang elektromagnetik dari pemancar AM pertama kali diterima oleh antena penerima radio AM superheterodyne, dan kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari semua sinyal yang dapat diterima oleh antena oleh bagian tuner (Penguat RF, Oscilator Lokal dan Mixer) sehingga diperoleh sinyal IF. Sinyal yang IF tersebut kemudian diperkuat sampai pada suatu tingkat yang dapat digunakan oleh bagian selanjutnya. Proses selanjutnya adalah demodulasi sinyal radio yaitu proses pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier / sinyal pembawa yang dilakukan di demodulator AM atau detektor AM sehingga diperoleh sinya informasi (AF). Sinyal informasi (AF) ini kemudian dikuatkan sehingga dapat menggerakan speaker pada radio penerima AM superheterodyne dan sinyal informasi tersebut dapat direproduksi kembali dalam bentuk gelombang suara yang dapat didengan manusia. rangkain Penerima Radio Super Heterodyne Antenna menerima sinyal yang kecil dan akan dipilih oleh kapasitor di perkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sangat sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima, dan untuk ukuran sensifitynya menjadi tegangan yang masuk ke antenadiukur dengan voltmeter (mV) yang mempunyai impedansi tinggi, vacuum tube volt meter yaitu alat ukur kuno yang bisa mengatur hingga microvolt, diukurkan pada conector input antenna, biasanya HAM (hobby amatir meradio) yang mempunyai VTVM dan semakin tinggi sensivity, tegangan akan semakin tinggi dari selectivity ada kapasitor variable, pada kapasitor variable akan naik ke kapasitansinya menjadi kecil lalu turun menjadi kapasitansi besar untuk memutar rutor as nya diputar staker nya tidak bergerak silisihnya akan selalu 455 karena 1 kali saja disebut single conversionper. masalahnya ada jika yang diterima f yang diterima akan dikalikan 10, 455 menjadi terlalu sempit, dan Panjang gelombang 80mhz ke 120mhz dan daei peristiwa tersebut akan banyak jaringan antara titik 1 dengan titrik lainya itu 1mhz jadi resonansinya di osilatornya dan rangkaian pada panal semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensi yang menjadi tinggi, dan untuk solusinya yaitu frekuensi medium atau intrermadiete harus lebih tinggi frekuensi band pass filter jangan harus menjadi semakin tinggi, agar bisa memakai 10,7 Mhz, Pada saat AM, kita menggunakan rangkaian mixer hanya satu, maka disebut Single Conversion. Memiliki masalah jika yang diterima oleh rangkaian ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi, maka 455KHz ini akan menjadi sempit sekali
Kelas : 1B
BalasHapusNomor Urut Absen : 03
Nama : Aliefian Ericko Putra
Lokasi : Kota Pasuruan
Pada rangkaian Penerima Radio Fm Superheterodyne Double Conversion sama dengan single conversion tetapi memiliki beberapa perbedaan. Superheterodyne Double Conversion menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz, dimana di frekeunsi yang di antena yaitu 90 MHz.
VTVM (Vacum Tube Volt Meter) : alat ukur kuno yang bisa mengukur hingga mikrovolt. diukur pada conector input pada antena
Antena penerima (Receiving Antena) : berfungsi menangkap gelombang elektromagnetik termodulasi yang bersal dari antena pemancar radio.
Penguat RF (RF Amplifier) : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke bagian Mixer (pencampur).
Variable Oscilator : berfungsi untuk mebangkitkan gelombang frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF (10,7 MHz lebih tinggi dari RF). Dimana hasilnya akan diteruskan ke bagian Mixer.
Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari pencampuran sinyal pada mixer adalah Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz.
Penguat IF (IF Amplifier) : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok limiter.
Limiter (pembatas) : berfungsi untuk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata).
AGC Detector (Automatic Gain Control / Pengendali Penguatan Otomatis) : berfungsi unutk mengatur tegangan output limiter secara otomatis agar tetap stabil.
Discriminator (Detektor FM) : berfungsi untuk membuang frekuensi termodulasi dan mengambil isyarat informasi untuk diteruskan ke penguat audio dengan cara mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio).
De Modulator : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar.
Penguat Audio (Audio Amplifier) : berfungsi untuk menguatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan ke suatu pengeras suara.
Speaker (pengeras suara) : berfungsi untuk mengubah sinyal atau getaran listrik dengan frekuensi audio (AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Prinsip kerja penala radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan variabel oscilator dimana oscilator akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Radio FM biasanya menggunakan frekuensi di sekitar 88 MHz – 108 MHz. Pada rangkaian BPF juga terdapat trimmer untuk memangkas frekuensi 455 KHz menjadi 450 KHz.
Kelas: 1B
BalasHapusNo. Absen: 02
Nama: Ahya Taufiq Akbar
Lokasi: Kota Malang
Rangkaian Penerima Radio Super Heterodyne.
Rangkaian Uper Heterodyne adalah rangkaian penerima sinyal radio yang mana mempunyai beberapa tahapan, tahapan tahapan tersebut akan mempengaruhi hasil keluaran dari rangkaian tersebut, terdapat single process dan juga double process yang mana single process sudah dibahas pada pertemuan kemarin.
Pada rangkaian Superheterodyne, rangkaiannya akan semakin bagus apabila mempunyai sensitifity yang tinggi, Khususnya pada ranikaian Osilator dan BPF nya, di kedua blok tersebut terdapat masing masing sebuah kapasitor variable yang dapat di ubah nilainya, Pada kapasitor ini terdapat Rotor dan Stator yang dapat mengatur hasil keluaran dari kapasitor tersebut.
Pada Rangkaian Superheterodyne, terkadang terdapat suatu frequensi bayangan, hal ini biasa terjadi apabila terdapat suatu pemancar yang mempunyai bandwith frequensi yang terlalu luas, sehingga suaranya masih dapat didengar meskipun berada di frequensi yang lain, maka dari itu pada rangkaian Superheterodyne terdapat double Conversion, yang mana frequensi IF nya akan lebih tinggi lagi untuk menyesuaikan, dikarenakan maslah ini, akan timbul masalah seperti Splatter, Splatter adalah gangguan yang terjadi pada peralatan elektronika yang disebabkan oleh pancaran RFI dari sebuah pemancar radio, dapat berupa gelombang bias ataupun noise yang lain.
Pada Rangkaian Double Conversion Biasanya menggunakan Frequensi VHF atau Very High Frequension (88 MHz sampai 108 MHz) yang modulasinya menggunakan FM, Pada rangkaian Double Conversion terdapat beberapa rangkaian tambahan seperti oscillator tambahan dengan kapasitor crystal dan BPF dengan frequensi 255 KHz ataupun 250 KHz, Pada oscillator ke 2 terkadang juga terdiri dari 10.245 KHz atau 10.240KHz, Maka dari itu BPF setelahnya terkadang juga 255 KHz ataupun 250 KHz, hal ini terjadi dikarenakan mencari perangkat kapasitor yang 10.245 KHz terkadang sulit sehingga pada Band Pass Filternya juga di ganti menjadi 255 KHz ataupun 250 KHz.
Kapasitor Kristal dipilih pada oscillator yang kedua dikarenakan kapasitor kristal mempunyai keluaran yang bagus dan lebih stabil daripada kapasitor jenis lain, sehingga hasilnya tidak akan berubah. Sebenarnya kapasitor dengan frequensi 10.240 MHz digunakan untuk keperluan lain, seperti PLL atau Phase Lock Loop, Phase Lock Loop adalah Penguncian Fase dengan cara menggunakan metode pengulangan. Dikarenakan adanya ketidak sesuaian dengan Kapasitor di oscillator, maka BPF harus disesuaikan lagi agar selisihnya tetap 40 dengan cara memutar sekrup yang ada di tengah BPF agar Frequensinya menjadi 255 KHz atau Ke Frequensi yang lain agar selisihnya tetap 40 dengan keluaran dari kapasitor rangkaian sebelumnya.
Speaker hanya bisa mengeluarkan frequensi sebesar 15.000 KHz saja, Semakin kecil daya nyam aka suara yang dihasilkan oleh speaker akan semakin bagus, hal ini dapat terjadi dikarenakan frequensi semakin kecil dayanya maka frequensi yang akan dihasilkan oleh suatu speaker akan semakin luas. Inilah kenapa suara yang dihasilkan oleh headshet terasa lebih bagus dan jernih.
Kelas : 1B
BalasHapusAbsen : 20
Nama : Salwa Maulida Zahri
Lokasi : Kota Malang
Antena menerima sinyal sinyal yang bandwitch nya kecil lalu dikuatan oleh rangkaian RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwicth yang sempit bisa diterima. Yang menjadi ukuran sensitivity adalah tegangan yang masuk pada rangkaian penala. Mengukur sensitivity diukur menggunakan Voltmeter dalam satuan mV (mikro volt). Dengan mengukur menggunakan voltmeter ada syarat khusus yaitu mempunyai impedansi tinggi dan dapat diukur dalam mikro volt. Perangkat alat kuno yang masih digunakan sampai sekarang adalah VTVM (Vacum Tube Volt Meter)/ Volt Meter Tabung Hampa. Ini diukurkan pada input antenna dari penerima antenna, tetapi jarang ada yang punya. Biasannya HAM ( Hobby Amatir Radio), kalau di Indonesia namanya ORARI. Semakin tinggi sensitivity artinya tegangan dalam mikro volt semakin tinggi maka sensitivity nya dan kualitas penerima semakin baik. Dari sisi selectivity terdapat kapasitor variable AS yang diputar bersama sama tetapi stator tidak bergerak. Selisih BPF dan Oscilator selalu selisih 455 KHz. Yang lemah tidak dipilih (frekuensi bayangan). Kemudian dicampur antara 2 frekuensi tersebut di mixer lalu di BPF satu kali saja mangkannnya disebut single conversation Lalu ke demodulator terakhir ke penguat audio.. Permasalahannya kalau yang diterima frkuensi besar maka 10. 455 MHz menjadi terlalu sempit. Akan ada banyak jarak antara 1 titik ke titik lainnya adalah 1 MHz . jadinya resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan susah untuk diseleksi karena 455 terlalu kecil pada frekuensii tinggi. VHF antara 30 MHz – 300 MHz. Solusinya Frekuensi Intermedieat (IF) pada BPF harus lebih tinggi agar bisa memakai standar yang digunakan adalah 10,7 MHz.
Penerima Radio FM Superheterydone Double Conversion
Pada rangkaian ini ada standar khusus yaitu 88 MHz – 108 MHz. rangkaian penala masih ada, demodulatornya adalah FM lalu ke penguat audio. Dari atena 90 MHz dan BPF 10,7 MHz. dipasaran ada 10,7 dan 455 MHz. Pada 10,7 terlalu tinggi untuk dimasukkan ke demodulator sehingga disebut SPLATTER. Jadi, jika penerima 90 MHz dan 95 MHz bisa diterima semua karena lebar. Jadi suara yang dihasilkan kacau. Jadi kita harus merapikan. Penyebabnya dari pemancar karena memiliki badwitch yang lebar. Untuk mengatasi itu sebelum demodulator ada mixer lagi mencampur 10,7 dengan rangkaian osilator lagi. Kemudian ada BPF lagi tapi frekuensinya bukan 10,7 tetapi 455 KHz. Jika osilator pertama adalah variable dan osilator selanjutnya adalah fix artinya nilai nya tidaak berubah ubah. Meggunakan osilator krystal agar frekuensi tinggi dan tidak berdeser geser. Dijual di pasaran osilator krystal 10,245. Tetapi di pasaran banyak beredar osilator krystal 10,240 MHz untuk keperluan yang berbeda.
Pada demodulator terdapat metode discriminator dan metode PLL (Phase Loock Loop) untuk memisahkan frekuensi informasi karena pergetaran frekuensi dan frekuensi carrier. Dari perubahan tersebut suaranya diperkuat dan dikeluarkan di speaker.
Nama : Luthfi Dionata
BalasHapusNim : 2141160061
Kelas : 1C
Absen : 13
Lokasi : Malang
Penerima Superheterodyne
Radio penerima yang digunakan sampai sekarng disebut super heterodyne.Diharapkan mempunyai sensityvitas yang tinggi dengan itu bisa membuat rangkaian RF.
Menerima sinyal kecil sekali,kemudian dipilih oleh kapasitor lalu dapatkan frekuensi,dan diperkuat oleh penguat RF.sinyal sinyal kecil diperkuat oleh penguat RF sehingga dapat diterima oleh rangkaian tersebut.
Tegangan mempengaruhi sensitivity,diukur menggunakan voltmeter yang bisa mengukur mikrovolt.Syaratnya impedansinya tinggi.
VTVM adalah vacum tube volt meter atau voltmeter tabung hampa dikaitkan di input antena,Diukur berupa mikro volt.
HAM adalah hobi amati radio,organisasi pecinta radio kalau di Indonesia namanya ORARI.
Semakin tinggi sensitivity maka tegangan semakin tinggi maka akan semakin baik kualitas penerima superheterodyne.
Frekuensi resonansi antara band pass filter dan osilator selalu selisih 455.
Permasalahan kalau yang diterima adalah frekuensi yang lebih tinggi.Antena bandwithnya luas sekali karena yang diterima ukurannya mega Hz.
Antara 80-120MHz ada 40 garis.Resonansi antara rangkaian penala dan osilator berdekatan.Maka tidak bisa diseleksi karena terlalu kecil frekuensinya yang dimaksud adalah Vhf(Very high frekuensi).
30-300MHz,solusinya yaitu frekuensi intermediet atau IF harus lebih tingi atau frekuensi band pass filter harus lebih tingi.Jadi standar yang digunakan 10,7MHz.
Membuat yang memungkinkan menerima frekeuensi tinggi.Band pass filter jangan 455 karena terlalu kecil tidak dapat menemukan high frekeunsi.Maka harus yang dari pabrik yang standart yang dapat menerima yaitu frekuensi 10,7MHz.
Antena 90Mhz dan band pass filter dibuat 10,7MHz,10,7MHz untuk diterima di Rangkaian penerima superheterodyne digabung dengan demodulator.!0,7 terlalu tinggi akhirnya terjadi splatter atau mbleber.
Untuk mengatasi splatter sebelum demodulator dikasih nixer lagi gunanya mencampur 10,7MHz dengan osilator lagi dan di band pass filter bukan lagi 10,7MHz melainkan 455KHz itu sudah fiks.
Phae Lock Loop adalah,misalnya ada frekuensi 10,249MHz untuk menjadi 10KHz adalah 2 pangkat 8.Maka akan melompat lompat setelah 10KHz selama 8Kali.
Osilator krystal 10,245MHz ada tapi sekarang jarang dijual,Dan yang banyak digunakan yang 10,240MHz.
Demodulatornya FM,dan modulasinya juga FM.
Kalau yang berubah ubah frekuensi maka dapat diseleksi pada FM.
Pergeseran Frekuensi dari 88-108MHz.
Pada saat memakai headphone lebih jelas karena frekuensi lebih luas dan powernya kecil.
Telekomunikasi yang diperhatikan adalah filter dan komponen komponen.Demodulator yang digunakan adalah demodulator FM.Metode nya diskriminator dan metode PLL.Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier .Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio.
TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz.
Resonansi di osilator dan rangkaian penala semakin berdekatan dan akan semakin sulit untuk di seleksi karena frekuensi yang kecil yakni 455KHz. Itu menyulitkan karena terlalu kecil untuk frekuensi yang tinggi. Maka solusinya frekuensi medium atau intermediet harus lebih tinggi, pada frekuensi Band Pass Filter juga harus lebih tinggi, agar bisa terpakai maka menggunakan 10,7 MHz. Rangkaian ini sama dengan rangkaian penerima radio AM, yang membedakan pada rangkaian FM memiliki double converter. Jadi, misal menerima sinyal 90 MHz, disebelahnya ada frekuensi lain, maka bisa diterima juga yang disebut SPLATTER. Dua rangkaian ini mencampur 10,7 MHz dengan rangkaian osilator Kembali.
Kelas : 1B
BalasHapusNo. Absen : 18
Nama : Rafiyan Dicky Kurniawan
Lokasi : Kota Malang
Penerima radio FM Superheterodyne double conversion. Penerima sinyal pada antenna kecil. Kemudian sinyal tersebut dipilih oleh kapasitor. Yang menjadi ukuran sensitivity adalah tegangan voltmeter dengan skala mikrovolt untuk mengukur sensitivity dengan impedansi tinggi. VTVM atau yang disebut Vacuum Tube Volt Meter atau bisa disebut dengan voltmeter tabung hampa, dihubungkannya pada output antena. Ada organisasi untuk pencinta radio yaitu HAM biasa disebut dengan Hobi Amatir Mengradio. Kapasitor variabel pada as diputar bersama-sama. Nilai pada as bisa naik dan turun, jika nilainya naik kapasitansinya kecil. Pada bagian as ada rotor yang bisa diputar, dan ada stator yang bergerak selang-seling atau berhadapan dengan rotor dan antara rotor dan stator tidak menempel. Jika luas berhadapan besar, nilai kapasitansinya juga besar. Frekuensi IF harus lebih tinggi atau frekuensi pada BPF tinggi jadi tidak bisa dipakai untuk standar 455, jadi standar yang digunakan adalah 10,7 MHz. Frekuensi VHF diantara 30-300 MHz, panjang gelombang antara 10m-1m. Frekuensi pada BPF 10,7 MHz terlalu tinggi dan yang akan terjadi dalam komunikasi adalah splatter atau mbleber sinyalnya. Untuk menangani masalah tersebut sebelum demodulator ada mixer dengan osilator. Kemudian pada rangkaian BPF frekuensi 455 KHz. Jika ada kapasitor variabel maka nilai frekuensi pada osilator sudah fix, karena pada BPF 10,7 – 455 = 10,245 MHz frekuensi pada osilator. Komponen Kristal hampir mirip dengan kapasitor tetapi ada perbedaan pada diantara lempengnya. Kristal biasa dijual pada pasaran dengan frekuensi 10,245 MHz. Tetapi pada pasaran beredar Kristal yang frekuensinya 10,240 MHz dan frekuensi ini digunakan untuk keperluan yang berbeda. System variabel osilator menggunakan system PLL biasa disebut Phase Lock Loop atau fase penguncian ikal balik, system tersebut dibuat untuk variabel osilator yang menggunakan Kristal. Frekuensi tersebut akan melompat-lompat setiap 10 KHz. Kemudian 10 KHz dikalikan antara frekuensi 80 – 120 MHz. Jika frekuensi pada radio penerima FM 88- 108 MHz. Pada komponen tersebut ada putaran yang digunakan untuk merubah frekuensi. Jika pada komponen PLL pakai 240 maka pada rangkaian BPF menggunakan frekuensi 450 KHz. Demodulator yang digunakan adalah demodulator FM. Jika menggunakan AM maka yang muncul adalah perubahan amplitudo, dan yang bekerja pada frekuensi 88-108 MHz. Frekuensi FM adalah yang digunakan, karena frekuensi carrier berubah terhadap frekuensi suara sehingga mudah dideteksi, jika yang berubah frekuensinya. Pada frekuensi HF tinggi atau rendah atau medium yaitu frekuensi 30 kebawah lebih baik menggunakan AM karena perubahan carrier masih bisa dideteksi. Jika frekuensi yang digunakan diatas 30 perubahan amplitude pendek dan perubahannya cepat. Rata-rata frekuensi yang digunakan penerima radio FM superheterodyne double conversion adalah 88-108 MHz dan sudah standarnya dan tidak boleh keluar dari frekuensi tersebut. Metode yang digunakan ada 2 yaitu, metode diskriminator dan metode PLL, metode tersebut digunakan untuk memisahkan frekuensi informasi karena pergeseran informasi dan frekuensi carrier.
Kelas : 1C JTD
BalasHapusAbsen : 15
Nama : Muhammad Ibnu Atho’illah
Lokasi : Kabupaten Pasuruan
Radio penerima AM superheterodyne Double Heterodyne
Meskipun radio superhet konversi tunggal dapat bekerja dengan sangat baik, mungkin ada masalah, terutama dengan penolakan gambar.
• Frekuensi tinggi IF: Untuk frekuensi menengah mana pun dalam radio superhet, respons gambar muncul pada frekuensi yang sama dengan dua kali frekuensi IF yang menjauh dari yang diinginkan. Membuat IF setinggi mungkin memungkinkan respons gambar berada sejauh mungkin dari sinyal yang diinginkan, membuat pemfilteran RF untuk menghilangkan respons yang tidak diinginkan menjadi lebih mudah, dan tingkat penolakan yang jauh lebih baik dapat diperoleh.
• IF frekuensi rendah: Keuntungan memilih IF frekuensi yang lebih rendah adalah bahwa filter yang menyediakan penolakan saluran yang berdekatan lebih rendah frekuensinya. Penggunaan IF frekuensi rendah memungkinkan kinerja menjadi tinggi, sekaligus menjaga biaya tetap rendah.
Konsep dasar penerima superheterodyne ganda
Konsep dasar di balik penerima radio superhet ganda adalah penggunaan frekuensi menengah tinggi untuk mencapai tingkat penolakan gambar yang tinggi yang diperlukan, dan frekuensi menengah rendah lebih lanjut untuk memberikan tingkat kinerja yang diperlukan untuk selektivitas saluran yang berdekatan.
Biasanya penerima akan mengubah sinyal yang masuk ke frekuensi menengah pertama yang relatif tinggi, tahap IF. Ini bahkan mungkin di atas frekuensi yang masuk. Tahap IF pertama frekuensi tinggi ini memungkinkan tercapainya tingkat penolakan gambar yang tinggi.
Karena frekuensi gambar terletak pada frekuensi dua kali lipat IF dari sinyal utama atau sinyal yang diinginkan, semakin tinggi IF, semakin jauh gambar dan semakin mudah untuk ditolak di ujung depan.
Setelah sinyal melewati tahap IF pertama pada frekuensi yang lebih tinggi, kemudian dilewatkan melalui mixer kedua untuk mengubahnya menjadi frekuensi menengah yang lebih rendah di mana penyaringan pita sempit dilakukan sehingga sinyal saluran yang berdekatan dapat dihilangkan.
Meskipun konsep dasar untuk penerima radio superheterodyne ganda yang melibatkan dua tahap konversi frekuensi mungkin tetap sama, ada sejumlah "gaya" berbeda yang dapat diadopsi:
• Osilator pertama frekuensi tetap: Format desain RF untuk penerima superheterodyne konversi ganda ini populer sebelum zaman synthesizer frekuensi dan osilator lokal yang sangat stabil lainnya.
Selain memberikan penolakan gambar tingkat tinggi, konsep ini memberikan tingkat stabilitas frekuensi yang jauh lebih baik untuk penerima saat itu. Namun, itu memang membutuhkan sejumlah besar pita yang diaktifkan dan untuk cakupan berkelanjutan dari 1 hingga 30 MHz dengan masing-masing pita 500kHz, jumlah kristal dan pita sangat besar. Saat ini synthesizer frekuensi berarti bahwa format desain sirkuit RF ini jarang dibutuhkan atau digunakan.
• Osilator pertama yang disetel: Ini adalah format paling umum untuk desain RF dari penerima superheterodyne konversi ganda. Konversi pertama menggunakan osilator frekuensi variabel yang mengubah sinyal menjadi IF pertama.
Meskipun selektivitas kecil umumnya disediakan di IF pertama, seringkali filter yang dikenal sebagai filter atap dapat digunakan untuk menyediakan beberapa penyaringan saluran yang berdekatan. Ini mencegah sinyal saluran yang berdekatan yang sangat kuat dari kelebihan beban tahap selanjutnya dari IF. Namun selektivitas utama masih disediakan dalam tahap IF frekuensi yang lebih rendah.
Osilator lokal pertama biasanya akan menjadi beberapa bentuk synthesizer frekuensi karena ini banyak digunakan dan relatif murah dan mudah diimplementasikan. Mereka memiliki stabilitas yang sangat baik dan dapat diprogram melalui fasilitas yang memungkinkan mikroprosesor seperti entri frekuensi keypad, tombol tuning (dikontrol melalui prosesor), pemindaian dan banyak lagi.
Kelas : 1C-JTD
BalasHapusNo : 17
Nama : Muslimah Nuraini Putri Utami
Lokasi : Kabupaten Sukoharjo
Saat menerima sinyal yang kecil dan akan dipilih oleh kapasitor di perkuat oleh penguat RF, supaya sinyal yang kecil dengan bandwidth yang sangat sempit, sehingga sinyal kecil bisa diterima, dan untuk ukuran sensifitynya menjadi tegangan yang masuk ke antenadiukur dengan voltmeter (mV) yang mempunyai impedansi tinggi, jika frekuensi 3000 ke bawah pakai AM karena perubahan amplitudo masih bida terdeteksi oleh demodulator AM, tapi kalau digunakan diatas 3000 akan sulit terdeteksi oleh demodulator AM, semakin tinggi semakin sulit untuk mendeteksi naik turunnya modulasi. Perubahan sinyal career mudah terdeteksi oleh dimodulator FM, semakin tinggi frekuensi menggunakan FM. Sensitivite adalah kepekaan pada sinyal diukur pada antena masuk ke band pass filter. Teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi lama yaitu VTVM (Vacum Tube Volt Meter) untu mengukur tegangan pada rangkaian penala atau band pass filter, butuh sensitivity yang tinggi untuk menangkap sinyal sinyal yang kecil dan band pass filter harus curam. Sensitivity yang baik adalah tegangannya cukup besar. Selectivity, band pass filter menggunakan 455 KHz dan memiliki selisisih 455 KHz. Jika AS diputar akan membuat kapasitansi berubah-ubah, tetapi jka sinyal yang diterima lebih besar 30 kali maka 455 KHz terlalu kecil dibandingkan frekuensi careernya. Jika jaraknya terlalu dekta dapat mengakibatkan frekuensi bayangan muncul dan membuat selectivity jadi rendah.
Pada rangkaian Penerima Radio FM Superheterodyne Double Conversion ini sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF. Frekuensi nya bisa 100,7 MHz atau dibawahnya 79,3 MHz. Jika Frekuensi osilator di 90,000 maka sinyal yang diterima dari antena adalah 90,455 dan 89,545 karena terlalu dekat dan dua-duanya bisa masuk karena rangkaian bandwidth penala yang lebar, mengakibatkan terjadinya frekuensi bayangan muncul. Jadi jika menggunakan osilator frekuensi yang sama dan menggunakan double conversion terdapat beda 20 MHz. Frekuensi 10,7 MHz adalah standar industri. Ada mixer dengan 10,245 MHz dicampur 10,7 MHz dan dengan selisih 455. Teknologi demodulator ada 2 yaitu dapat Menggunkaan PLL (Phase Look Loop) dan Dicriminator. Audio menggunakan AM dan radio menggunakan FM. PLL dengan frekuensi dibagi dulu sampai 10 kilo lalu dikalikan dengan program. Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz sedangkan yang dihasilkan frek suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri.
Kelas:1B
BalasHapusAbsen:19
Nama:Rifqi Candra Setiawan
Lokasi:Kota Batu
PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
Radio penerima FM superheterodyne merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan (Adjacent Channel Selectivity) dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagian intermediate frekuensi (IF), karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun dipilih stasiun yang berbeda. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram blok dari radio penerima FM superheterodyne. Sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF,BPF sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF dank e Mixer yang ketiga ini termasuk Converter.
Prinsip Kerja Bagian Tuner (Penala) Radio Penerima FM Superheterodyne
Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima.
Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima.
Voltmeter elektronik digunakan untuk mengukur tegangan langsung, RMS dan tegangan puncak sistem.
Tabung vakum memiliki banyak keunggulan seperti memiliki impedansi masukan yang tinggi, rentang frekuensi yang lebar dan sensitivitas yang tinggi.
Keuntungan paling signifikan dari VTVM adalah dapat menarik arus yang sangat sedikit dibandingkan dengan meter lainnya. Di VTVM, sinyal pengukuran langsung dipasok ke tabung vakum meteran. Tabung vakum memperkuat sinyal dan meneruskannya ke meteran defleksi. HAM yaitu salah satu oraganisasi pecinta radio,di Indonesia disebut dengan Orari.
FM adalah metode untuk menyampaikan informasi melalui gelombang pembawa dengan memvariasikanfrekuensi, hal ini berbeda dengan system modulasi amplitudo (AM) dimana system AM amplitude dari gelombang pembawa yang bervariasi sedangkan frekuensi tetap constant. Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Nama:Icha Anjelina Kusuma Wardani
BalasHapusNoabs:11
Kelas:1B
Lokasi:Jombang
Penerima Superheterodyne
Radio penerima yang digunakan sampai sekarng disebut super heterodyne.Diharapkan mempunyai sensityvitas yang tinggi dengan itu bisa membuat rangkaian RF.
Antena mempunyai bandwith yang cukup lebar,antena seperti bandpass filter.
Gelombang suara diperkuat audio frekuensi kemudian bisa didengar telinga bisa AM/FM.
Kualitas radio penerima/ kualitas1.selectivity 2.sensitivity
Apabila penguatnya tinggi maka sensitivitynya tinggi jika sensitifity tinggi tapi selectifity rendah maka semakin jelek atau tidak bagus.
Menerima sinyal kecil sekali,kemudian dipilih oleh kapasitor lalu dapatkan frekuensi,dan diperkuat oleh penguat RF.sinyal sinyal kecil diperkuat oleh penguat RF sehingga dapat diterima oleh rangkaian tersebut.
Tegangan mempengaruhi sensitivity,diukur menggunakan voltmeter yang bisa mengukur mikrovolt.Syaratnya impedansinya tinggi.
VTVM adalah vacum tube volt meter atau voltmeter tabung hampa dikaitkan di input antena,Diukur berupa mikro volt.
HAM adalah hobi amati radio,organisasi pecinta radio kalau di Indonesia namanya ORARI.
Semakin tinggi sensitivity maka tegangan semakin tinggi maka akan semakin baik kualitas penerima superheterodyne.
Frekuensi resonansi antara band pass filter dan osilator selalu selisih 455.
Permasalahan kalau yang diterima adalah frekuensi yang lebih tinggi.Antena bandwithnya luas sekali karena yang diterima ukurannya mega Hz.
Antara 80-120MHz ada 40 garis.Resonansi antara rangkaian penala dan osilator berdekatan.Maka tidak bisa diseleksi karena terlalu kecil frekuensinya yang dimaksud adalah Vhf(Very high frekuensi).
30-300MHz,solusinya yaitu frekuensi intermediet atau IF harus lebih tingi atau frekuensi band pass filter harus lebih tingi.Jadi standar yang digunakan 10,7MHz.
Membuat yang memungkinkan menerima frekeuensi tinggi.Band pass filter jangan 455 karena terlalu kecil tidak dapat menemukan high frekeunsi.Maka harus yang dari pabrik yang standart yang dapat menerima yaitu frekuensi 10,7MHz.
Antena 90Mhz dan band pass filter dibuat 10,7MHz,10,7MHz untuk diterima di Rangkaian penerima superheterodyne digabung dengan demodulator.!0,7 terlalu tinggi akhirnya terjadi splatter atau mbleber.
Untuk mengatasi splatter sebelum demodulator dikasih nixer lagi gunanya mencampur 10,7MHz dengan osilator lagi dan di band pass filter bukan lagi 10,7MHz melainkan 455KHz itu sudah fiks.
Phae Lock Loop adalah,misalnya ada frekuensi 10,249MHz untuk menjadi 10KHz adalah 2 pangkat 8.Maka akan melompat lompat setelah 10KHz selama 8Kali.
Osilator krystal 10,245MHz ada tapi sekarang jarang dijual,Dan yang banyak digunakan yang 10,240MHz.
Apabila hanya sekali maka disebut single conversion.
Demodulatornya FM,dan modulasinya juga FM.
Kalau yang berubah ubah frekuensi maka dapat diseleksi pada FM.
Pergeseran Frekuensi dari 88-108MHz.
Pada saat memakai headphone lebih jelas karena frekuensi lebih luas dan powernya kecil.
Telekomunikasi yang diperhatikan adalah filter dan komponen komponen.Demodulator yang digunakan adalah demodulator FM.Metode nya diskriminator dan metode PLL.Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier .Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio.
TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKelas : 1C
BalasHapusAbsen : 04
Nama : Aldiansyah Rizqi Putra Iswanto
Lokasi : Kab Malang
Penerima FM Superheterodyne adalah evolusi teknologi penerima untuk meningkatkan selektivitas saluran yang berdekatan dengan menempatkan sebagian besar selektivitas frekuensi pada tingkat frekuensi menengah (IF) setelah konversi frekuensi pertama. Jauh lebih mudah untuk mencapai selektivitas ini untuk bagian frekuensi menengah (IF), karena penerima FM lainnya selalu mematuhi frekuensi penyetelan di atas IF (10,7 MHz) dan tidak berubah bahkan ketika stasiun lain dipilih.
Sama seperti single transform kemarin, tetapi dengan beberapa perbedaan. Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz dengan frekuensi antena 90 MHz. Rangkaian tuning terhubung ke osilator variabel dan BPF, dan BPF itu sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF, dll. Mixer ketiga ini termasuk konverter. FM Superheterodyne Receiver Tuner Prinsip Kerja Bagian FM Superheterodyne Receiver Prinsip Kerja pada bagian Amplifier dan Local Oscillator, dimana local oscillator menghasilkan frekuensi 10,7 MHz diatas frekuensi RF yang diterima. Prinsip penyetelan (tuning) radio FM superheterodyne adalah penguat RF dan osilator lokal, yang menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi daripada frekuensi RF yang diterima. Voltmeter elektronik digunakan untuk mengukur DC, RMS, dan tegangan puncak suatu sistem. Tabung menawarkan banyak keuntungan seperti impedansi input tinggi, rentang frekuensi lebar, dan sensitivitas tinggi. Keuntungan utama dari VTVM adalah dapat menarik arus yang sangat sedikit dibandingkan dengan meter lainnya. Dalam VTVM, sinyal pengukuran diumpankan langsung ke tabung vakum meteran. Tabung vakum memperkuat sinyal dan mengirimkannya ke deflektor. HAM adalah salah satu organisasi amatir radio dan di Indonesia disebut Orari. FM berbeda dari sistem Amplitude Modulation (AM) dalam amplitudo gelombang pembawa bervariasi tetapi frekuensi tetap konstan dalam sistem AM, di mana informasi ditransmisikan melalui pembawa dengan mengubah frekuensi. Dengan modulasi frekuensi, sinyal modulasi atau sinyal data mengubah frekuensi sinyal pembawa. Nilai frekuensi pembawa sinyal berbanding lurus dengan amplitudo sinyal modulasi.
Dalam hal selektivitas - kapasitor variabel. Dalam kapasitor variabel, itu meningkat ketika nilai kapasitansi kecil dan menurun ketika kapasitansi besar. Untuk memutar pemotong, poros berputar dan stator tidak bergerak. Ketika meningkat, kapasitas berkurang, dan sebaliknya, ketika berputar ke bawah, kapasitas meningkat. Semakin besar luas permukaan, berlawanan dengan nilai, semakin besar kapasitasnya. Terdapat perbedaan 455 derajat antara bandpass filter dan osilator pada frekuensi resonansi yang hanya satu kali, sehingga disebut single talk. Masalahnya adalah jika frekuensi terima tinggi, frekuensi terima dikalikan dengan 10. Pada 455, itu terlalu sempit. Bandwidth antena harus sangat lebar. Pada Gambar 40, satu baris adalah antara 80120 dan 1 MHz. Karena resonansi osilator dan sirkuit tuning berdekatan, 455 terlalu kecil untuk dipilih frekuensi tingginya. Solusinya adalah IF harus lebih tinggi. Filter bandpass harus lebih tinggi
Kelas : 1C
BalasHapusAbsen : 21
Nama : Sesilia Galuh Hanindhasari
Lokasi : Kota Blitar
Superheterodyne Double Conversion menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz, dimana di frekeunsi yang di antena yaitu 90 MHz.Penguat RF berfungsi untuk menguatkan sinyal yang telah dipilih oleh rangkaian penala. Variabel Osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal dengan frekuensi tertentu untuk kemudian digabungkan dengan sinyal yang dikuatkan oleh penguat RF. Mixer digunakan untuk menggabungkan sinyal dari penguat RF dan Variable Osilator. Frekuensi dari sinyal keluaran Mixer adalah selisih frekuensi sinyal penguat RF dan frekuensi sinyal Variable Osilator. Rangkaian BPF digunakan untuk melewatkan sinyal dengan frekuensi tertentu. Demodulator digunakan untuk memisahkan sinyal carrier/pembawa dengan sinyal informasi yang berupa suara.Speaker digunakan mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara sehingga bisa didengar manusia.Pada rangkaian ini dilihat dari sensitifitasnya, semakin tinggi tegangan dalam mikro volt maka sensitivitas makin tinggi sehingga kualitas dari penerima superheterodyne ini makin baik, diperkuat dengan rangkaian RF. Osilator meresonansikan frekuensi sehingga dapat masuk pada rangkaian selanjutnya yang kemudian masuk ke BPF yang memiliki frekuensi 10,7 MHz setelah mengalami mixer atau pencampuran. Berbeda dengan penerima AM yaitu setelah BPF 10,7 MHz masuk kedalam mixer lagi. Osilator yang digunakan adalah osilator krital yang memiliki frekuensi 10,245 MHz. Osilator Kristal dipasaran juga diedarkan dengan frekuensi 10,240 MHz, jika menggunakan osilator Kristal tersebut maka BPF setelahnya menggunakan frekuensi 455 KHz. Diperolehnya nilai 10,245 MHz adalah dari 10,7 MHz dikurangi dengan 455 KHz. Setelah melalui mixer kedua masuk ke BPF yang memiliki frekuensi 455 KHz. Sinyal yang telah di mixer kedua masuk ke Band Pass Filter lalu masuk ke Demodulator FM, dimana di deteksi modulasinya. Setelah melewati rangkaian Band Pass Filter, dikuatkan kembali di penguat audio yakni AF. Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga penerima radio bisa menerima namun meluber.Radio FM biasanya menggunakan frekuensi di sekitar 88 MHz – 108 MHz. Pada rangkaian BPF juga terdapat trimmer untuk memangkas frekuensi 455 KHz menjadi 450 KHz. Cara menggunakan Trimmer adalah dengan diputar-putar. Sinyal radio dengan frekuensi 30 MHz dan dibawahnya lebih baik menggunakan AM karena frekuensi tersebut masih dapat dideteksi oleh Detector. Metode Demodulator FM ada 2, yaitu Diskriminator dan Phase Lock Loop. Adapun organisasi yang mengumpulkan orang-orang yang hobi di bidang radio disingkat HAM. Dan ada juga ORARI yaitu organisasi pecinta radio di Indonesia.
Kelas : 1C JTD
BalasHapusNo. Absen : 12
Nama : Khoirunnisa Wahidah
Lokasi : Kabupaten Malang
PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION.
Diatasi dengan double conversesion kekurangan dari supehetrodyne inii kurangnya frekuensi dari 3.000 KHZ kebawah kita pake AM karena perubahan amplitude masih bisa dideteksi oleh demodulator am. Tapi kalao diatas 30.000 itu sulit tedeteksi oleh demodulator am karena semakin tinggi lebih sulit terdeteksi dan pada frekuensi diatas 30. 000 tidak bisa terdeteksi. Dan untuk meningkatkan selectivity itu kepekaan dari signal kemampuan untuk penerimaan dari antenal masuk ke antenal filter dan bersatuan mikro volt kemudian bisa untuk menghitung tegangan . Saranya adalah Mikro Volt Meter dengan tegangan paling tinggi dan bekerja lebih tinggi kemudian teknologinya ada biasanya menggunakan Of Am. Yang banyak digunakan yaitu alat ukurnya Vacuum Tube Volt Meter (VTVM) yang digunakan dengan teknologi lama.
Sensivity yang digunakan yaitu cukup besar atau tinggi. Selectivity bpf digunakan 455 untuk menyeleksi signal kalau dirubah harus ber CC 455 harus sama adengan rangkaian penala. Kalau tidak di seleksi akan menghasilkan frekuensi yang berbeda dan membuat selectivity makin rendah.
Misalnya digunakan untuk menerima frekuensi radio fm dari 88 MHZ -108 MHZ pemancar siaran dan mencarian komunikasi 2 meter. Pada setiap pemancarannya harus disetakan izin untuk melakukan experimen tersebut. misalnya pada rangkaian osc 90 mhz dengan osilator 100,7 mhz dan 79,3 mhz dan dapat dilihat dari rangkaian bpf (band pass filter) kalau langsung dismbungkan ke rangkaian pada osc tesebut maka akan menghasilkan 90,455 mhz dan 89,545 semua bisa langsung diterima. Misalya pada rangkaian osc 90,000 mhz akan mengasilkan 100,7 Mhz dan 79,3 mhz , dan jika yang digunakan 455 khz akan menghasilkan 90,455 dan 89,545.
1. Single conversion yang diterima di antena adalah yang diterima 90,455 dan 89,545
2. Double conversion yag diterima antena adalah 100,7 mhz dan 79,3 mhz.
Kemudian mengakibatkan frekkuensi bayangan karena dua dua nya rangkaian tersebut diterima . Jadi pada rangkaian tesebut diseleksi menggunakan 10,7 mhz akan menghasilkan 100,7 mhz . 10,7 merupakan standar. Selanjutnya akan diturunkan Kembali rangkaian nya dengan mixer pencampuran. Dan menggunakan rangkaian cristal dan bandwithnya sempit. Kemudian dipisahkan dengan Demodulator FM. Demodulator FM ini ada 2 macam yaitu ( PLL) Phase Look Loop dan teknologi lama yaitu Discriminator untuk memisahkan dan bergeser-geser beberapa kilo. Yaitu pendeteksinya adalah discriminator itu tadi dan memisahkan pada signal cariernya. Kenapa menggunakan PLL ? secara besar cara kerjanya frekuensi 10.240 ini di bagi 2 sampai 10 kali akan menghasilkan 10 Mhz . dan pada rangkaian tersbut harus di uji masing masing komponen resonansi tersebut. Untuk memisahkan informasi dan cariernya dapat diubah menjadi Radio TV mengguakan conversion FM superheterodyne yang menggunakan 5Mhz-9Mhz AM perubahan amplitude dan menghasilkan frekuensi suara tersebut.
Nama : Muhammad Alaamul Farras Fajri Jamil
BalasHapusNim : 2141160067
Kelas : 1C
Absen : 14
Lokasi : Kota Malang
Rangkaian superheterodyne adalah rangkaian penerima sinyal radio, memiliki beberapa tahapan yang mempengaruhi keluaran rangkaian, ada proses tunggal dan proses ganda.Bagian Penguat RF, Mixer, & Variable Osilator diklaim blok converter. Berdasarkan jumlah converter, radio penerima superheterodyne dibagi sebagai Radio Penerima Superheterodyne Single Conversion & Radio Penerima Superheterodyne Double Conversion. Penerima Superheterodyne Single Conversion umumnya dipakai dalam Radio Penerima AM, sedangkan penerima Superheterodyne Double Conversion umumnya dipakai dalam Radio Penerima FM..
Pada rangkaian superheterodyne, jika sensitivitasnya tinggi maka rangkaian akan lebih baik terutama pada rangkaian osilator dan BPF, pada kedua blok tersebut masing-masing blok memiliki kapasitor variabel yang dapat berubah-ubah nilainya, pada kapasitor ini terdapat rotor dan stator untuk mengatur keluaran kapasitor.
Pada rangkaian superheterodyne, kadang muncul frekuensi bayangan, biasanya terjadi ketika bandwidth frekuensi pemancar terlalu lebar, meskipun suara berada pada frekuensi lain, masih dapat didengar.
Penerima radio FM frekuensi ganda superheterodyne
Ada standar khusus di sirkuit ini, yaitu 88 MHz-108 MHz. Rangkaian penyetelan masih ada, demodulatornya adalah FM, dan kemudian penguat audionya. Dari antena 90 MHz dan BPF 10,7 MHz. Ada 10,7 dan 455 MHz di pasaran. Pada 10.7, terlalu tinggi untuk masuk ke dalam demodulator, sehingga disebut SPLATTER. Jadi, jika penerima 90 MHz dan 95 MHz dapat diterima, itu semua karena lebarnya. Sehingga suara yang dihasilkan semrawut. Jadi kita harus bersih-bersih. Alasan peluncur adalah karena memiliki berbagai penyihir jahat. Untuk mengatasi masalah ini sebelum demodulator, ada mixer yang kembali mencampur 10.7 dengan rangkaian osilator. Lalu ada BPF lagi tapi frekuensinya bukan 10,7 tapi 455 KHz. Jika osilator pertama variabel dan osilator berikutnya tetap, berarti nilainya tidak akan berubah. Gunakan osilator kristal untuk membuat frekuensi tinggi tanpa geser offset. Osilator kristal 10245 tersedia secara komersial.
Rangkaian osilator berisi X Tal atau osilator kristal yang diperoleh frekuensi 10,7 MHz - 455 dan hasilnya adalah 10,245 MHz. Nilai ini tetap dan tidak berubah dan osilator ini digunakan dan tidak berubah karena kualitasnya yang tinggi. Ada juga osilator 10,240 MHz di pasaran. Hal ini dikarenakan osilator 10.245 MHz sulit ditemukan di pasaran yang pada akhirnya menggunakan osilator 10.240 MHz dengan sistem kontrol PLL (past lock loop), sistem kontrol fase loop terbalik. Variable oscillator : linier, sedangkan PLL : tidak boleh melompat ke 10 KHz boleh juga 5 KHz diubah menjadi 450 KHz Dan terakhir osilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF 450 KHz sehingga gambar di blog juga terlihat.Kemudian dihubungkan ke modulator FM dan penguat audio E, dan terakhir ke speaker yang mengeluarkan suara. Modulator menggunakan FM bukan AM karena frekuensi FM berubah atau kecil sehingga perangkat dapat dengan mudah mendeteksi frekuensi. AM menggunakan frekuensi 30 ke bawah karena masih dapat dideteksi oleh detektor saat amplitudonya lepas dari carrier. Ada 2 metode yaitu metode deskriminator dan metode PLL, yang digunakan pada rangkaian ini.
KELAS: 1C
BalasHapusABSEN: 23
NAMA: WAHYU NUR ANGGORO WATI
NIM: 2141160051
LOKASI: BULULAWANG
PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
VTVM (Vacum Tube Volt Meter) atau biasa disebut Volt Meter Tabung Hampa atau Tabung Elektron merupakan alat ukur zaman kuno. Banyak orang yang masih menggunakan teknologi lama ini. Alat ini digunakan untuk mengukur tegangan pada rangkaian penala, agar bisa menerima sinyal-sinyal kecil agar bisa dikuatkan pada rangkaian RF.
Pada rangkaian penerima radio FM superheterodyne double conversion ini sama seperti single conversion tetapi mempuyai beberapa perbedaan.Bedanya yaitu pada double conversion terdapat dua mixer dan dua osilator sedangkan pada single conversion menggunakan mixer dan osilator masing-masing satu dan terdapat juga BPF (Band Pass Filter) dua pada double conversion. Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz. Pada penerima radio FM superheterodyne double conversion digunakan untuk frekuensi diatas 30MHz. Bisa digunakan untuk 30MHz kebawah tetapi menggunakan teknologi yang berbeda. Frekuensi pada superheterodyne double conversion menggunakan frekuensi 88MHz sampai 108MHz pada siaran FM. Siaran FM dengan komunikasi FM berbeda, contoh komunikasi FM yaitu pada radio amatir atau orari yang dimana 2meter ben sama dengan 150MHz. Jika ingin menggunakan frekuensi maka harus ada izinnya terlebih dahulu.
Pada gambar diatas jika pada variabel osilator menggunakan frekuensi sebesar 90MHz maka pada antena terdapat dua kemungkinan sinyal yang muncul, yaitu 100,7MHz dan 79,3MHz. Setelah di converter antara rangkaian penala dengan variabel osilator, maka tahap selanjutnya yaitu menggunakan BPF (Band Pass Filter) sebesar 10,7MHz. Menggunakan 10,7 MHz karena sudah termasuk ketentuan standar produksi. Jika pada rangkaian double conversion langsung menggunakan BPF (Band Pass Filter) 455KHz, maka frekuensi bayangan akan muncul. Oleh karena itu menggunakan BPF (Band Pass Fikter) 10,7MHz terlebih dahulu, agar frekuensi bayangan tidak muncul. Setelah pada BPF 10,7MHz diturunkan lagi dengan mixer, mixer disini menggunakan osilator kristal sebesar 10,245MHz agar pada BPF (Band Pass Filter) mendapatkan frekuensi sebesar 455KHz. Pada rangkaian variabel osilator dan demodulator menggunakan PLL (Phase Lock Loop) atau Discriminator. Pada demodulator ini merupakan bagian pemisahan antara sinyal karir dengan informasinya. Selanjutnya informasi dikuatkan oleh penguat audio dan di keluarkan melalui spraker.
Dipasaran banyak yang menjual osilator kristal dengan tipe 10.245MHz dan 10.240MHz. Pada rangkaian diatas menggunakan osilator kristal 10.245MHz, namun osilator kristal 10.240MHz juga bisa digunakan dengan cara dicula ulang atau ditala ulang. 10.240MHz digunakan untuk PLL, karena cara kerja PLL 10.240 harus dibagi dua sampai 10 kali dan hasil akhirnya yaitu 10KHz. 10KHz tersebut dapat dikalikan dengan rangkaian digital yang diinginkan.
Kelas : 1C
BalasHapusNo Absen : 18
Nama : Rendi Nofitasari Robiansah
Lokasi : Kabupaten Malang
Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion
Pada Superheterodyne Single Convertion hanya dapat menerima ferekuensi maksimal 30000 Khz atau lebih rendah Digunakan untuk gelombang AM dan perubahan amplitude dideteksi oleh demodulasi AM
Jika FM, Frekuensi berubah dan mengubah sinyal carrier pada pemancar yang mudah dideteksi oleh demodulator FM. Disini Memiliki fungsi untuk meningkatkan sensitivity (kemampuan penerimaan atau kepekaan) yang diukur pada input dari antenna ke BPF dan tegangan juga diukur dengan satuan microvolt, selain mengukur sensitivity dan tegangan juga mengukur impedansi dimana syaratnya adalah jika impedansi tinggi maka tegangan harus rendah.
VTVM (Vacum Tube Volt Meter) merupakan alat ukur kuno yang bisa mengukur tegangan (V) hingga microvolt dan digunakan untuk mengukur teganggan input yang ada pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal maka akan didapat nilai teganggan yang tinggi, tetapi jika tidak terdapat sinyal makan tidak ada nilai teganggannya. Dimana rangkaian penala harus memiliki Gain yang tinggi dna bandwith yang sempit untuk mmengantisipasi adanya frekuensi bayangan yang dapat megganggu output pada loudspeaker.
FM disini memiliki nilai frekuensi yang tinggi, dan sebaliknya AM memliki frekuensi yang rendah. Tetapi Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion disiini juga bisa digunakan untuk frekuensi rendah dengan single setting. Dimana range dari siaran Radio FM adalah 88 MHz sampai 108 MHz. Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion disini dihubungkan dengan 2 Oscilator yaitu Oscilator Variable (dapat mengubah nilai sesuai kebutuan) dan Oscilator Cristal (nilai paten dan tidak bisa berubah-ubah). Dimana nilai dari Oscilator Cristal yang sering dijual di pasaran adalah 10.240 MHz dan 10.245 MHz.
Sebagai contoh, pada penerima radio superheterodynr double convertion jika oscillator memiliki frekuensi 90 MHz dan BPF 10,7 MHz dan BPF 455 KHz maka frekuensi yang dapat diterima antenna adalah 100 ,7 MHz atau 79,3 MHz. Maka frekuensi yang diterima adalah 100 ,7 MHz karena penerima ini hanya meneriima frekuensi yang tinggi sehingga frekuensi rendah tidak bisa masuk dan tidak berpotensi menyebabkan adanya frekuensi bayangan. Dan jika selisih antar frekuensi tersebut sangat jauh maka tidak berpotensi adanya frekuensi bayangan, tetapi jika pada single convertion memiliki selisih frekuensi yang dekat sehinggan menimbulkan adannya frekuensi bayangan walaupun sangat kecil.
Padapenerima double convertion ini mixer kedua disambungkan lagi dengan oscilator cristal bernilai 10.240 MHz yang bertujuan agar pada BPF yang kedua dapat bernilai 455 KHz lalu frekuensi tersebut akan masuk pada demodulator FM untuk dipisahkan antara Carriernya dan informasinya sebelum masuk pada penguat akhir atau penguat AF.
Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga pemerima radio bisa menerima namun meluber. Oscilator cristal yang memiliki frekuensi 10.240 MHz digunakan untuk variable Oscilator PLL (Phase Lock Loop) yang artinya system penguncian fasa ikal balik. PLL bekerja dengan membagi frekuensi 10.240 MHz dengan 2 sebanyak 10 kali sehingga menghasilkan nilai 10 KHz.
Kelas : 1C
BalasHapusAbsen : 06
Nama : Bafian Atha Fiddin
Lokasi : Kota Malang
Salah satu kekurangan pemancar superheterodyne single conversion yaitu pada fungsi high frekuensi untuk rangkaian Am yaitu semakin tinggi frekuensi semakin sulit demodulator AM menerima karena semakin tinggi semakin sulit dideteksi. Karena itu lebih disarankan memakai demodulator FM. Alat ukur untuk mengukur mikro volt jarang ditemukan dan biasanya yang memiliki orang orang industri dan orang yang hobi. Mikro volt dengan impedansi tinggi biasanya menggunakan modulasi AM. teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi yang lama yaitu VTUM ( Vacum Tube Volt Meter) banyak lembaga-lembaga yang masih menggunakannya untuk mengukur tegangan pada rangkaian penala pada BPFharus mampu menerima sinyal kecil agar melanjut nya melanjutkan ke RF. Selectivity pada BPF digunakan 455 mhz Untuk menjangkau ke rangkaian penala pada pada vhf terdapat 80 mhz sampai 120 mhz terdapat selisih 40 mhz yang terjadi akan muncul frekuensi bayangan solusi untuk itu adalah superheterodyne double conversion.
Penerima radio FM superheterodyne double conversion
ring pemancar siaran standarnya adalah 88 mhz sampai 180 108 mhz misalnya ada sinyal 90 mhz pada rangkaian ini tidak langsung 455khz, tetapi harus melewati 10,7 mhz pada BPF frekuensi pada osilator nya yaitu 100,7 mhz dan 793 mhz pada double conversion. Kita menerima sinyal 100,7 mhz dan 79,3 mhz memiliki selisih lebih dari 20 mhz sehingga salah satu yang diseleksi maka 100,77 sehingga tidak muncul frekuensi bayangan Kenapa pada BPF 10,7 mhz karena sudah menjadi standar produksi kalau tidak menggunakan standar produksi maka merek lain tidak akan muncul. Pada BPF 10,7 mhz kemudian masuk ke mixer diturunkan oleh 10,245 mhz kemudian masuk agar menjadi sinyal 455 khz pada BPF selanjutnya pada rangkaian ini terdapat teknologi lama yaitu phase lock loop atau diskriminator. pada sinyal 10,7 dan 455 sering terjadi pergeseran sehingga pada demodulator FM di pisahkan karirnya agar lebih stabil cara kerja phase lock loop contohnya ketika ada sinyal 10,240 dibagi oleh 2 pangkat 10 dan hasilnya adalah 10 khz. Audio menggunakan AM dan radio menggunakan FM. PLL dengan frekuensi dibagi dulu sampai 10 kilo lalu dikalikan dengan program. Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz sedangkan yang dihasilkan frek suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri. Pada rangkaian tersbut harus di uji masing masing komponen resonansi tersebut. Untuk memisahkan informasi dan cariernya dapat diubah menjadi Radio TV mengguakan conversion FM superheterodyne yang menggunakan 5Mhz-9Mhz AM perubahan amplitude dan menghasilkan frekuensi suara tersebut.
Kelas : 1C
BalasHapusNo Absen : 11
Nama : Haikal Humam
NIM : 2141160094
Lokasi : Kota Malang
Pada penerima Superheterodyne Single Conversion, salah satu kekurangannya yaitu berkaitan dengan frekuensi pada penerimaan AM ini digunakan pada high frekuensi 3000 KHz -30.000 KHz / dibawahnya dengan sistem modulasi AM. untuk VHF digunakan pada 30.000 KHz keatas. 30.000 KHz kebawah menggunakan AM dan 30.000 KHz keatas pakai FM. menggunakan AM karena penggunaan amplitudo mudah dideteksi oleh demodulator AM, naik turunnya mudah dideteksi Demodulator AM. diatas 30.000 sulit dideteksi/semakin tinggi semakin sulit. Karena itu digunakan FM, dengan frekuensi yang berubah-ubah mengubah sinyal carrier dari pemancar sehingga mudah terdeteksi oleh demodulator FM, karena itu semakin tinggi modulasinya menggunakan FM. Selain itu juga untuk meningkatkan sensitivity /kemampuan penerimaan dan kepekaan terhadap sinyal (mikroVolt)
Syaratnya adalah impedansinya tinggi dan tegangannya rendah (mikroVolt). Yang banyak digunakan adalah teknologi yang lama yaitu VTVM (vacum tube volt meter). Voltmeter yang digunakan dengan teknologi tabung elektron. Butuh sensitivity supaya bisa menerima sinyal kecil yang nantinya akan dikuatkan. Gainnya tinggi, bandwidthnya sempit. sinyal kecil yang berdekatan bisa dipilih. Sensitivity yang baik adalah tegangan yang diukur cukup besar. Selectivity, BPF menggunakan 455 KHz untuk menyeleksi sinyal, harus berselisih 455 KHz dengan rangkaian penala. Jika sinyal yang diterima lebih besar , maka 455 lebih kecil dari sinyal carriernya. Kalau terlalu kecil, jaraknya terlalu dekat. sehingga sangat memungkinkan munculnya frekuensi bayangan, membuat selectivity menjadi rendah.
maka solusinya : dengan menggunakan Superheterodyne Double Conversion
Double conversion untuk frekuensi VHF(30MHz keatas). Digunakan untuk menerima radio FM(88MHz-108MHz) pemancar siaran FM.
misal
90MHz dengan oscilator, BPF nya diberi 10,7MHz, maka frekuensi dari oscilatornya bisa 100,7MHz atau dibawahnya yaitu 79,3MHz. frekuensi oscilator di 90,000 MHz maka sinyal yang diterima di antena yaitu 100,7 MHz dan 79,3 MHz. Jika yang digunakan 455 KHz maka sinyalnya 90,455 MHz dan 89,545 MHz jaraknya dekat.dua"nya bisa masuk diterima, beresiko keluar frekuensi bayangannya. jika single conversion sinyal yang diterima 90,455 MHz dan 89,545 MHz kemudian jika double conversion maka 100,7MHz dan 79,3 MHz, terpaut lebih dari 20,5 MHz dari frekuensi bayangan. Selanjutnya diturunkan kembali frekuensinya sehingga diberi mixer, dicampur dengan 10,245 MHz supaya fix tidak bergeser, menggunakan kristal. Bandwidthnya sangat sempit, gainnya sangat tinggi. Kemudian dimasukkan Demodulator FM dipisahkan carrier dan modulasinya, kemudian dikuatkan oleh penguat radio dan dikeluarkan oleh loudspeaker.
Demodulator FM dan variabel oscilator menggunakan teknologi PLL (Phase Look Loop). Pada Oscilator menggunakan kristral sehinggal lebih stabil. Teknologi tersebut juga bisa digunakan untuk Demodulator FM. Selain itu ada juga teknologi discriminator untuk memisahkan frekuensi carrier yang bergeser-geser.
Pada rangkaian PLL terdapat variabel control oscilator yaitu oscilator yang dikontrol oleh tegangan yang menghasilkan perbedaan phase/frekuensi yang dimanfaatkan oleh discriminator untuk dimodulator FM sehingga dihasilkan sinyal audio yang diperkuat kemudian ke speaker. Pada televisi audionya menggunakan FM, dan videonya menggunakan AM.
Kelas : 1C
BalasHapusAbsen : 07
Nama : Cahya Yovi Marwadah
Lokasi : Kota Malang
Kemampuan untuk penerimaan. Salah satu kekurangan pemancar superheterodyne single conversion yaitu pada fungsi high frekuensi untuk rangkaian Am yaitu semakin tinggi frekuensi semakin sulit demodulator AM menerima karena semakin tinggi semakin sulit dideteksi. Sensitifty/kepekaan pada sinyal dikirim pada input antena pada band pass filter. Sensitivity satuannya micro volt. Mengukur tagangan pada mikrofon dan mengukur impedansi. Alat ukur itu jarang ada di pasaran, karena yang memiliki biasanya industry dan orang hobby radio dan perguruan tinggi tertentu dan lembaga penelitian. Micro volt meter dengan impedansi sangat tinggi, kemudian tekhnologinya sudah ada dan memungkinkan, biasanya menggunakan fm. Yang banyak digunakan adalah tekhnologi yang lama yaitu vtvm, kerana cukup andal untuk mengukur tegangan input dari pada pengukur pada rangkain penala. Membutuhkan sensitivity tinggi agar dapat menerima/ menangkap sinyal kecil agar bisa di kuatkan. Sinyal kecil yang berdekatan bisa dipilih, sensitifty yang baik adalah tegangan yang di terima cukup besar. Selektivity, digunakan selisih harus 455khz. Kapasitor yang satu untu rangkaian penala dan yang satu pada oscilator. As di putar menyebabkan kapasitansi berubah, frekuensi resonansi berbeda 455khz. Jika terlalu kecil dan jarak terlalu dekat misal 200.000khz-455khz maka reangenyalebar. Jika dempet maka akan muncul frekuansi bayangan. Misal 159khz 455khz maka akan muncul frekuensi bayangan karena banwitch tinggi dan selectivity rendah. Solusinya untuk itu superheterodyn doble konversion. Doble koversion untuk frekuensi 30mhz ke atas, digunakan untuk menerima radio fm misal 88mhz-100mhz. Misal 90mhz dengan oscilator, band paa filternya pertama diberi 10,7mhz, oscilator bisa 100,7 mhz atau dibawahnya yaiutu 79,3mhz ini frekuensi pada oscillator. Jika langsung 455 maka sinyal yang akan di terima di antena kemungkinan 90,455 atau 89,545. Jika terlalu dekat keduanya bisa masuk di terima, ketika manggunakan dobel koversion bedanya sekiat 25mhz, jadi selisihnya jauh. Mengapa 10,7 karena merupakan standart produksi. Frekuensi ditutrunkan lagi, di beri mixer pencampuran di campur dengan 10,245 maka selisihnya 455. Bpf 10,7, bpf fiks 455, PLL fix 10,240mhz. Kemudian demodulator fm dipisahkan antara carier dan modulasinya, informasi di kelouarkan oleh penguat radio, kemdian keluarlah suaranya. Phase lock loop menggunakan kristal. Bukan variable kapasitor, teknologi ini dapat di gunakan untuk demodulator fm. Selain PLL, teknologi lama yang digunakan adalah deskriminator. Memisahkan frekuensi yang bergeser geser. Di detreksi oleh demodulator fm dan dipisahkan informasi dan cariernya. Di pasaran ada dijual kristalnya untuk di radio fm dan di sistem televisi, karena tv untuk audio menggunakan fm, videonya menggunakan am, dua tekhnologi di gunakan dalam satu televisi, tatapi seandainya tidak menemukan 20,245. Ada yang 10,240. Namaun harus di tunning ulang. Misal 10, 240 maka menggunakan 450. FM. PLL dengan frekuensi dibagi dulu sampai 10 kilo lalu dikalikan dengan program. Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz sedangkan yang dihasilkan frek suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri.
Kelas : 1C
BalasHapusNama : Rio Rakha Pragat
Absen : 19
NIM : 2141160040
Lokasi : Kab. Bojonegoro
VTVM (Vacum Tube Volt Meter) atau biasa disebut Volt Meter Tabung Hampa merupakan alat ukur zaman kuno.HAM yaitu salah satu oraganisasi pecinta radio,di Indonesia disebut dengan Orari.
Pada rangkaian PENERIMA RADIO FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSIONIni sama seperti yang kemaren single conversion tettapi mempuyai beberapa perbedaan.Menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz,dimana di frekeunsi yang di antenna yaitu 90 MHz.Yang dimana mempuyai rangkaian penala yang terhubung ke oscilator variable dan BPF,BPF sendiri terhubung ke rangkaian penguat RF dank e Mixer yang ketiga ini termasuk Converter. Tidak lagi menggunakan frekuensi 455 KHz ,dikarenakan frekuensi tersebut terlalu sempit karena disini menggunakan MHz.Sehingga menggunakan standart yaitu 10,7 MHz.10,7 MHz untuk diterima di Superheterodyne saat demodulator akan menjadi tinggi atau bisa disebut dalam istilah komunikasi yaitu splatter.Selanjutnya,sebelum ke rangkaian Demodulator harus ada rangkaian Mixer,BPF (Band Past Filter) dan Oscilator crystal. Dimana di Mixer ini terjadi proses pencampuran antar frekuensi.Di BPF menjadi 455 KHz kurang dari setengah KHz.Dan pada rangkaian Oscilatornya terdapat X Tal atau oscilator crystal frekuensi frekuensi nya diperoleh dari 10,7 MHz – 455 dan hasilnya 10,245 MHz.Nilai tersebut tettap dan tidak akan berubah dan menggunan oscilator ini dikarenakan kualitasnya yang tinggi dan tidak bergeser geser.dipasaran juga beredan oscilator frekuensi 10,240 MHz .Dikarenkan di pasaran oscilator yang frekuensi 10,245 MHz sulit ditemukan dan akhirnya menggunakan oscilator yang 10.240 MHz yang menggunakan system PLL (Past Lock Loop) system penguncian fasa ikal balik.Oscilator Variable itu linier,sedangkan PLL tidak melainkan lompat lompat sebanyak 10 KHz bisa juga 5 KHz.Radio FM menggunakan frekuensi 88 MHz – 108 MHz.dan selanjutnya pada rangkaian BPF yang aslinya 455 KHz.Di BPF sendiri mempuyai atau ada Trimer ,trimer sendiri yaitu digunakan untuk mengubah dengan cara di putar putar dan akhirnya diubah frekuensi resonansinya menjadi 450 KHz.Dan akhinya pada Oscilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF yaitu 450 KHz untuk gambar bisa dilihat pada blog.Selanjutnya dihubungkan ke Modulator FM dank e Penguat Audio dan terakhir ke Speaker yang akan mengeluarkan suara. Pada modulator menggunakan FM dari pada AM, dikarenakan FM frekuensinya berubah ubah atau besar kecil sehingga mudah dideteksi oleh perangkat dirangkai disini.Untuk AM sendiri digunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector dan perubahan amplitudonyay pada AM yang bekerja pada frekuensi,sedangkan amplitudonya dari frekuensi suara jauh sama cariernya.Dan ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian tadi
Kelas : 1C
BalasHapusNo. Absen : 09
Nama : Dhea Adrika Zahro Asyhari
Lokasi : Malang
Rangkaian superheterodyne adalah rangkaian penerima sinyal radio, memiliki beberapa tahapan yang mempengaruhi keluaran rangkaian, ada proses tunggal dan proses ganda. Pada Superheterodyne Single Convertion hanya dapat menerima ferekuensi maksimal 30000 Khz atau lebih rendah Digunakan untuk gelombang AM dan perubahan amplitude dideteksi oleh demodulasi AM.
Penerima Superheterodyne Single Conversion umumnya dipakai dalam Radio Penerima AM, sedangkan penerima Superheterodyne Double Conversion umumnya dipakai dalam Radio Penerima FM..
Pada rangkaian superheterodyne, jika sensitivitasnya tinggi maka rangkaian akan lebih baik terutama pada rangkaian osilator dan BPF, pada kedua blok tersebut masing-masing blok memiliki kapasitor variabel yang dapat berubah-ubah nilainya, pada kapasitor ini terdapat rotor dan stator untuk mengatur keluaran kapasitor. Pada rangkaian superheterodyne, kadang muncul frekuensi bayangan, biasanya terjadi ketika bandwidth frekuensi pemancar terlalu lebar, meskipun suara berada pada frekuensi lain, masih dapat didengar. Ada standar khusus di sirkuit ini, yaitu 88 MHz-108 MHz. Rangkaian penyetelan masih ada, demodulatornya adalah FM, dan kemudian penguat audionya. Dari antena 90 MHz dan BPF 10,7 MHz. Ada 10,7 dan 455 MHz di pasaran. Pada 10.7, terlalu tinggi untuk masuk ke dalam demodulator, sehingga disebut splatter. Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga pemerima radio bisa menerima namun meluber. Jadi, jika penerima 90 MHz dan 95 MHz dapat diterima, itu semua karena lebarnya. Sehingga suara yang dihasilkan semrawut. Jadi kita harus bersih-bersih. Alasan peluncur adalah karena memiliki berbagai penyihir jahat. Untuk mengatasi masalah ini sebelum demodulator, ada mixer yang kembali mencampur 10.7 dengan rangkaian osilator. Lalu ada BPF lagi tapi frekuensinya bukan 10,7 tapi 455 KHz. Jika osilator pertama variabel dan osilator berikutnya tetap, berarti nilainya tidak akan berubah. Gunakan osilator kristal untuk membuat frekuensi tinggi tanpa geser offset. Osilator kristal 10245 tersedia secara komersial.
Rangkaian osilator berisi X Tal atau osilator kristal yang diperoleh frekuensi 10,7 MHz - 455 dan hasilnya adalah 10,245 MHz. Nilai ini tetap dan tidak berubah dan osilator ini digunakan dan tidak berubah karena kualitasnya yang tinggi. Ada juga osilator 10,240 MHz di pasaran. Hal ini dikarenakan osilator 10.245 MHz sulit ditemukan di pasaran yang pada akhirnya menggunakan osilator 10.240 MHz dengan sistem kontrol PLL (past lock loop), sistem kontrol fase loop terbalik. Variable oscillator : linier, sedangkan PLL : tidak boleh melompat ke 10 KHz boleh juga 5 KHz diubah menjadi 450 KHz Dan terakhir osilator menggunakan frekuensi 10.240 MHz dan BPF 450 KHz sehingga gambar di blog juga terlihat.Kemudian dihubungkan ke modulator FM dan penguat audio E, dan terakhir ke speaker yang mengeluarkan suara. Modulator menggunakan FM bukan AM karena frekuensi FM berubah atau kecil sehingga perangkat dapat dengan mudah mendeteksi frekuensi. AM menggunakan frekuensi 30 ke bawah karena masih dapat dideteksi oleh detektor saat amplitudonya lepas dari carrier. Ada 2 metode yaitu metode deskriminator dan metode PLL.
Kelas : 1C
BalasHapusAbsen :10
Nama : Fakhril Muhammad Akhdaan Fadly
Lokasi : Kota Probolinggo
Pembahasan hari menjelaskan tentang Penerima radio FM superheterodyne double conversion yang merupakan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang
berdampingan dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah itu untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah karena bagian yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun pada stasiun yang berbeda. Pada rangkaian penerima radio FM superheterodyne double conversion sama seperti single conversion teteapi mempunyai perbedaan. Menggunakan frekuensi 88mHz-108mHz dimana frekuensi pada antenna yaitu 90mHz. Pada gambar tersebut sinyal yang diterima 90 MHz karena pada rangkaian penerima FM superheterodyne ini menerima sinyal frekuensi kecil. Lalu masuk ke rangkaian pelana dimana pada rangkaian ini terdapat alat ukur tegangan yang memiliki impedansi tinggi sehingga dapat mengukur hingga microvolt. Alat ukur yang bisa adalah alat ukur kuno yaitu VTVM (Vacum Tube Volt Meter). Jika menerima sinyal 90 Mhz dan terdapat pemancar lagi 9,2 Hz yang bisa diterima.Penyebab dari spletter sendiri dari pemancar yang bandwidthnya terlalu lebar, untuk mengatasinya yaitu setelah blok/rangkaian Band Pass filter yang terdapat mixer tambahan lagi. Pada penerima FM ini ada yang untuk mengukur sensivity kemudian ditrimmernya sampai dengan yang besar frekuensinya yang nantinya bisa mengukr microvolt. Semakin tinggi sensivitynya maka tegangan mikrovoltnya juga semakin tinggi dan kualitas penerima superheterodyne nya akan semakin baik. Pada Penerima FM Superheterodyne Double Conversion, Variabel kapasitor digunakan untuk mengubah-ubah Band Pass Filter pada Rangkaian Penala dan Variabel Osilator (Osilator Converter pertama). Sedangkan Osilator pada Converter Kedua menggunakan kristal. Untuk AM menggunakan pada frekuensi 30 kebawah dikarenakan masih bisa di deteksi oleh detector ,sedangkan amplitudonya berselisih pada cariernya.
Adapun bagian blok diagram radio penerima FM superheterodyne :
1. Antena penerima (receiving Antena
2. Penguat RF (RF Amplifier)
3. Oscilator local (Local Oscilator)
4. Mixer
5. Penguat IF
6. Limiter
7. AGC Detector (Automatic Gain Control / Pengendali Penguatan Otomatis)
8. Discriminator (Detektor FM)
9. De-emphasis
10. Penguat Audio (Audio Amplifier)
11. Speaker
ada 2 metode yaitu metode Deskriminator dan metode PLL yang digunakan pada rangkaian di atas. Di pasaran ada dijual kristalnya untuk di radio fm dan di sistem televisi, karena tv untuk audio menggunakan fm, videonya menggunakan am, dua tekhnologi di gunakan dalam satu televisi. Sinyal radio dengan frekuensi 30 MHz dan dibawahnya lebih baik menggunakan AM karena frekuensi tersebut masih dapat dideteksi oleh Detector. Organisasi yang mengumpulkan orang-orang yang hobi di bidang radio disingkat HAM. Dan ada juga ORARI yaitu organisasi pecinta radio di Indonesia.
Kelas : 1C
BalasHapusAbsen : 05
Nama : Amir Mahmud
NIM : 2141160126
Lokasi : Kab. Madiun
Penerima Radio FM Superheterodyne Double Conversion
Salah satu kekurangan pemancar superheterodyne single conversion yaitu pada fungsi high frekuensi untuk rangkaian AM yaitu semakin tinggi frekuensi semakin sulit demodulator AM menerima karena semakin tinggi demodulator semakin sulit untuk mendeteksi. Karena itu lebih disarankan memakai demodulator FM. Alat ukur untuk mengukur mikro volt meter jarang ditemukan dan biasanya jika ditemukan yang hanya memiliki orang orang tertentu saja seperti orang orang industri ataupun orang orang komunitas yang hobi dengan radio. Teknologi yang biasa digunakan termsuk teknologi lama yaitu VTVM (Vacoom Tube Volt Meter). VTVM adalah volt meter yang menggunakan tabung vakum untuk memperkuat besaran tegangan AC dan DC. Tabung vakum meningkatkan senseitivitas volt meter karena dapat mendeteksi sinyal dengan kekuatan yang sangat lemah. VTVM merupakan alat ukur yang mengukur tegangan (V) hingga micro volt dan digunakan untuk mengukur tegangan input yang ada pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal maka akan didapat nilai tegangan yang tinggi, tetapi jika tidak ada sinyal maka tidak akan ada nilai tegangannya. Dimana rangkaian penala harus memiliki gain yang tinggi dan bandwith yang sempit untuk mengantisipasi adanya frekuensi bayanagn yang dapat mengganggu output pada loudspeaker.
Radio penenrima FM superheterodyne merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan dengan menempatkan bagia terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat tingkat frekuensi antara intermediate frekuensi (IF) setelah frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagan intermediate frekuensi, karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7), dan tidak berubah meskipun dipilih di stasiun yang berbeda. Oscilator meresonasikan frekuensi sehingga dapat masuk pada rangkaian selanjutnya yang kemudian masuk ke BPF yang memiliki frekuensi 10,7 MHz Setelah mengalami mixer atau pencampuran. Frekuensi osilator lokal pada radio penerima FM superheterodyne dapat diubah dari 98,7 MHz samapai 118,7 MHz, sehingga dari pencampuran menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz.
Pada rangkaian ini terdapat teknologi lama lagi yaitu phase lock loop (PLL) atau discriminator. Pada sinyal 10,7 dan 455 sering terjadi pergeseran sehingga pada demodulator FM di pisahkan karirnya agar lebih stabil cara kerja phase lock loop contohnya ketika ada sinyal 10,240 dibagi oleh 2 pangkat 10 dan hasilnya adalah 10 KHz. Radio menggunakan FM PLL dengan frekuensi dibagi dahulu sampai 10 kilo lalu dikalikan dengan program. Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carrier perubahan tersebut diubah menjadi frekuensi radio TV menggunakan double conversion penerima FM superheterodyne. Pada rangkaian tersebut harus diuji pada masing masing komponen resonasi tersebut.
Kelas : 1C
BalasHapusNomor Absen : 20
NIM : 2141160076
Nama : Sabila Vaisha Putri
Lokasi : Kab.Malang
PENERIMA FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
Untuk memahami double conversion kita harus memahami terlebih dahulu tentang single conversion. Gelombang radio FM memiliki frekuensi 30.000 keatas, sedangkan AM memiliki frekuensi 30.000 kebawah. Naik turunnya gelombang AM akan mudah terdeteksi oleh modulator AM dan FM akan lebih sulit terdeteksi oleh demodulator AM dikarenakan semakin tinggi frekuensi maka akan semakin sulit terdeteksi. Demodulator AM bekerja untuk naik turunnya sinyal modulasi. Untuk meningkatkan sensitivity atau kemampuan penerimaan kepekaan sinyal diukur pada input antena ke Band Pass Filter. Pada titik masuknya akan dilakukan pengukuran tegangan dengan satuan mikro volt, syarat tegangan mikro adalah memiliki impedansi tinggi serta tegangan yang rendah. Alat pengukur sensitivity biasanya dimiliki oleh industri-industri ataupun para peneliti, yang banyak digunakan biasanya yaitu VTVM ( Vacuum Tube Volt Meter) yaitu volt meter yang menggunakan tabung elektron digunakan oleh banyak lembaga penelitian untuk mengukur input tegangan pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal dengan tegangan tinggi, sensitivity digunakan untuk menangkap sinyal-sinyal kecil yang berdekatan.
Band Pass Filter selisih 455 khZ digunakan untuk menyeleksi sinyal. Apabila oscilator diubah maka juga harus memiliki selisih 455 dengan rangkaian penala. Jika lebih besar dari 30.000 maka selisih 455 terlalu kecil dibandingkan dengan frekuensi carrier. Jika terlalu kecil maka akan ada frekuensi bayangan dan membuat selectivity menjadi rendah.
Double Conversion digunakan untuk frekuensi VHF 30 MHz sampai dengan 300 MHz, sebagai contoh digunakan untuk radio FM 88-108 MHz. Untuk gelombang radio informasi salah satu contohnya menggunakan radio amatir 2 meter band 150 MHz. Jika memiliki 90 MHz maka oscilator dapat memiliki frekuensi 100,7 MHz atau 79,3 MHz. Bandwidth lebar pada rangkaian penala di frekuensi tinggi dapat mengakibatkan adanya frekuensi bayangan.
Band Pass Filter dengan 10,7 (tidak variabel) merupakan standart produksi jika tidak maka tidak dapat digunakan untuk merk lain karena apabila terdapat kerusakan maka akan sulit menemukan komponen penggantinya. Mixer disitu digunakan untuk pencampuran dengan 10,245 (X-Tal) dan memiliki selisih frekuensi 455. Bandwitdh yang sempit dan gain tinggi, kemudian akan masuk demodulator FM untuk dipisahkan antara sinyal carrier dan modulasi lalu dikuatkan dan akan dikeluarkan.
Variable Oscilator menggunakan teknologi Phase Lock Loop menggunakan X-Tal agar lebih stabil dapat digunakan untuk demodulator FM, selain Phase Lock Loop juga terdapat discriminator. Dipasaran banyak dijual X-Tal dikarenakan banyak dibutuhkan oleh radio FM dan sistem televisi. Audio pada televisi menggunakan FM, sedangkan gambar atau video pada televisi menggunakan AM. 10,240 dan 10,245 juga terdapat banyak dipasaran karena banyak digunakan untuk Phase Lock Loop. Cara kerja Phase Lock Loop 10,240 adalah dengan terus menerus dibagi 2 hingga mendapat hasil 5 atau 10 KHz, setelah itu 10 KHz akan dikalikan dengan rangkaian digital melalui IC PLL.
Kelas : 1C
BalasHapusNo. : 22
Nama : Tegar Mardha Anta Wijaya
Lokasi : Kota Batu
Penerima AM Superheterodyne (Single Conversion)
Memiliki kekurangan berkaitan dengan frekuensi, dimana menggunakan system HF (High Frecuency) yang memiliki kemampuan 3.000 KHz - 30.000 KHz dengan modulasi AM. Sedangkan diatas 30.000 KHz menggunakan system VHF (Very High Frecuency) dengan modulasi FM. Dibawah 3.000 KHz menggunakan AM dikarenakan naik turun amplitude masih dapat dideteksi dengan mudah dengan Demodulator AM, semakin tinggi amplitude akan semakin susah untuk dideteksi. Sedangkan perubahan sinyal carrier mampu dideteksi oleh Demodulator FM, maka semakin tinggi frekuensi menggunakan FM. VTVM (Vacuum Tube Volt Meter) merupakan alat ukur yang paling sering digunakan, menggunakan teknologi lama dengan tabung electron, sinar katoda. VTVM ini mampu mengukur tegangan input BPF / Rangkaian Penala. Membutuhkan sensitivity yang tinggi untuk dapat menerima sinyal yang kecil, dan selectivity harus memiliki selisih 455 KHz. Dalam HF hanya terdapat AM saja tidak ada FM, FM ada pada VHF, sehingga selanjutnya kita membutuhkan Double Conversion untuk menerima FM.
Penerima FM Superheterodyne (Double Conversion)
Double Conversion ini untuk frekuensi VHF yaitu 30 MHz lebih, bisa juga untuk 30 MHz kebawah tetapi menggunakan single side band. Range standart nasional siaran FM yaitu 88MHz - 108MHz, frekuensi standart nasional BPF yaitu 10,7 MHz.
Sesuai dengan namanya double conversion ini menkonversi 2x, sehingga pada rangkaiannya terdapat 2 converter. Pada single conversion masih terdapat frekuensi bayangan karena menerima semua 2 pemancar dengan bersamaan, sedangkan pada Double Conversion sudah tidak ada frekuensi bayangan karena misal pada antenna pemancar ada 100,7 MHz dan 79,3 MHz selisih terpautnya cukup jauh yaitu lebih dari 20 MHz sehingga tidak diseleksi dan tidak ada frekuensi bayangan. Converter pertama memiliki besar frekuensi 10,7 MHz lalu ke converter kedua dengan ada osilator fix (X Tal) 10,245 MHz maka besar frekuensi selisih 455 KHz, lalu setelah itu lanjut ke demodulator FM untuk dipisahkan carrier dengan modulasi lalu modulasinya, informasinya dikuatkan oleh AF lalu di keluarkan oleh speaker, maka keluarlah suaranya. Demodulator FM ini ada 2 teknologi, yaitu :
- Phase Lock Loop (PLL)
- Discriminator
Pada televisi audionya menggunakan FM, Videonya atau visualnya menggunakan AM, dua-duanya ada terdapat dalam televisi. Phase Lock Loop (PLL) menggunakan 10.240 MHz, secara garis besar cara kerjanya yaitu frekuensi 10.240 MHz dibagi 2^10, sehingga hasil akhir 10 KHz, lalu dikalikan dengan pemrograman digital sesuai dengan kebutuhan. Jadi terdapat 2 jenis PLL (Phase Lock Loop) di pasaran, yaitu dengan frekuensi 10,245 MHz dan 10,240 MHz, perlu diuji dahulu dalam pemroduksian PLL ini di laboratorium dengan alat khusus agar hasilnya sesuai tuning.
kelas : JTD 1C
BalasHapusAbsen : 03
Nama : Aisa Davita Salsabilla
NIM : 2141160053
Lokasi: Kota Malang
Penerima AM Superheterodyne (Single Conversion)
Untuk 30.000 KHz ke atas itu untuk FM. Untuk 3.000 KHz itu untuk AM. Naik turunnya gelombang AM akan mudah dideteksi oleh modulator AM lalu FM lebih sulit dideteksi oleh demodulator AM karena semakin tinggi frekuensinya maka akan semakin sulit terdeteksi.
Semakin tinggi modulasinya maka menggunakan FM bukan AM.
Kepekaan daripada sinyal itu diukur pada antenna lalu masuk ke BPF (Band Pass Filter). Sensitivity itu satuannya microvolt. Mengukur menggunakan voltmeter dengan impedansi yang tinggi. Ukuran dari sensitivity adalah tegangan yang masuk ke antenna diukur dengan voltmeter yang mempunyai impedansi tinggi.
Semakin tinggi Sensitivity, lalu tegangan semakin tinggi, maka kualitas penerima Superheterodyne juga semakin baik.
Voltmeter lama yang dibuat dengan Teknologi yang lama yaitu VTVM (Vacum Tube Volt Meter) Untuk mengukur tengangan input pada rangkaian penala. Kalua ada sinyal tegangannya tinggi kalua tidak ada sinyal tegangannya rendah.
Sensitivity yang baik adalah tegangan yang diukur cukup besar
Selectivity, digunakan untuk seleksi sinyal, ada BPF (Band Pass Filter) yang 455 Khz untuk seleksi sinyal lalu berselisih 455 KHz di rangkaian penala. Kalau sinyal yang nantinya diterima lebih besar, maka 455 lebih kecil dari sinyal carrier nya. Kalua terlalu kecil jaraknya, maka memungkinkan akan terjadi munculnya frekuensi bayangan dan itu akan membuat selectivity jadi rendah. Lalu setelah itu akan dimodulasi lalu dikuatkan lalu keluar lewat speaker. Maka solusinya dengan cara Superheterodyne Double Conversion.
AM digunakan frekuensi rendah, Fm digunakan frekuensi tinggi. Frekuensi VHF semuanya menggunakan AM tidak ada yang FM.
Penerima Radio FM Superheterodyne Double Conversion Frekuensi 88 MHz sampai 108 MHz
Double Conversion digunakan untuk frekuensi VHF 30 MHz-300 MHz ke atas. Tetapi Double Conversion bisa digunakan untuk frekuensi 30 MHz ke bawah namun menggunakan teknologi yang berbeda. Misalnya 90 MHz dengan oscillator, diberi BPF 10,7 MHz, maka oscilatornya bisa 100,7 MHz atau dibawahnya yaitu 79,3 MHz. Jika menggunakan 455 langsung maka sinyal yang akan diterima antenna adalh 90,455 atau 89,545 dan oscillator nya adalah 90,000. Bandwidthnya sangat sempit lalu gainnya juga sangat tinngi. Lalu masuk ke di modulasikan di Demodulator FM lalu dipisahkan sinyal carriernya dan modulasinya.
Di Demodulator FM ada 2 teknologi, yaitu menggunakan PLL (Phase Locked Loop), variable oscillator juga bisa menggunakan PLL. Ini menggunakan kristal jadi lebih stabil.
Selain PLL ada juga Deskriminator, ini digunakan untuk memisahkan frekuens atau frekuensi carrier yang bergeser geser, itu di deteksi oleh demoderator FM kemudian dipisahkan informasi dan carriernya.
Pada televise itu audio menggunakan FM, dan videonya atau gambarnya menggunakan AM. Jadi 2 teknologi ini digunakan bersama-sama pada televise.
Kelas : 1C
BalasHapusNomor Absen : 08
NIM : 2141160116
Nama : Daffa Fadhil Arrahman
Lokasi : Kab.Malang
PENERIMA FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
Gelombang radio FM mempunyai frekuensi sebesari 30.000 keatas, dibandingakn dengan AM yang memiliki frekuensi sebesar 30.000 kebawah. Naik turunnya gelombang AM akan mempermudah dideteksi oleh modulator AM dan FM akan mempersulit terdeteksi nya demodulator AM dikarenakan semakin tinggi frekuensi maka akan semakin sulit terdeteksi.
Demodulator AM bekerja proses pemulihan sinyal pemodulasi dari sinyal termodulasi. Untuk meningkatkan kemampuan penerimaan sinyal yg diukur oleh impt antenna menuju ke band pass filter.. Pada saat sinyal masuk akan dilakukannya pengukuran tegangan dengan menggunakan satuan mikro volt, syarat tegangan mikro adalah memiliki yaitu impedansi tinggi serta tegangan yang rendah.
Alat pengukur sensitivity trsebut biasanya dimiliki oleh industry industry besar maupun para peneliti, yang banyak digunakan biasanya yaitu VTVM ( Vacuum Tube Volt Meter) yaitu merupakan volt meter menggunakan tabung elektron dipakai oleh lembaga penelitian untuk mengukur input tegangan pada rangkaian penala.
Band Pass Filter455 khZ digunakan untuk memilah sinyal. Apabila osilator diubah maka juga harus memiliki selisih 455 dengan rangkaian penala. Jika lebih besar dari 30.000 maka selisih 455 terlalu kecil dibandingkan dengan frekuensi carrier. Jika terlalu kecil maka akan ada frekuensi bayangan dan membuat selectivity menjadi rendah.
maka keluarlah suaranya. Demodulator FM ini ada 2 teknologi, yaitu :
- Phase Lock Loop (PLL)
- Discriminator
Pada saat televise mennggunakan audionya menggunakan FM, oatput video akan menggunakan AM, dua-duanya ada terdapat dalam televisi. Phase Lock Loop (PLL) menggunakan 10.240 MHz, secara garis besar cara kerjanya yaitu dengan frekuensi 10.240 MHz lalu dibagi 2^10, sehingga akan menghasil kan hasil akhir sebesar 10 KHz, lalu dikalikan dengan pemrograman digital sesuai dengan kebutuhan yg digunakan. Jadi terdapat 2 jenis PLL (Phase Lock Loop) di pasaran, yaitu dengan frekuensi 10,245 MHz dan 10,240 MHz, perlu diuji dahulu dalam pemroduksian PLL ini di laboratorium dengan alat khusus agar hasilnya sesuai tuningyang dibutuh kan .
Untuk memisahkan frekuensi informasi dan carier Perubahan tersebut lalu diubah menjadi frekuensi Radio TV menggunakan double conversion penerima FM Superheterodyne yang digunakan 5MHz-9MHz Am perubahan amplitudo yang bekerja pada frekuensi 88 MHz – 108 MHz sedangkan yang akan dihasilkan oleh frekuensi suara terlalu jauh fm akan mudah terbaca ketika di geser ke kanan dan ke kiri .
enggunakan FM bukan AM dikarenakan frekuensi FM berubah atau kecil sehingga perangkat dapat dengan mudah mendeteksi frekuensi. AM menggunakan frekuensi 30 ke bawah karena masih dapat dideteksi oleh detector .
MUHAMMAD RIFQI ZAKARIYAH
BalasHapusJTD 1C - 16
KOTA MALANG
PENERIMA FM SUPERHETERODYNE DOUBLE CONVERSION
Gelombang radio FM mempunyai frekuensi sebesari 30.000 keatas, dibandingakn dengan AM yang memiliki frekuensi sebesar 30.000 kebawah.
Naik turunnya gelombang AM akan mudah terdeteksi oleh modulator AM dan FM akan lebih sulit terdeteksi oleh demodulator AM dikarenakan semakin tinggi frekuensi maka akan semakin sulit terdeteksi. Demodulator AM bekerja untuk naik turunnya sinyal modulasi. Untuk meningkatkan sensitivity atau kemampuan penerimaan kepekaan sinyal diukur pada input antena ke Band Pass Filter. Pada titik masuknya akan dilakukan pengukuran tegangan dengan satuan mikro volt, syarat tegangan mikro adalah memiliki impedansi tinggi serta tegangan yang rendah. Alat pengukur sensitivity biasanya dimiliki oleh industri-industri ataupun para peneliti, yang banyak digunakan biasanya yaitu VTVM ( Vacuum Tube Volt Meter) yaitu volt meter yang menggunakan tabung elektron digunakan oleh banyak lembaga penelitian untuk mengukur input tegangan pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal dengan tegangan tinggi, sensitivity digunakan untuk menangkap sinyal-sinyal kecil yang berdekatan.
Band Pass Filter selisih 455 khZ digunakan untuk menyeleksi sinyal. Apabila oscilator diubah maka juga harus memiliki selisih 455 dengan rangkaian penala. Jika lebih besar dari 30.000 maka selisih 455 terlalu kecil dibandingkan dengan frekuensi carrier. Jika terlalu kecil maka akan ada frekuensi bayangan dan membuat selectivity menjadi rendah.
Double Conversion digunakan untuk frekuensi VHF 30 MHz sampai dengan 300 MHz, sebagai contoh digunakan untuk radio FM 88-108 MHz. Untuk gelombang radio informasi salah satu contohnya menggunakan radio amatir 2 meter band 150 MHz. Jika memiliki 90 MHz maka oscilator dapat memiliki frekuensi 100,7 MHz atau 79,3 MHz. Bandwidth lebar pada rangkaian penala di frekuensi tinggi dapat mengakibatkan adanya frekuensi bayangan.
Band Pass Filter dengan 10,7 (tidak variabel) merupakan standart produksi jika tidak maka tidak dapat digunakan untuk merk lain karena apabila terdapat kerusakan maka akan sulit menemukan komponen penggantinya. Mixer disitu digunakan untuk pencampuran dengan 10,245 (X-Tal) dan memiliki selisih frekuensi 455. Bandwitdh yang sempit dan gain tinggi, kemudian akan masuk demodulator FM untuk dipisahkan antara sinyal carrier dan modulasi lalu dikuatkan dan akan dikeluarkan.
Variable Oscilator menggunakan teknologi Phase Lock Loop menggunakan X-Tal agar lebih stabil dapat digunakan untuk demodulator FM, selain Phase Lock Loop juga terdapat discriminator. Dipasaran banyak dijual X-Tal dikarenakan banyak dibutuhkan oleh radio FM dan sistem televisi. Audio pada televisi menggunakan FM, sedangkan gambar atau video pada televisi menggunakan AM. 10,240 dan 10,245 juga terdapat banyak dipasaran karena banyak digunakan untuk Phase Lock Loop.
Kelas : 1C
BalasHapusNo Absen : 02
Nama : Ahmad Ghozali
Lokasi : Kota Malang
Superheterodyne Double Convertion
hanya dapat menerima ferekuensi maksimal 30000 Khz atau lebih rendah Digunakan untuk gelombang AM dan perubahan amplitude dideteksi oleh demodulasi AM
Jika FM, Frekuensi berubah dan mengubah sinyal carrier pada pemancar yang mudah dideteksi oleh demodulator FM. Disini Memiliki fungsi untuk meningkatkan sensitivity (kemampuan penerimaan atau kepekaan) yang diukur pada input dari antenna ke BPF dan tegangan juga diukur dengan satuan microvolt, selain mengukur sensitivity dan tegangan juga mengukur impedansi dimana syaratnya adalah jika impedansi tinggi maka tegangan harus rendah.
VTVM (Vacum Tube Volt Meter) merupakan alat ukur kuno yang bisa mengukur tegangan (V) hingga microvolt dan digunakan untuk mengukur teganggan input yang ada pada rangkaian penala. Jika terdapat sinyal maka akan didapat nilai teganggan yang tinggi, tetapi jika tidak terdapat sinyal makan tidak ada nilai teganggannya. Dimana rangkaian penala harus memiliki Gain yang tinggi dna bandwith yang sempit untuk mmengantisipasi adanya frekuensi bayangan yang dapat megganggu output pada loudspeaker.
FM disini memiliki nilai frekuensi yang tinggi, dan sebaliknya AM memliki frekuensi yang rendah. Tetapi Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion disiini juga bisa digunakan untuk frekuensi rendah dengan single setting. Dimana range dari siaran Radio FM adalah 88 MHz sampai 108 MHz. Penerima Radio FM Superheterodyne Double Convertion disini dihubungkan dengan 2 Oscilator yaitu Oscilator Variable (dapat mengubah nilai sesuai kebutuan) dan Oscilator Cristal (nilai paten dan tidak bisa berubah-ubah). Dimana nilai dari Oscilator Cristal yang sering dijual di pasaran adalah 10.240 MHz dan 10.245 MHz.
Sebagai contoh, pada penerima radio superheterodynr double convertion jika oscillator memiliki frekuensi 90 MHz dan BPF 10,7 MHz dan BPF 455 KHz maka frekuensi yang dapat diterima antenna adalah 100 ,7 MHz atau 79,3 MHz. Maka frekuensi yang diterima adalah 100 ,7 MHz karena penerima ini hanya meneriima frekuensi yang tinggi sehingga frekuensi rendah tidak bisa masuk dan tidak berpotensi menyebabkan adanya frekuensi bayangan. Dan jika selisih antar frekuensi tersebut sangat jauh maka tidak berpotensi adanya frekuensi bayangan, tetapi jika pada single convertion memiliki selisih frekuensi yang dekat sehinggan menimbulkan adannya frekuensi bayangan walaupun sangat kecil.
Padapenerima double convertion ini mixer kedua disambungkan lagi dengan oscilator cristal bernilai 10.240 MHz yang bertujuan agar pada BPF yang kedua dapat bernilai 455 KHz lalu frekuensi tersebut akan masuk pada demodulator FM untuk dipisahkan antara Carriernya dan informasinya sebelum masuk pada penguat akhir atau penguat AF.
Splatter adalah peristiwa yang terjadi jika pemancar sinyal memiliki bandwith yang lebar sehingga pemerima radio bisa menerima namun meluber. Oscilator cristal yang memiliki frekuensi 10.240 MHz digunakan untuk variable Oscilator PLL (Phase Lock Loop) yang artinya system penguncian fasa ikal balik. PLL bekerja dengan membagi frekuensi 10.240 MHz dengan 2 sebanyak 10 kali sehingga menghasilkan nilai 10 KHz.